Peneliti Temukan Makam Tokoh Besar Kerajaan Samudra Pasai

SAMUDERA – Peneliti sejarah dan kebudayaan Islam, Taqiyuddin Muhammad menemukan makam tokoh besar dalam Kerajaan Islam Samudra Pasai yaitu Al-Malik Saray Negeri Syaj’ah yang hidup di zaman pemerintahan Sultan Zainal ‘Abidin Ra-Ubabdar. 
Makam Al-Malik Saray Negeri Syaj’ah ditemukan di Gampong (Desa) Teungoh, Kemukiman Blang Me, Kecamatan Samudera, Aceh Utara, Kamis, 13 Desember 2012, sore. Makam tua itu berada di pekarangan rumah Hj. Nurmala (50 tahun).
Mulanya, Hj. Nurmala yang bekerja di kantor Majlis Adat Aceh (MAA) Aceh Utara, melaporkan kepada Ramlan Yunus, asisten peneliti dari Central Information for Samudra Pasai Heritage (CISAH) bahwa di pekarangan rumahnya ada makan bersurat (inskripsi). Setelah mengecek ke lokasi, Ramlan lalu menghubungi Taqiyuddin yang bisa membaca inskripsi pada nisan-nisan kuno.
Kepada ATJEHPOSTcom, Jumat, 14 Desember 2012, Taqiyuddin mengatakan, di lokasi tersebut ada beberapa makam dari zaman Samudra Pasai yang nisan-nisannya masih tersisa. Posisi nisan-nisan tua itu, kata dia, tampak tidak beraturan. Tapi tiga makam di antaranya masih berada di posisi semula. Salah satunya, makam dengan dua batu nisan (utara dan selatan) yang memiliki inskripsi.
Menurut Taqiyuddin, nisan sebelah selatan pada makam tersebut sudah patah dua. Namun masih bisa disambungkan dan hanya sedikit bagian dari inskripsi yang rusak akibat patah. Berdasarkan penjelasan Nurmala, di kuburan itu dulunya ada pohon Keulayu besar, sehingga makam-makam ini dikenal oleh masyarakat setempat dengan sebutan Jirat Teungku di Keulayu.
Hasil pemeriksaan yang dilakukan Taqiyuddin diketahui bahwa makam dengan batu nisan bersurat itu adalah milik salah seorang tokoh besar dalam Kerajaan Islam Samudra Pasai. Pada epitaf nisan itu disebutkan bahwa pemilik makam adalah seorang terkenal bernama Al-Malik Saray Negeri Syaj’ah.
“Dari gelar pada awal namanya nyata-nyata ia memang seorang pembesar kerajaan, boleh jadi seorang panglima atau penguasa wilayah tertentu (gubernur) dalam zaman Samudra Pasai,” kata Taqiyuddin. “Tapi nama yang demikian itu baru kali ini ditemukan sehingga perlu pengkajian lajutan”.
Berdasarkan inskipsi pada nisan itu, menurut Taqiyuddin, juga disebutkan bahwa Al-Malik Saray Negeri Syaj’ah telah wafat pada waktu Zhuhur hari Jum’ah 7 Dzul Qa’dah 845 H (1441 M), yakni setelah kira-kira 14 tahun dari wafatnya Al-Malikah Nahrasyiyah binti Sultan Zainal ‘Abidin.
“Ini juga dapat mengungkapkan bahwa ia telah hidup di zaman pemerintahan Sultan Zainal ‘Abidin Ra-Ubabdar (Wafat 841 H/1438 M), yang merupakan periode paling gemilang dan dinamis, di mana diyakini kawasan pengaruh Samudra Pasai telah mencapai semenanjung Melayu, Melaka, terutamanya,” kata Taqiyuddin.
Taqiyuddin mengatakan temuan komplek makam dan batu nisan tokoh ini telah menambahkan satu lagi nama tokoh penting dalam sejarah Samudra Pasai sesudah temuan terakhir di bulan Mei lalu dalam masa kegiatan Ekpedisi Meugat Seukandar III untuk wilayah Kecamtan Paya Bakong, Aceh Utara.
“Kita berharap ke depan dapat menemukan lebih banyak lagi tokoh-tokoh pelaku sejarah di zaman Samudra Pasai, karena dengan demikian kita akan dapat menyusun sejarah kita dengan cara yang benar,” kata Taqiyuddin.
Komplek makam yang ditemukan ini, sebagaimana lainnya, akan diusulkan kepada pemerintah untuk diberi perawatan yang semesti dan selayakanya. “Mengingat mereka merupakan sosok-sosok yang telah mengukir sejarah panjang dari negeri yang kita cintai ini,” katanya.
Sementara ini, kata Taqiyuddin, beberapa pemuda dari Gampong Teungoh yang menaruh perhatian terhadap komplek makam ini berjanji akan membersihkan batu-batu nisan yang sudah ditutupi lumut, sebagai wujud pro-aktif mereka menjaga warisan sejarah. Juga untuk memudahkan penelitian lanjutan yang akan dilakukan untuk komplek makam ini dan  sekitarnya.[]

No comments: