Kisah Masjid Tua di Jakarta

Abah Alwi
Abah Alwi

Ketika VOC menaklukkan Jayakarta pada Mei 1619, Guberrnur Jenderal JP Coen menghancurkan keraton, termasuk membakar sebuah masjid yang diperkirakan letaknya saat ini tidak jauh dari Hotel Batavia, hotel bintang lima di Kota Intan, Jakarta Utara.
Masjid ini diyakini dibangun beberapa saat setelah Fatahillah berhasil mengusir armada Portugis dan menaklukkan Sunda Kelapa dari Kerajaan Hindu Pajajaran pada Juni 1527. Kalau berdasarkan tahun tersebut, ketika masjid ini dilenyapkan Belanda usianya sudah 82 tahun.

Mungkin saja masjid yang dihancurkan tentara bayaran VOC yang terdiri dari orang Eropa dan ronin dari Jepang itu merupakan masjid pertama di Jakarta. Meskipun demikian, ada catatan sejarah yang menyebutkan bahwa pada masa Kerajaan Pajajaran, di Sunda Kelapa sudah ada permukiman pedagang Muslim walau tak ada keterangan yang menyebut mengenai tempat ibadah mereka.

Bagaimana setelah Jayakarta ditaklukkan? Semua penduduknya meninggalkan kota dan mereka hijrah ke wilayah yang kini disebut Jatinegara Kaum di Jakarta Timur. Di tempat pengasingan ini, Pangeran Ahmad Jakarta mendirikan sebuah masjid yang diberi nama as-Shalafiah dan samapi kini masih berdiri kokoh setelah beberapa kali direnovasi hingga menjadi masjid jami.
Di dekatnya terdapat pemakaman, termasuk makam Pangeran Jayakarta. Jatinegara Kaum ialah sebuah perkampungan yang hingga kini sebagian masyarakatnya masih menggunakan bahasa Sunda. Mereka adalah keturunan penghuni Kota Jayakarta dan juga Banten.

Berita tertua tentang adanya sekolah Islam dan masjid berasal dari laporan seorang pendeta. Pada 18 Mei 1648, pendeta itu melaporkan dalam sidang Dewan Gereja bahwa di sebelah barat tembok Kota Batavia sudah terdapat moorsche temple, maksudnya masjid (Adolf Heyken SJ, Masjid-masjid Tua di Jakarta).

Masih dalam abad ke-17, terdapat Masjid al-Anshor di Jalan Pengukiran II, Kelurahan Pekojan, Jakarta Barat. Masjid ini dibangun pada 1648. Letaknya tidak jauh dari china town Glodok. Seperti masjid-msjid tua lainnya, masjid ini dahulunya adalah sebuah mushala yang di Betawi lebih dikenal dengan sebutan langgar. Masjid ini adalah masjid tertua di Jakarta yang masih dapat kita datangi.

Sebuah masjid tua lainnya berada di Kampung Bebek (Angke) yang dibangun oleh Sekretaris Kapiten Cina Souw Beng Kong yang bernama Gouw Tjai. Ini menunjukkan sejak abad ke-17 sudah ada warga keturunan Cina yang memeluk Islam. Sayangnya, masjid ini sudah tidak kita dapati lagi. Pada abad yang sama dibangun Masjid al-Alam di Cilincing dan sebuah masjid lainnya di Marunda dengan nama yang sama.

Pada abad ke-18 di Jalan Sawah Lio II/33, Kampung Jembatan Lima, kita masih dapati Masjid al-Mansyur yang merupakan masjid pertama yang dibangun pada abad ke-18, tepatnya tahun 1717. Dibangun oleh Abdul Muid, seorang keturunan penggawa dari Kerajaan Mataram.
Dalam masa perjuangan kemerdekaan, masjid ini dijadikan pusat mental rakyat Jakarta dalam perjuangan melawan penjajah. Tokoh Islam terkenal yang memimpin masjid ini pada masa revolusi (1945-1949) adalah KH Mohammad Mansyur. Dia memasang bendera merah putih di puncak tiang masjid hingga ditembaki serdadu NICA.

Pada abad ke-18 pula, ada pembangunan berbagai masjid, seperti Masjid Luar Batang yang dibangun pada 1736, Masjid Kampung Baru di Bandengan Selatan yang dibangun warga India pada 1748, Masjid An-Nawier di Pekojan (1760), dan Masjid Tambora (1761). Masih ada Masjid Krukut (1785), Masjid Kebon Jeruk (1786), dan Masjid al-Mukromah di Jalan Lodan di Ancol (1715). Masih ada belasan lagi masjid tua yang dibangun pada abad ke-19 dan ke-20 yang masih tegak berdiri di Jakarta. Sebagian telah berubah menjadi bangunan rumah ibadah modern.

Tidak diragukan lagi, masjid menduduki posisi sentral dalam Islam dan kehidupan kaum Muslim, tidak hanya dalam ibadah ritual, tetapi juga dalam berbagai aspek kehidupan. Di masjid-masjid inilah kaum Muslim saling berinteraksi dengan penuh persaudaraan serta kasih-mengasihi.
Itulah yang dicontohkan Nabi Muhammad ketika beliau hijrah dari Makkah ke Madinah, yang pertama dilakukan adalah membangun masjid.
Alwi Shahab
Redaktur : Heri Ruslan

No comments: