Jejak Orang Makassar di Australia 500 tahun yang lalu


1417737786500837521
Sumber : Australian National University

Apabila kita amati seni lukis aborigin di dinding goa di wilayah Australia Utara mulai dari Kimberley ke ujung wilayah Northern Territory sampai ke wilayah utara Queensland, jelas sekali terlihat rekam jejak interaksi antara masyarakat asli Australia (Aborigin) dengan orang Makassar. Peristiwa ini terjadi jauh sebelum era orang kulit putih mendarat di Australia dan mengklaim sebagai bagian dari kerajaan Inggris.
Interaksi ini diperkirakan terjadi mulai pada tahun 1650 and 1750 atau sebelumnya , karena kemampuan orang Makassar melaut dan mencari ikan dan teripang. Dari rekam jejak lukisan tersebut tampaknya terjadi hubungan yang cukup harmonis antara orang Makassar dan Aborigin. Kemampuan membangun rumah, membuat senjata, pengolahan ikan dan membuat perahu merupakan beberapa kemampuan orang Makassar yang ditularkan kepada masyarakat abogirin Australia yang pada saat itu lebih primitif karena hidupnya berpindah-pindah secara berkelompok.
Peristiwa ini direkam oleh suku Aborigin dalam bentuk lukisan di dinding-dinding goa. Di situ ada lukisan perahu bugis beserta pelautnya, lukisan senjata badik, lukisan rumah yang diduga sebagai tempat pengasapan ikan, lukisan pohon beserta kera khas Sulawesi dll
Sayangnya hubungan ini seolah terputus dan dibatasi setelah Australia menjadi wilayah kerajaan Inggris dan selanjutnya menjadi negara sendiri dengan hukum territorial nya.
14177380121692139470
Lukisan Perahu Bugis di Goa di wilayah Northern Territory. Sumber :http://www.planbooktravel.com.au/

14177383001223130451
Lukisan Perahu Makassar. Photo : http://islammonitor.org
14177385861108724126
Orang Makassar mengolah teripang di Port Essington pada tahun 1845. Photo : http://islammonitor.org/
14177389742107061191
Suku Aborigin sedang memancing yang dilukis oleh penjelajah Perancis tahun 1800. Photo : http://www.utas.edu.au

Sumber : Tucon and May, 2013 Rock art evidence for Macassan–Aboriginal contact in northwestern Arnhem Land, in Macassan History and Heritage : Journey, Encounter and Influences. Ed. Clark and May

Ronny N

No comments: