6 Februari 1939; Sultan Alaidin Muhammad Daud Syah Mangkat di Pengasingan

Penangkapan Sultan Aceh oleh Belanda. @AtjehGalery
Penangkapan Sultan Aceh oleh Belanda. @AtjehGalery
Orang kaya bersatu dengan golongan agama menginginkan kaum pria kembali menjadi sultan.


ACEH Lamuri Foundation (ALIF) akan menggelar Haul Sultanah Kamalat Syah dan Sultan Alaiddin Muhammad Dawod Syah pada Minggu, 8 Februari 2015. Kegiatan yang digagas bersama lembaga Sejarah Indatu Lamuria Aceh (SILA), Pamong/Penyuluh Budaya dan Duta Museum Aceh ini dilaksanakan di Museum Rumoh Aceh, sekitar pukul 09.30 Wib.

“Sultanah Kamalat Syah merupakan pengganti Sultanah Zaqiatuddin Inayat Syah. Dia bertahta pada 1688,” ujar Ketua Alif, Mawardi Usman, kepada ATJEHPOST.co.

Ada dua versi tentang asal-usul Sultan Kamalat Syah. Pertama, Kamalat Syah adalah putri Raja Umar bin Sutan Muda Muhammad Muhidudin sekaligus adik angkat dari Sultanah Zaqiatuddin Inayat Syah. Kedua adalah anak angkat Ratu Sultanah Safiatuddin Syah.

Ia mengatakan di masa kepemimpinan Sultan Kamalat Syah banyak mendapatkan kunjungan dari Persatuan Dagang Perancis dan serikat dagang Inggris, dan East Indian Company.

Pada masa Kamalat Syah bertahta, para pembesar kerajaan terpecah dalam dua pendirian. Orang kaya bersatu dengan golongan agama menginginkan kaum pria kembali menjadi sultan. Kelompok yang tetap menginginkan wanita menjadi raja, adalah Panglima Sagi.

Dia menikah dengan Sayid Ibrahim. Suami Kamalat Syah ini kemudian menggantikannya menjadi sultan Aceh dengan gelar Sultan Badrul Alam, pada bulan Oktober 1699.

Kamalat Syah memiliki dua anak yaitu Sayyid Jafar Bhadiq, yang kemudian menjadi Sultan Perkasa Alam Syarif Lamtawi dan Sayyid Ali Zainal Abidin, yang juga kemudian menjadi Sultan Jamalul Alam Badrul Munir.

Sementara Sultan Alaidin Muhammad Daud Syah merupakan Sultan Aceh ke-35. Sultan Daud dinobatkan menjadi sultan di Masjid Tua Indrapuri pada tahun 1874.

Di masa pemerintahannya, Aceh sedang diserang Belanda. Ia menyerah kepada Belanda setelah keluarganya ditawan pada 10 Januari 1903.

Sultan Alaidin Muhammad Daud Syah kemudian diasingkan oleh Hindia Belanda ke Ambon dan terakhir dipindah ke Batavia (Jakarta) sampai mangkat pada 6 Februari 1939.

Sultan Daud merupakan cucu dari Sultan Mansur Syah. Ia merupakan Wali dari Tuanku Hasyim, anak dari sultan Aceh sebelumnya yang juga pamannya yaitu Sultan Mahmud Syah hingga tahun 1884.

Sultan Alaidin Muhammad Daud Syah dimakamkan di pengasingan, yaitu Pekuburan Kemiri, Rawamangun, Jakarta Timur atau bersebelahan dengan kampus Universitas Negeri Jakarta. []
Editor: Boy Nashruddin Agus

No comments: