Ada apa dibalik Maulid? (Kontekstulisasi Perjuangan Terkini)

Suatu masa ketika pasukan Islam dibawah Komandan Agung suku Kurdi, Komandan Kurdi yang tidak mengatakan bahwa Saya Orang Kurdi, Komandan yang tidak membunuh Perempuan dan Anak Kecil ketika berlangsungnya perang dan mereka yang sudah menyerah, Komandan yang hanya menyerang ketika jalur bebas yang dilalui Muslimin diusik oleh lawan, Komandan yang menjadikan Kota Suci JERUSALEM MILIK BERSAMA dan semua bisa beribadah tanpa ada dendam untuk menghancurkan Gereja atau Sinagoga, Komandan yang sangat menghargai lawan tempurnya sang prajurit terbaik no 1 dunia yaitu Raja Richard I dikenal dengan “Lion Heart”, Komandan yang pada saat meninggal kain kafannya (selalu dibawa kemana-mana) tidak cukup menutup tubuhnya & harta tersisa tak mampu mebiayai pemakamannya, Komandan Sunni non Arab yang menjadi legenda sepanjang masa selama kitab Barzanji dibaca ketika Orang pergi Haji di Kampung-kampung Maluku, dialah Salahuddin al-Ayyubi (Allahyarham).
Hai Saudara/i Kaum Muslim, berhentilah menjadikan Maulid hanya sebatas cerita masa silam Ketika Nabi Besar Muhammad SAW lahir, hijrah, dan wafat. Sayyid Ja’far al-Barzanji yang telah menulis kitab al-Barzanji atas permintaan Salahuddin sehingga sampai ditangan kita itu bukan untuk sekedar dilantunkan, menambah kerinduan pada sosok Baginda Rasul, tabuhan gendang dan akhirnya lupa esensi Maulid yang sesungguhnya. Maulid itu pembangkit semangat PEMBEBASAN, Maulid itu bukan milik Syiah atau Sunni saja, Maulid itu bukan di dalam gedung sewaan lalu undang pejabat untuk hadir agar peringatan makin meriah, Maulid itu bukan dijadikan penenang jiwa perorangan.
Hai Saudara/i Kaum Muslim, ajaklah sekalian saudaramu untuk bangkit dan melawan kebijakan yang menindas Orang banyak! Kurangilah membahas pergolakan Timur Tengah tapi bahaslah Republik ini, jangan kaitkan pertumpahan darah suku Kurdi dan lain-lain Bangsa Arab yang sedang krisis dengan masalah Akidah di Negara ini. Mereka yang saling berperang di Timur Tengah adalah juga keturunan baik-baik yang masih diuji oleh Allah dengan Perang Saudara, tak perlu kita berpikir untuk berfaksi mengitu salah satu, mari berdo’a dan menyumbang untuk setiap korban di antara keduanya.
Hai Saudara/i Kaum Muslim, dendangkanlah syair-syair perayaan Maulid bukan sekedar mencari keamanan sendiri dengan bertambahnya pahala lalu masuk surga firdaus sendiri-sendiri. Sesungguhnya masjid-masjid Kita sebagian besar dibangun dengan semen yang sahamnya milik Kapitalis tak bermoral keumatan, tak ada efek menetes bagi keuntungan yang mereka peroleh. Susungguhnya perang Kita bukan antar Agama, tetapi perang Kita adalah perang penguasaan sumber-sumber penting yang menguasai hajat hidup Orang banyak. Mari bermaulid bersama, ajak semua Orang ikut melawan penguasa yang zalim, semua Orang harus diingatkan kalau Maulid ini jangan terima sponsor dari pemilik-pemilik perusahaan asing, jangan lupa semangat Maulid saudara/iku.
Jangan menjadikan maulid sebatas kepuasan batin diri sendiri, mari jadikanlah Maulid untuk pembebasan semua umat yang ada di Indonesia. Bercerminlah dari sikap tasamuh (toleransi) Salahuddin al-Ayyubi, resapi syair-syair al-Barzanji dan naikanlah semangat juangmu, ajaklah seluruh Orang yang bersepakat denganmu dan jangan lihat apa Suku, Agama ataupun Alirannya. Perjuangan melawan tirani bukan perjuangan untuk kepentingan Islam saja, melainkan untuk semua umat. Jangan padamkan api semangat juangmu kawan, mari saling menjaga semangat ala Salahuddin dengan tidak meninggalkan sholat subuh. Rajin membaca karya Marxisme, Marhaenisme, Sosialisme, Teologi Pembebasan, hidupkanlah kajian anti Kapitalisme, dan jangan lupa untuk menjadi ahli manfaat bagi Orang lain. Jangan surutkan semangat juang dibalik peringatan Maulid ini, apalagi pasrah dengan pergolakan hidup, ayo Kita harus bangkit & bersatu padu di garda “Revolusi Kebijakan”.
Arman K

No comments: