Menilik Batu Emas dan Pagoda Kyaiktiyo di Myanmar

Pagoda Kyaiktiyo adalah situs perjalanan suci umat Buddha di wilayah Mon, Myanmar. Terdapat pagoda kecil yang memiliki tinggi 7,3 meter diatas batu granit yang dilapisi oleh kertas emas yang dipasang oleh para umat yang datang ke batu tersebut. Berdasarkan legenda, batu emas tersebut berdiri dengan kokoh karena beralaskan rambut Buddha. Batu tersebut seakan melawan gravitasi, karena penampakannya yang seakan-akan dapat jatuh mengelinding kebawah lembah namun ternyata tidak. Batu dan pagoda ini berada di puncak Gunung Kyaiktiyo, salah satu situs suci Buddha di Myanmar selain Pagoda Shwedagon dan Pagoda Mahamuni.

Dalam bahasa Mon, kata ‘kyaik’ artiya pagoda dan ‘yo’ berarti untuk dibawa diatas kepala pengembara. Kata ‘ithi’ berarti pengembara. Sehingga secara etimologis kyaiktiyo berarti pagoda diatas kepala pengembara.


Legenda pagoda ini berkaitan dengan Buddha, yang melakukan berbagai perjalanan dan kunjungan ke berbagai tempat. Saat melakukan perjalanan, Buddha bertemu dengan seorang pengembara bernama Taik Tha kemudian memberikan rambutnya kepada sang pengembara. Si pengembara yang berhasil membawa rambut Buddha ke hadapan Raja namun meminta Raja untuk menempatkan rambut tersebut di sebuah batu yang berbentuk kepala si pengembara.


Batu Emas di Saat Matahari Terbenam

Batu Emas di Saat Matahari Terbenam



Raja memiliki kesaktian turun temurun dari Ayahnya yakni Zagwi (seorang ahli ilmu magis) dan ibunya yang seorang putri naga kemudian menemukan bahwa batu tersebut di bawah laut. Dengan bantuan Thagyamin, Raja Langit Tawadeintha dalam kosmologi Buddha akhirnya Raja menemukan tempat yang tepat untuk meletakkan rambut dan batu tersebut di Kyaiktiyo. Dalam legenda ini, rambut Buddha tersebut yang membuat batu tersebut tidak jatuh menggelinding dan melawan hukum gravitasi yang ada di bumi. Perahu yang dipakai untuk mengangkut batu dari dasar laut berubah menjadi batu dan juga di sucikan bagi umat yang melakukan perjalanan suci dan lokasinya 300 meter dari batu emas dan kemudian dikenal dengan nama Kyauktahnban Pagoda.


Pagoda Kyaiktiyo terletak di bagian utara garis pantai Tenasserim. Batu emas terletak di ketinggian 1100 meter diatas permukaan laut. Dari kota Yangon sekitar 210 kilometer untuk mencapai situs ini. Untuk mencapai situs suci ini dapat dimulai dari desa Kinpun yang letaknya 16 kilometer dari bawah Gunung Kyaiktiyo dan sekaligus menjadi jarak paling dekat ke Pagoda Kyaiktiyo.


Legenda juga menyebutkan bahwa umat yang melakukan perjalanan suci dari desa Kinpun menuju batu emas ini sebanyak tiga kali dalam setahun akan diberkati dengan kesejahteraan dan akan terpandang dalam kehidupannya.


Berjalan Kaki dari Bawah Gunung

Berjalan Kaki dari Bawah Gunung


Dari bawah gunung dilakukan pendakian dengan kaki untuk mencapai batu emas. Saat melakukan perjalanan ini akan terlihat banyak sekali bebatuan granit berukuran besar dan posisinya tidak stabil. Setelah mendekati puncak gunung terdapat dua patung singa yang berjaga di depan pintu Pagoda Kyaiktiyo. Memasuki areal ini, pengunjung harus melepas alas kakinya dari sini dan merupakan budaya orang Myanmar saat memasuki kawasan suci.


Walaupun jalanan aspal sudah dibuat sejak tahun 1999 dari terminal bus Yatetaung untuk mencapai batu emas ini, para umat maupun pengunjung dapat memilih melakukan perjalanan kaki sejauh 11 kilometer untuk merasakan pengalaman melihat berbagai kuil dan pagoda yang dibangun sepanjang perjalanan dan memenuhi perjalanan sucinya.


Sampai di puncak gunung terlihat batu dengan tinggi 7,6 meter dan berkilau dengan warna emasnya yang sangat indah. Sekilas batu ini tampak seperti dapat jatuh dan menabrak sewaktu-waktu. Batu ini akan terlihat lebih indah dan spektakuler dari lembah yang terdapat kuil-kuil disekitarnya namun sayangnya batu ini hanya dapat disentuh oleh laki-laki saja.


Dalam komplek kuil Kyaiktiyo, terdapat beberapa bangunan, pagoda, kuil Buddhadan kuil roh suci yang disebut nat. Para umat berkumpul di kawasan dibelakang batu untuk berdoa dan memberikan persembahan kemudian meletakkan kertas emas di batu sebagai bentuk persembahan untuk mendapatkan anugerah. Agak jauh dari komplek pagoda utama terdapat delapan gong yang berbentuk lingkaran dengan empat patung roh nat dan satu patung dewa ditengah. Pemandangan akan semakin indah jika Anda datang ketika matahari sedang terbenam.

No comments: