Misteri Berakhirnya Kesultanan Palembang Darussalam ?

Dikarenakan Sultan Mahmud Badaruddin II, ditangkap pihak Belanda, maka terjadilah kekosongan kekuasaan di Kesultanan Palembang Darussalam.
Untuk mengatasi itu, pada tanggal 16 Juli 1821 dilantiklah Prabu Anom menjadi Sultan Najamuddin IV dan ayahnya Husin Dhiauddin menjadi Susuhunan (Najamuddin II).
Belanda yang merasa telah “menang perang”, menjadikan Kesultanan di bawah pemerintahan kolonial Belanda. Akan tetapi, nampaknya tindakan Belanda ini, mendapat reaksi dari keluarga Kesultanan.
Pada tanggal 21 November 1824, Sultan dibantu keluarga serta alim-ulama menyerbu ke garnisun Belanda di Kuto Besak. Disebabkan kurangnya persiapan. serangan ini tak membawa hasil, Sultan Najamuddin IV melarikan diri ke daerah Ogan.
masjidagung3
Misteri Sultan Ahmad Najamuddin IV (Prabu Anom)

Perlawanan Sultan Ahmad Najamuddin IV ini tentu mengagetkan Belanda, pada awalnya mereka berharap Sang Sultan bisa mereka jadikan Pemerintahan Boneka.
Beberapa waktu kemudian, tersiar khabar, Sultan di-tinggal oleh para pengikutnya. Akibatnya ia menyerahkan dirinya kepada Belanda tahun 1825, Sang Sultan lalu dibawa ke Batavia, dan setelah itu dipindahkan ke wilayah pedalaman daerah Menado (Sulawesi Utara).
Setelah peristiwa penyerahan diri Sultan Ahmad Najamuddin IV, kemudian pihak Pemerintah Kolonial Belanda menyatakan membubarkan Kesultanan Palembang Darussalam.
Namun kbabar tentang menyerahnya Sultan Ahmad Najamuddin IV, yang mendapat julukan Sultan Amuk oleh Belanda, perlu kita kritisi kebenarannya. Hal ini disebabkan, ada beberapa kejanggalan, dari kisah tesebut, antara lain :
1. Dikatakan Sultan ditinggal pergi pengikutnya, tentu ini hal ini terasa ganjil. Para pengikutnya yang bersedia se-hidup se-mati di dalam pertempuran, tiba-tiba pergi meninggalkan Sultan.
2. Dikatakan Sultan menyerahkan diri kepada Belanda. Kisah ini lebih aneh lagi, sebab apa untungnya Sultan menyerahkan diri, dimana untuk kemudian harus dipenjara serta dibuang ke Manado.
3. Ada pendapat Sultan bukan menyerahkan diri, melainkan ditangkap. Namun pendapat ini perlu dikaji lagi, sebab wilayah tempat pengungsian Sultan sangat luas, dan kecil kemungkinan pihak Belanda, berhasil menangkap beliau, di daerah pedalaman.
Perlu dipahami, setelah khabar yang menceritakan Sultan Ahmad Najamuddin IV (Prabu Anom), ditangkap dan dibuang ke Manado, perlawanan kepada Belanda ternyata masih terus berlanjut.
Bahkan pada tahun 1851, pemerintah Belanda sampai memecat Pangeran Kramo Jayo, yaitu Perdana Menteri yang mereka angkat, karena dianggap bersekutu dengan Para Pejuang di pedalaman.
palembang1
Cap Stempel Sultan Ahmad Najamuddin Prabu Anom
Nampaknya peristiwa dibuang-nya Sultan Ahmad Najamuddin IV (Prabu Anom) ke Manado ini, perlu dikaji ulang. Apalagi sampai sekarang, kepastian keberadaan makam beliau masih diselimuti misteri.
Apakah kisah-kisah tentang Sultan Terakhir Palembang ini, adalah bentuk rekayasa dari Pemerintahan Kolonial Belanda, dengan tujuan untuk menghabisi Kedaulatan Kesultanan Palembang Darussalam ?
Apakah Sang Sultan, berhasil melarikan diri dari penjara Pemerintah Kolonial Belanda, dan selanjutnya kembali ke pedalaman, untuk terus melakukan perlawanan bersama para pengikutnya yang setia?
WaLlahu a’lamu bishshawab

Referensi :
1. Berakhirnya Kesultanan Palembang Darussalam
2. Kesultanan Palembang Darussalam
3. Belanda, Pengkhianatan dan Pahlawan
4. Sultan Mahmud Badaruddin II, Pahlawan Nasional dari Keluarga Al Alawiyin di Kesultanan Palembang Darussalam

No comments: