Tragedi Perang Al-Ahzab

Ilustrasi. Foto: Net

 “HAI orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat Allah (yang telah dikaruniakan) kepadamu ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya. Dan adalah Allah Maha Melihat akan apa yang kamu kerjakan,” (QS: Al-Ahzab Ayat: 9)
Firman Allah SWT, “Wa junuudun lam tarauha,” menurut Ibnu Katsir adalah para Malaikat yang membuat mereka (kaum musyrikin) terguncang dan menyusupkan rasa kaget dan takut ke dalam hati mereka. Pada saat itu, setiap kepala kabilah berkata,”Wahai bani Fulan kemarilah kepadaku,” Dan mereka pun berkumpul kepadanya dan berkata,”Keselamatan, keselamatan” karena Allah menimpakan ketakutan ke dalam hati mereka.
Al-Allaman bin Katsiran berkata, “Allah SWT berfirman memberitahukan nikmat, keutamaan, dan kebaikan-Nya yang telah dianugrahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman dalam menghadapi dan mengalahkan musuh-musuhnya pada saat mereka terkepung. Hal itu terjadi pada tahun Khandaq, bulan Syawal tahun kelima Hijriah dalam pendapat yang shahih dan masyhur,”
Musa bin Aqabah dan lain-lainnya berpendapat bahwa peristiwa itu terjadi pada tahun keempat hijriah.
Adapun yang menjadi sebab pengepungan tersebut adalah bahwa seorang pemuka yahudi banin Nadhir yang telah diusir Rasulullah SAW dari kota madinah ke Khaibar, di dalamnya termasuk Salam bin Abi Al-Haqiq, Salam bin Masykam dan Kinanah ibnar Rabi’, keluar menuju kota Mekah.
Mereka berkumpul dengan para pemuka Quraiy dan membujuk mereka untuk memerangi Rasulullah SAW, dan menjanjikan kemenangan serta bantuan dari kelompok mereka sendiri, kaum Quraisy menyetujui usulan mereka dan bersama-sama keluar untuk mengajak kaum Ghatfan bergabung.
Mereka juga menyepakati usulan tersebut. Setelah itu, kaum Quraisy keluar bersama para sekutunya di bawah pimpinan Abu Sufyan Shakhar bin Harb, dan kaum Ghathfan di bawah pimpinan Uyainah bin Hushun bin Badar dengan kekuatan sebesar sepuluh ribu orang.
Begitulah Rasulullah SAW, mendengar bergeraknya mereka untuk melakukan penyerangan, beliau segera memerintahkan kaum Muslimin untuk menggali Khandaq (lubang) di sekitar kota Madinah yang berhadapan ke timur kota. Hal itu beliau lakukan atas sasaran Salman al-Farisi r.a. Dengan penuh ketekunan kaum Muslimin bersama Rasulullah SAW. Bekerja keras menggali dan memindahkan tanah serta batu-batu.
Adapun pasukan Bani Quraizhah yaitu salah satu kelompok Yahudi yang memiliki banteng di sebelah timur kota Madinah dan terikat perjanjian serta jaminan dari Rasulullah SAW. Jumlah kekuatan mereka sekitar delapan ratus prajurit. Lalu Huyai bin Akhthab an- Nadhari pergi menemui mereka dan membujuknya untuk bersama-sama meyerang Rasulullah SAW. Ia tidak beranjak dari sana hingga mereka mengkhianati perjanjian yang dibuatnya dan bergabung mengepung Rasulullah SAW. Dan kaum Muslimin, kini urusannya semakin besar, persoalan semakin rumit, dan keadaan semakin kritis.
Lalu Amru bin Abdi Wuddin al-‘Amiri, salah satu seorang pasukan berkuda dan pahlawan pemberani yang tersohor pada zaman jahiliah, bersama beberapa orang prajurit berkuda melintasi khandaq dan berhasil menuju kea rah kaum Muslimin. Rasulullah SAW segera memerintahkan beberapa prajurit berkuda untuk menghadapinya. Lalu beliau memerintahkan Ali bin Abi Thalib dan ia berhasil membunuhnya. Ini adalah pertanda kemenangan.
Lalu Allah megirimkan angin topan yang berhembus sangat dahsyat ke arah para pengepung hingga tidak ada sebuah tenda pun yang tersisa dan tanpa nyala api.
Akhirnya, mereka semua lari meninggalkan ketakutan dan menderita kerugiannya.
Subhanallah, alangkah hebatnya kekuasaan Allah dengan diiringi para Malaikat yang membuat para kaum yang dzolim dapat beriman kepada Allah.

Berkenalan dengan Malaikat/Abdul Hamid Kisyik/ Gema Insani

No comments: