Belajar dari Sang Keajaiban Zaman

pada abad ke 19, tepatnya ketika masa-masa akhir khilafah Turki Utsmani terlahir seseorang yang sungguh luar biasa cerdas, jenius, dan pemberani. Dia adalah Said Nursi, yang lahir di desa Nurs, Provinsi Anatolia Timur, Turki. Kecerdasan yang dimilikinya hampir mustahil dimiliki oleh anak seusianya ketika itu. sampai pada akhirnya beliau diberi gelar Badiuzzaman (Sang Kejaiban Zaman). kenapa dikatakan demikian, Beliau dalam umur belasan tahun telah melahap kitab-kitab (buku-buku) induk para Ulama di zamannya kurang lebih sekitar 80 buku.

Dan bukan hanya menyelesaikan bacaan tersebut, namun beliau sangat mudah memahaminya dan hafal dengan kitab-kitab tersebut. dan ketika itu banyak para ulama yang mengujinya, namun semua pertanyaan dari para ulama tersebut semuanya terjawab. hingga pada suatu ketika beliau sudah beranjak dewasa, dan sudah melalang buana mencari ilmu kesana kemari, pada suatu ketika beliau menginap di suatu hotel dan disekitarnya banyak tokoh-tokoh penting di dalam hotel tersebut.

Ada yang menarik dalam peristiwa itu, beliau pada waktu itu menempelkan secarik kertas di depan kamarnya bertuliskan “membuka semua pertanyaan yang diajukan dan akan dijawab di kamar ini dan tidak akan ada pertanyaan balik”. Bagaikan seorang konsultan, semua pertanyaa berhasil beliau jawab, tanpa mengajukan pertanyaan balik. pertanyaan-pertanyaan tersebut baik diajukan hanya untuk mengetes saja hingga benar-benar bertanya. Semua jawabannya dirasa memuaskan bagi si penanya.

Saya kira ini adalah hal yang luar biasa, orang zaman sekarang pun sepertinya belum mampu melakukan hal demikian. semangat belajar waktu muda Said Nursi perlu dicontoh. Beliau hidup pada masa-masa akhir khilafah turki utsmani dan awal republik Turki. Said Muda, yang gemar membaca dan haus akan ilmu selalu mencari dan terus mencari. apabila dirasa belum puas dengan apa yang didapatkannya dia akan terus mencarinya. Namun itu, walau pun dalam umur belasan tersebut beliau sudah belajar banyak dan oleh gurunya sudah layak menjadi seorang ulama dan memakai sorban kepala yang diberikannya dari gurunya, Said muda selalu rendah hati dan tidak sombong dengan ilmu yang dimilikinya. beliau tetap dengan pakaiannya yang khas bangsa kurdi ketika itu.

Dari Said muda ini saya belajar, Said Nursi benar-benar menghabiskannya untuk mendalami ilmu. ilmu apapun, bukan hanya dengan ilmu agama, namun ilmu-ilmu pasti beliau juga pelajarinya. cinta kepada dakwah, dan cintanya kepada ilmu yang luar biasa tersebut, hingga melupakan dan mengalahkan cintanya terhadap perempuan. Semoga semgangat belajar beliau tertanam dalam diri jiwa kita masing-masing. Belajar dari biografi tokoh-tokoh besar dapat memberikan hikmah yang luar biasa, banyak yang bisa dipetik dari perjalanan hidupnya. Semoga semangat itu tak pernah padam.

wallahu a’alam

Irfai M

No comments: