Museum Bom Atom Hiroshima

13451527392032104146

Siapa yang tidak kenal Hiroshima, hampir kita semua pernah mendengar kata Hiroshima, setidaknya dari pelajaran sejarah sewaktu masih duduk di bangku sekolah. Hiroshima adalah kota bersejarah di Jepang karena pernah dijatuhi bom atom oleh Amerika. Bulan lalu saya pergi ke Hiroshima yang kedua kali untuk mengantar istri. Tujuan utamanya yaitu mengunjungi Museum bom atom dan Miyajima.
Turun di terminal bus utama Hiroshima, kami langsung menuju ke Kubah Bom Atom (atomic bomb dome) dengan berjalan kaki selama 15 menitan, sebuah bangunan bersejarah yg dibiarkan seperti sejak dibom dan diresmikan mjd warisan dunia oleh UNESCO pada 1996. Sebelum Hiroshima dibom, bangunan yg berada di tepi sungai Aioi ini berfungsi sbg ruang pameran produk-produk lokal. Dirancang oleh arsitek berkebangsaan Ceko, gedung ini mulai digunakan sejak tahun 1915. Boleh disebut bangunan ini adalah pintu selamat datang menuju ke museum bom atom yg berada tidak jauh dari sini. Dalam perjalanan menuju museum kami melewati monumen origami burung bangau. Origami adalah bahasa Jpg dr kerajinan kertas lipat, berasal dr kata ori (lipat) dan kami (kertas). Konon katanya barang siapa yang membuat kerajinan kertas lipat burung bangau ini sebanyak 1000 buah, maka keinginannya akan menjadi kenyataan. Yang mana, seorang gadis kecil bernama Sasaki Sadako yang waktu dijatuhkannya bom atom berumur 2 tahun 8 bulan, terus menerus membuat burung bangau kertas ini supaya sembuh dari penyakit leukemia yg dideritanya akibat dari radiasi bom atom, namun akhirnya dia meninggal juga pada usia 12 tahun. Sewaktu Sadako meninggal, dia baru menyelesaikan 644 buah burung bangau kertas, yang kemudian diteruskan oleh teman-temannya sehingga Sadako dikuburkan dg rangkaian bunga dari burung bangau kertas. Kemudian kami mewati kolam panjang berujung cenotaph (tugu makam peringatan). Di depan cenotaph, orang-orang silih berganti memanjatkan doa bagi korban bom atom. Kubah bom atom, kolam panjang, cenotaph dan museum bom atom terletak pada satu garis lurus. Lalu kami menuju museum yg berada tidak jauh dr cenotaph. Sudah banyak orang baik dari Jepang sendiri atau luar negeri yg berkunjung ke museum yg buka sejak pukul 8:30-18:00 ini. Tiket masuknyapun terbilang murah, 50 yen (Rp 6000,- an) saja. Ada panduan rekaman tour museum dalam bentuk headset yg bs disewa 300 yen (Rp 36.000,- an) yg diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa termasuk bahasa Indonesia. Di dalam museum diceritakan sebelum bom dijatuhkan Hiroshima adalah kota pendidikan dan militer. Sebelum restorasi Meiji pada tahun 1867, Hiroshima adalah kota kerajaan bagi 2 propinsi besar, Chuugoku dan Shikoku.

Awalnya terdapat 4 kota potensial yg dipilih Amerika untuk dibom atom, yaitu Hiroshima, Kokura, Niigata, dan Nagasaki. Akhirnya Hiroshima dipilih menjadi prioritas utama karena hanya kota Hiroshima ini yang tdk ada tentara sekutu yang dipenjara di sini.

Pada 6 Agustus 1945 dini hari pukul 1:45, terbanglah 3 buah pesawat Amerika dari pulau Tinian, sebelah tenggara negara Jepang. Pesawat pembom B-29 pertama yg dinamai Enola Gay membawa bom atom dikawal 2 buah pesawat lain yang membawa kamera dan berbagai macam peralatan lainnya. Bom atom yg dinamakan “The Little Boy” ini dijatuhkan dan meledak tepat pada pukul 8:15. Bom ini meledak 600 m di atas permukaan tanah, dan 250 m sedikit meleset dari jembatan Aioi yg berbentuk T yg menjadi target karena mudah dikenali dari udara. Ledakannya setara dengan 12.500 ton TNT, dengan tekanan mencapai 19 ton/m pada jarak 500 m dr pusat ledakan, menghancurkan bangunan-bangunan dan membuat orang tersapu hilang terbawa angin ledakan. 70.000 orang meninggal saat itu juga. Tidak sedikit korban jiwa yg meninggal setelah menderita demam, mual, diare, dan pendarahan. Korban yang lain dapat bertahan sambil menderita keloid (luka bakar parah), leukemia, kanker dan gejala lainnya. 3 hari kemudian, 9 Agustus 1945 bom atom kedua dijatuhkan di Nagasaki. Lumpuhnya kedua kota ini dan banyaknya korban jiwa yg meninggal memaksa kaisar Hirohito menghentikan perang secepatnya untuk menghindari jatuhnya korban yang lebih banyak. Akhirnya Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945 di atas geladak kapal perang Missouri yg berlabuh di teluk Tokyo. Selanjutnya di lantai 2, diceritakan jaman setelah bom atom diledakkan, dimana Hiroshima bertahan dan berjuang bangkit kembali membangun kota. Dipajang juga buku PSPB dari Indonesia, dan buku-buku sejarah dari berbagai negara yg di dalamnya memuat peristiwa bersejarah tsb. Ada juga kenang-kenangan dari pemerintah kota Semarang sbg cenderamata bhw museum ini pernah mengadakan pameran di Semarang. Diinformasikan pula cadangan nuklir berbagai negara, yaitu Amerika sebanyak 8.500 warheads, Rusia sebanyak 11.000 warheads, Inggris 225 warheads, Perancis 300 warheads, China 240 warheads, India 80-100 warheads, Pakistan 90-110 warheads, Israel 80 warheads dan uniknya Korea Utara dengan tanda tanya pada jumlah warheadsnya (data diperbarui pada Januari 2011). Korea Utara mengadakan uji coba ledakan nuklir pada tahun 2006 dan 2009, namun tidak ada informasi resminya. Pada Desember 2010, cadangan plutonium Korut diperkirakan sekitar 24-42 kg, cukup untuk membuat 8 senjata nuklir. Akhirnya sampailah kami di penghujung museum yg menampilkan barang-barang yg waktu itu terkena dampak ledakan bom atom. Ada struktur jembatan besi yg melengkung akibat panasnya temperatur udara saat itu, gerbang pintu besi yg terkena hentakan ledakan bom atom, pakaian org yg sudah compang camping, gelas/botol yg meleleh dll. Ada juga tiruan “The Little Boy”, dan diorama posisi ledakan bom di atas kota Hiroshima. Kurang lebih 2 jam kami berada di dalam museum tsb. Lalu kami melanjutkan perjalanan ke Miyajima dan pulang kembali ke Saijo pada malam harinya.


Dirgahayu Republik Indonesia ke 67 (17 Agustus 1945-17 Agustus 2012)

Hendi Wisma

No comments: