3 Fase Kehidupan Imam Al-Mahdi

IMING-iming hadits dan kitab al-Qur’an, bahwa suatu saat nanti di akhir kehidupan dunia akan munculnya imam yang bernama Muhammad al-Mahdi sebagai penolong bagi umat islam, namun entah kapan ia akan muncul tetapi pasti.
Imam al-Mahdi as adalah putra Imam ke-11 al-Askary as dan ibunya seorang wanita suci yang berasal dari keturunan Syam’un ash-Shaba, salah seorang murid wali pilihan Nabi isa as.
Imam al-Mahdi as merupakan imam Ahlulbait terakhir di mana Rasulullah SAW telah menyampaikan berita tentang keturunan beliau SAW tersebut melalui hadits-hadits mutawatir antara lain sebagai berikut:
“Akan muncul pada akhir zaman, al-Mahdi, seorang lelaki dari keturunanku, namanya sama dengan namaku, dan nama panggilannya sama dengan panggilanku. Ia akan memenuhi bumi dengan keadilan, setelah sebelumnya dipenuhi dengan kedzaliman.”
Dalam hadits lain melalui isteri beliau SAW, Ummu Salamah ra, Rasulullah juga bersabda, “Al-Mahdi adalah dari keluargaku dan dari keturrunan Fatimah.”
Kehidupan al-Mahdi terbagi menjadi tiga fase:
Fase pertama. Kehidupan bersama ayahnya selama 5 tahun, yaitu sejak kelahirannya pada 255 Hijriah sampai dengan kesyahidan ayahnya pada tahun 260 Hijriah.
Fase kedua. Merupakan kehidupan dalam kegaiban pertama selama 70 tahun yang disebut al-Ghaibah ash-Shughra (gaib kecil). Pada masa mana imam berhubungan dengan umatnya melalui wakil-wakil beliau, yaitu Utsman bin Sa’id, Muhammad bin Utsman, Husain bin Rauh, dan Ali bin Muhammad as-Samari. Masa ini berakhir pada tahun 329 Hijriah setelah wafatnya wakil terakhir beliau.
Fase ketiga. Masa kegaiban beliau sejak tahun 329 Hijriah sampai kini, yang disebut fase al-Ghaibah al-Kubra (gaib besar).
Walaupun dalam daftar riwayat imam al-Mahdi tidak dimasukkan ke dalam kitab-kitab hadits sunni dari bukhari dan Muslim, namun sebaliknya terdapat kompilasi Sunan Abu Dawud, Ibn Majjah, Tirmidzi, Nasa’i, dan Musnad Ahmad bin Hanbal.
. [Sumber: Madzhab Cinta/Karya: Irawan Massie/Penerbit: Penerbit Lentera]