Hadis-hadis Bukhari

Hadis-hadis Bukhari, oleh beberapa ahli hadis seperti Muhammad Al-Gazali dari Mesir, Fazlurrahman (1919-1988 M), Abu Hasan al-Daruquthni (306-385 H), Al-Sarkhasi (w 493 H/1098 M), Muhammad Abduh (1849-1905 M), Muhammad Rasyid Ridha (1865-1935 M), dan Ahmad Amin (w 1373 H/1945 M) dinyatakan tidak semuanya sahih. Kalangan terpelajar mengetahui mereka bukan pengikut Syiah sehingga kajiannya terhadap hadis Bukhari didasarkan pada standar akademis.

Prof.Muhibbin dari IAIN Wali Songo meneliti dan menulis disertasi yang menyebutkan bahwa terdapat hadits lemah, bahkan dhaif dari kitab hadis Bukhari. Muhibbin menjelaskan bahwa tidak semua hadits yang terdapat dalam kitab Bukhari masuk dalam kategori sahih. Terdapat beberapa hadis palsu dan lemah (dhaif). Hadis palsu yang terdapat dalam kitab Bukhari setelah diteliti ada yang tidak sesuai dengan fakta sejarah. Misalnya, tentang Isra Mi’raj terjadinya sebelum Muhammad saw menjadi Nabi. Padahal, fakta sejarah menyebutkan setelah diangkat menjadi Nabi. Bahkan, menurut Al-Daruquthni terdapat sekitar 110 hadis palsu di dalam kitab Bukhari dari sejumlah 6.000-an hadis.

Alih-alih sarjana-sarjana Sunni sendiri mempreteli Bukhari, justru kaum Muslim Syiah menggunakan Bukhari dan Muslim dalam menyampaikan hadis tentang keutamaan Ahlulbait sebagai pegangan umat Islam yang bersanding dengan Al-Quran sebagai warisan Nabi untuk umat Islam. (ahmad sahidin, tinggal di Bandung)

Ahmad S

No comments: