NWO, Untold History

nwo
NWO adalah New World Order. Tatanan Dunia Baru. Dalam bahasa latin yang tercetak di mata uang US Dollar dinamakan “Novus Ordo Seclorum”. Bahasa Inggrisnya: New Order of the Ages. Dan banyak pula yang menyebutnya dengan “Novus Ordo Mundi”.
Di sini kita tidak bermain di tataran etimologis. Kita akan menyebutnya dengan satu frasa singkat yang sudah populer di dunia yaitu “NWO”, yang memiliki arti sebagai: “Satu Tatanan Dunia Baru yang dipimpin oleh satu kekuatan super power yang berada di atas negara-negara lainnya.” Dan para futurolog lebih menyukai istilah: Globalisasi. Dunia kita sekarang, kondisinya nyaris sudah seperti ini.
Terciptanya NWO tidak serta merta terjadi. Ada proses konspiratif yang panjang yang melibatkan kekuatan-kekuatan di balik layar yang memiliki banyak nama namun punya satu tujuan. Secara populer kita mengenal istilah Freemasonry, Illuminati, Kabbalah, Zionisme, Bilderberger, Rockefeller Citizen, Trilateral Comission, Club of Rome, Bohemian Grove, dan lain sebagainya.
Nah, masalahnya banyak di antara kita yang kurang memahami istilah-istilah ini dengan baik. Bahkan banyak orang yang mengaku sebagai sejarawan, dan juga penulis, yang secara ngawur menuding bahwa sesuatu itu adalah Illuminati atau sesuatu yang lain adalah Freemasonry. Terlebih jika sudah berbicara mengenai bahasa simbol.
Agar kita semua memiliki wawasan yang benar tentang NWO, dan juga kaitannya dengan sejarah Freemasonry dan Illuminaty serta yang lainnya, ada baiknya kita menelusuri sejarahnya yang memang tidak akan pernah diberikan oleh lembaga-lembaga pendidikan formal, namun diberikan oleh kitab-kitab suci seluruh agama langit.
Eramuslim akan menuliskan serial terbarunya ini untuk Anda semua. Salah satu buku yang nantinya banyak dikutip adalah”Knights Templar Knights of Christ” (Rizki Ridyasmara, 2006) yang sekarang sudah tidak lagi dipasaran. Semoga dengan mengetahui sejarah panjang tentang konspirasi penguasaan dunia ini, kita bisa lebih cermat dan cerdas dalam menyikapi dunia dengan segala isinya. Tugas manusia hanya satu yakni tetap berada dalam ketauhidan selama jantung masih berdetak. Dan tugas iblis juga cuma satu yaitu mengeluarkan manusia dari jalan ketauhidan. Selamat menyimak.
*
Kisah Bermula
Semua agama langit di dalam kitab-kitab sucinya selalu memuat fragmen Adam dan Hawa (atau Eva) yang terusir dari Surga (Eden) sebagai awal muasal keberadaan manusia di bumi. Di dalam kitab suci Al-Qur’an surah Al-Baqarah dan beberapa surah lainnya, kisah tentang Adam dan Siti Hawa ini dimuat. Bahkan Ibnu Abbas meriwayatkan jika terusirnya Adam dan Hawa dari Surga diikuti oleh Iblis dan Ular.
Literatur Barat yang berpegangan pada Injil kitab Genesis (Kejadian), menyebutkan jika Adam dan Hawa memakan buah Apel atas bujukan iblis sehingga diusir dari Eden. Kelak di kemudian hari, simbol buah Apel yang tergigit akan menjadi salah satu simbol terpopuler di dunia. Salah satunya dipopulerkan oleh Macintosh, di mana komputer keluaran pertamanya dihargai sejumlah 666 dollar! Tentang sejarah simbol Apel dan kisah Apple-Macintosh dengan harga 666 dollarnya akan dibahas kemudian dalam rubrik baru eramuslim tentang Simbologi.
Di bumi, Adam dan Hawa beranak pinak, dan seiring jalannya waktu, akhirnya anak cucunya menyebar ke berbagai permukaan bumi. Sebagai manusia beriman, Adam dan Hawa berupaya agar anak cucunya menjalani hidup dengan lurus, mengikuti jalan ketauhidan, dan hanya menyembah kepada Allah Swt. Namun di sisi lain, iblis juga tidak tinggal diam. Sepanjang waktu iblis selalu mencari celah agar anak-cucu Adam bisa menjauhi ketauhidan dan menjadi bagian dari kelompok pengikutnya.
Waktu terus bergulir, bumi terus berputar dan siang serta malam silih berganti. Dari bulan, tahun, hingga bilangan abad. Akhirnya anak cucu Adam telah menyebar ke berbagai belahan bumi. Dan selaras dengan sunnatullah, ada yang tetap dalam keimanannya dan ada pula yang ingkar. Ada segolongan manusia yang tetap memelihara ketauhidan di dalam hatinya, dan ada pula yang mencari tuhan-tuhan lain selain Allah azza wa jalla. Yang terakhir ini adalah mereka yang tertipu oleh bujuk rayu iblis sebagaimana Adam dan Hawa pernah tertipu di Surga.
Entah pada tahun keberapa sebelum masehi, dari berbagai peninggalan purba yang diketemukan oleh para arkeolog di masa sekarang, diketemukan fakta jika pada suatu massa manusia-manusia di bumi ini telah memiliki sistem kepercayaan yang nyaris serupa yaitu melakukan penyembahan terhadap Ular dan Matahari. Ritual penyembahan terhadap Ular bisa ditemui di Mesir Kuno seperti yang terdapat di bagian depan mahkota para Firaun dan juga kisah di dalam Al-Quran tatkala Musa a.s. ketika melawan pasukan penyihir Firaun.
Selain di Mesir Kuno, ritual penyembahan Ular juga ditemukan di Pompeii Italia, Suku Aztec di Amerika tengah, di Yunani, dan juga Persia. Coba bayangkan, di zaman purba ketika bumi masih gelap gulita, listrik belum diketemukan, alat transportasi massal belum ada dan alat komunikasi yang bisa menghubungkan antar benua juga belum ada, manusia-manusia di berbagai belahan dunia yang letak geografisnya saling berjauhan bisa memiliki sistem kepercayaan yang sama terhadap Ular. Mereka menuhankan Ular, binatang yang sampai sekarang dianggap sebagai personifikasi Iblis atau Setan.
High Priestess Maxine Dietrich di dalam artikel berjudul “Teaching of Ancient Egypt: The Brotherhood of the Snake” (2002) menulis, “Setan membentuk kelompok persaudaraan ular bagi para manusia pengikutnya agar mereka bisa merasakan kondisi kejiwaan dan spiritual tingkat tertinggi”.
Oleh para ahli, Persaudaraan Ular atau Brotherhood of Snake ini diyakini berada di balik rezim-rezim thagut seperti Para Pendeta Amon yang berada di belakang Firaun, yang membunuhi para Nabi Allah Swt, yang menghasut King Harodes agar memburu Isa a.s., dan di dalam sejarah modern mereka pula yang diyakini menghasut Paus Urbanus II agar mengibarkan bendera Salib untuk merebut Yerusalem.
Selain penuhanan terhadap Ular, Iblis juga menciptakan sistem penuhanan terhadap Matahari. Sistem kepercayaan ini juga didapati di berbagai belahan dunia pada zaman purba. Antara lain di Irak, Persia, Yunani Kuno, Roma Pagan, Mesir Kuno, Amerika Selatan, Jepang, dan Syiria.

Selain penyembahan terhadap ular yang merupakan simbolisme iblis, mereka ini juga memiliki sistem kepercayaan penyembahan terhadap Dewa Matahari. Salah satu yang terkenal di dalam sejarah yang memiliki kepercayaan terhadap Dewa Matahari adalah Raja Nimrod. Raja inilah yang membangun Menara Babel dan juga mengawini ibunya sendiri yang bernama Semiramis. Kelahiran Nimrod yang terjadi pada 25 Desember inilah yang sekarang dirayakan sebagai Hari Natal.
Selain Nimrod yang menguasai Babilonia dan menjadi induk dari sihir Kabbalah di kemudian hari, orang-orang Majusi di Persia (Iran) juga menuhankan Ahumarazda, Tuhan Matahari. Lalu ada pula Helios, sang Dewa Matahari bangsa Yunani kuno (Greek), yang secara khusus membangun sebuah kota khusus untuk menyembah Helios yaitu Heliopolis atau kota Cahaya.
Di Roma Kuno, dikenal Dewa Mithra, Dewa Matahari yang dipengaruhi sistem kepercayaan Persia. Pengikutnya disebut Mithraism. Kemudian yang tak kalah tekenalnya adalah Firaun di Mesir Kuno yang menyembah Ra, Dewa Matahari. Firaun sendiri salah satu sebutannya adalah Raja Cahaya.
Jauh di pedalaman benua Amerika, di sebelah selatannya, Suka Inca, Maya, dan Aztec, juga menyembah Dewa Matahari di mana didirikan kuil Matahari berbentuk pramida terpancung. Suku Inca menyebut Tuhan Mataharinya dengan nama Inti; Aztec menyebutnya Virachocha, dan Suku Maya menamakannya Dewa Kukulchan (Film “Apocalypto” karya Mel Gibson sedikit banyak memuat ritual pemujaan suku Maya terhadap Dewa Mataharinya ini di piramida terpenggal).
Bangsa Jepang juga punya sistem kepercayaan serupa dengan Shintoisme-nya di mana Tuhan Matahari Feminim disebut sebagai Amaterasu. Di Syiria, Tuhan Matahari disebut sebagai Adonis dan Atis. India juga punya Btara Surya, Sang Dewa Matahari.
Tuhan Ular dan Tuhan Matahari merupakan dua tonggak penting dalam memetakan sistem kepercayaan iblis dalam masa pra sejarah umat manusia di dunia ini. Walau para arkeolog sudah berusaha dengan sekuat tenaga membuat batu dan fosil “bisa berbicara”, namun tetap saja asal dan usul kelompok ini sangatlah gelap. Kita hanya dapat membuat rekaan dan menduga-duga. Dan disinilah peran kitab suci agama-agama langit untuk menerangkannya.
Lebih dari kitab suci agama langit apa pun juga, kitab suci al-Qur’an merupakan satu-satunya kitab suci yang sejak ditulis hingga sekarang tetap dalam keasliannya. Tidak ada satu titik pun yang berubah, ditambah atau dihilangkan. Ini berbeda sekali dengan kitab suci lainnya semisal Alkitab.
Di dalam Al-Qur’an terdapat banyak sekali kisah, yang di antaranya menyebut kaum Yahudi sebagai kaum yang telah berkali-kali mengingkari ketauhidan. Bahkan kaum ini dengan terang-terangan memusuhi Taurat yang diturunkan Allah Swt kepada Musa a.s. dengan membuat sebuah ‘kitab suci‘ yang ditulisnya sendiri bernama Talmud. Kitab hitam inilah yang kelak melahirkan paham zionisme yang sangat rasis dan semuanya sesuai dengan ajaran iblis.
Sejak kaum Yahudi mengingkari Musa a.s. dan lebih mematuhi Samiri dengan patung anak sapinya yang bisa mengeluarkan suara, maka sejak itu Kaum Yahudi menjadi kaum satanik. Walau demikian Allah swt masih menyayangi mereka dan berkali-kali diutus Nabi dari golongan mereka sendiri dengan tugas mengembalikan kaum Yahudi dari kesesatan kepada ketauhidan, namun sejarah telah menorehkan tinta hitamnya tentang kaum yang satu ini hingga dunia merasa muak dan memusuhi mereka sepanjang sejarahnya.
Kabbalah dan Lahirnya Biarawan Sion
Tentang Biarawan Sion, atau Zion, kita akan mengutip buku Knights Templar Knight s of Christ (2006) dalam bab yang juga berjudul “Biarawan Sion”. Berikut salinannya:
Di halaman pertama novel The Da Vinci Code (Dan Brown), tertulis: “FAKTA… Biarawan Sion adalah organisasi nyata—sebuah masyarakat rahasia Eropa yang didirikan pada tahun 1099. Pada tahun 1975, Perpustakaan Nasional di Paris menemukan sebuah perkamen yang dikenal sebagai Les Dossiers Secrets , yang mengidentifikasi sejumlah anggota Biarawan Sion, yang mencakup nama-nama seperti Sir Isaac Newton, Botticelli, Victor Hugo, dan Leonardo Da Vinci.”
Nama-nama seperti The Knights Templar, Freemasonry, dan Iluminati mungkin bagi banyak orang sudah tidak asing lagi, seperti halnya ketika kita mendengar istilah Zionisme. Namun untuk Biarawan Sion atau The Priory of Sion, istilah tersebut kuranglah popular. Sebutan Biarawan Sion baru terdengar pada abad ke-20. Wajar saja, karena yang satu ini memang gelap dan misterius. Bagai menyusur terowongan yang gelap, banyak cabang, dan tanpa ujung, makin kita masuk ke dalam, makin gelap, makin sulit memastikan, dan makin banyak yang tidak diketahui. Di antara berbagai rahasia dan misteri dunia, bisa jadi, Biarawan Sion merupakan salah satu rahasia dan misteri yang paling gelap dan paling menggelitik keingintahuan para peneliti sejarah dunia.
Segala upaya untuk menyibak kemisteriusan Biara Sion telah dilakukan. Tidak ada seorang pun yang berani memastikan apa dan bagaimana sesungguhnya organisasi purba itu bekerja dan berasal. Ada yang yang menyatakan organisasi ini didirikan sembilan tahun sebelum pasukan Salib di bawah komando Godfroi de Bouillon merebut Yerusalem dari tangan umat Islam. Ada pula yang menyatakan didirikan bertepatan dengan hari takluknya Yerusalem ke tangan pasukan salib yang pedang dan kaki-kaki kudanya masih berlumuran darah kaum Muslim dan Yahudi. Namun ada pula yang merunut jauh berabad-abad sebelumnya tatkala para Pharaoh masih berkuasa di Mesir kuno, sebelum datangnya Nabi Musa a.s.
Menurut peneliti kebanyakan, bisa jadi, Godfroi de Bouillon memang yang mendirikan ordo ini sebelum atau saat takluknya Yerusalem ke tangan pasukan salib. Namun darimana dan siapa sesungguhnya anggota ordo ini berasal? Mengapa mereka tiba-tiba muncul dan langsung tampil di pentas sejarah dunia dan sangat berkuasa, padahal tanpa latar belakang yang jelas. Siapa mereka sesungguhnya?
Kemisteriusan Biara Sion ini bertambah-tambah ketika banyak kalangan mencari tahu tentang organisasi yang satu ini, namun tidak bisa menemukan sesuatu keterangan yang bisa dianggap akurat. Sebab itu, ada pula orang yang menduga bahwa organisasi ini sebenarnya palsu dan tidak pernah ada dalam sejarah.
Terhadap tuduhan seperti ini, Dan Brown sebagai penulis The Da Vinci Code berujar filosofis, “Kita tidak akan pernah tahu apa yang terjadi di masa lampau. Hal ini sama seperti sejarah. Seperti yang dinyatakan oleh Napoleon Bonaparte, sejarah merupakan sebuah kejadian di masa lalu yang kisahnya disetujui oleh beberapa pihak. Dan pihak yang menang atau berkuasalah yang menentukan sejarah ini. Lagi-lagi saya tekankan, seberapa akuratnya sejarah itu sendiri? Seberapa benar adalah benar?
Selain itu, kode P.S yang dipahat pada nisan Marie de Blanchefort diyakini sebagai singkatan dari Priory of Sion. Beberapa perkamen yang ditemukan pendeta Bérenger Sauniére dari pilar Gereja di Rennes-le-Château, selatan Perancis, juga mengisyaratkan hal ini. Lalu ada pula Puri Gisors dengan menara penjagaan berbentuk segi delapan. Puri Gisors ini merupakan sebuah pusat Biara Sion setelah tahun 1188. Tidak banyak memang. Tapi hal yang sedikit tentu tidak bisa menjadikan kita mengenyahkan sama sekali ‘keberadaan’ dari organisasi misterius ini. Apalagi bagi beberapa peneliti, seperti yang ditulis The Holy Blood and the Holy Grail, mereka meyakini terdapat benang merah yang cukup kuat antara Ordo Sion atau yang kemudian dikenal sebagai Biara Sion dengan Ksatria Kuil (Knights Templar), dan kemudian mereka berubah menjadi Freemasonry dan segala bentuk organisasi sejenis lainnya.
Diyakini, hal tersebut tidak berhenti sampai di sini. Mereka terus menggunakan berbagai ‘topeng’ dengan berbagai ‘nama’ dalam bekerja. Adakah Masonic Bible, Scofield Bible , Bilderberger, Judeo-Christian (atau yang juga populer dengan sebutan Kristen Zionis) , kelompok Neo-Con  yang kini berkuasa di Amerika Serikat, dan bahkan kampanye gerakan liberal dunia serta feminisme merupakan buah karya mereka pada abad ke-21? Agaknya sulit memastikan hal ini, tapi mengapa secara instinktif terasa sekali pertautannya. (Rizki Ridyasmara)

No comments: