Mihrab Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi.
Kusnandar SThI
Ibnu
Mas’ud adalah seorang sahabat Nabi dan pemegang rahasia Rasulullah SAW.
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Mas’ud bin Ghafil bin Habib. Dia
termasuk orang pertama yang masuk Islam.
Jika Rasulullah
bepergian, Ibnu Mas’ud yang menemani Nabi pergi, sembari membawakan
sandal, bantal, sikat gigi dan air untuk wudhu Rasulullah. Mereka
berjalan bersama-sama, kadang Ibnu Mas’ud berjalan di depan, kadang di
belakang.
Ia sering masuk ke kamar Rasulullah mengurus tempat
tidur Nabi SAW. Tak heran, sahabat Abu Musa al-Asy’ari pernah menduga
Ibnu Mas’ud sebagai keluarga Nabi. Jika Nabi SAW tengah mandi, Ibnu
Mas’ud yang menutupinya. Begitu juga ketika Nabi tidur, Ibnu Mas’ud
membangunkannya. Serta memakaikan kedua sandalnya ketika Nabi berdiri
dan hendak pergi. Apabila Nabi duduk, ia menyelipkan kedua sandal di
bawah ketiaknya.
Perawakannya kurus dan pendek sekali serta
kulitnya amat hitam. Selalu berpakaian rapi serta memakai wangi-wangian.
Ciri khas lainnya adalah, ia memiliki betis yang kecil. Perawakannya
yang kecil inilah yang pernah dipuja Rasulullah dari orang-orang yang
menertawakannya.
Karena selalu menemani Rasulullah, Ibnu Mas’ud
termasuk salah satu sahabat, dari sekian banyak sahabat yang
mengumpulkan Alquran langsung dari mulut Rasulullah. Ibnu Mas’ud
bersumpah, "Demi Allah Yang tidak ada Ilah selain-Nya. Tidaklah satu
surat pun yang diturunkan dari Kitabullah, kecuali saya mengetahui, di
mana surat itu diturunkan. Dan tidak ada satu ayat pun dari Kitabullah
kecuali mengetahui, kepada siapa ayat itu diturunkan. Sekiranya aku
tahu, ada orang yang lebih mengetahui tentang Kitabullah dan tempatnya
bisa ditempuh oleh Unta, maka niscaya aku akan berangkat menemuinya."
(HR Bukhari).
Ia mengetahui Alquran dan waktu turunnya.
Rasulullah memujinya dan menganjurkan para sahabat lain untuk belajar
dan menghapal Alquran kepadanya. Sabda Rasulullah kepada para
sahabatnya, “Ambillah Alquran itu dari empat orang. Yaitu dari Abdullah
bin Mas'ud, Salim, Mu'adz bin Jabal dan Ubay bin Ka'ab.” (HR Bukhari,
Muslim, Tirmidzi, Ahmad).
Maka beramai-ramai orang mengambil
pelajaran Alquran darinya, mengamalkannya, membaca, menghapal, serta
Ibnu Mas’ud menjelaskan dan memperingatkan kepada mereka masalah yang
penting jika terdapat kekeliruan dalam membaca Alquran. Kata Ibnu Mas’ud
saat mengajarkan Alquran, "Aku telah membacanya di hadapan Rasulullah
SAW.” (HR Bukhari).
Petuah Nabi kepada sahabatnya, “Barang siapa
yang ingin membaca Alquran yang baik seperti pertama kali turun, maka
bacalah seperti bacaan Abdullah bin Mas’ud.”(HR Ibnu Majah, Ahmad).
Selain
itu, Ibnu Mas’ud juga dianugerahi suara yang merdu. Rasulullah suka
meminta Abdullah bin Mas’ud membacakan Alquran untuknya. Rasulullah
ingin mengetahui bacaan Alquran yang telah diajarkannya kepada anak
didiknya. "Bacakanlah Alquran padaku," sabda Nabi kepada Ibnu Mas’ud
suatu ketika. "Aku membacakannya untuk Anda, padahal kepada Andalah ia
diturunkan?” jawab Ibnu Mas’ud. "Sungguh aku suka mendengarnya dari
orang lain," perintah Nabi SAW.
Lalu Abdullah bin Mas’ud
membacakan surat An-Nisa. Ketika bacaan Ibnu Mas’ud sampai kepada ayat
41 yang artinya, “Maka bagaimanakah (orang kafir nanti), apabila Kami
mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami
mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai
umatmu).” “Cukup,” pinta Nabi kepada Ibnu Mas’ud untuk menghentikan
bacaannya. Ibnu Mas’ud berhenti dan melihat wajah Rasulullah, lalu
berkata, “Dan ternyata kedua mata Beliau SAW berlinangan air mata.” (HR
Bukhari, Abu Dawud, Ahmad).
Pada zaman pemerintahan Umar bin
Khathab, Abdullah bin Mas’ud bertugas di Kufah untuk megajarkan agama
Allah di sana. Ali bin Abi Muthalib memuji Ibnu Mas’ud dan menyatakannya
sebagai orang berilmu, yang mengetahui Alquran dan sunnah. Abdullah bin
Mas’ud juga banyak meriwayatkan hadits sebanyak 840 hadits. Dia wafat
di Madinah pada tahun 32 Hijriah dalam usia 65 tahun.
No comments:
Post a Comment