Arkeolog: Ada Empat Periode Sejarah Aceh Terkubur di Kompleks Makam Pocut Sitti

Mapesa membersihkan kompleks makam Pocut Sitti di Gampong Lam Ujong, Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar, Minggu, 23 Februari 2015. @Dok
Mapesa membersihkan kompleks makam Pocut Sitti di Gampong Lam Ujong, Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar, Minggu, 23 Februari 2015. @Dok

Hal ini diketahui Deddy Satria saat mengikuti meuseuraya yang dilaksanakan Masyarakat Pecinta Sejarah Aceh di kompleks makam tersebut pada Minggu, 22 Februari 2015.

ARKEOLOG independen lulusan Universitas Gajah Mada, Deddy Satria, mengatakan kompleks makam Pocut Sitti di Gampong Lam Ujong Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar, terdapat nisan-nisan yang berasal dari empat periode sejarah Aceh. Hal ini diketahui Deddy Satria saat mengikuti meuseuraya yang dilaksanakan Masyarakat Pecinta Sejarah Aceh di kompleks makam tersebut pada Minggu, 22 Februari 2015.

Menurut Deddy, periode pertama nisan bertipology Lamuri di Lamreh periode pertengahan kedua abad 15 Masehi. Periode kedua nisan era transisi menuju era Aceh Darussalam penghujung abad 15 Masehi hingga abad 16 Masehi, periode ketiga era Aceh Darussalam pertengahan akhir abad 16 Masehi, dan periode ke empat era Aceh Darussalam abad 17 Masehi hingga abad 18 Masehi.

"Perioderisasi ini berdasarkan inskripsi, bentuk batu nisan, bahan batu nisan yang berbeda-beda, gaya motif hias, dan gaya kaligrafi pada nisan," ujar Deddy Satria seperti dikutip dari siaran pers yang dikirim Mapesa kepada ATJEHPOST.co, Senin, 23 Februari 2015.

Deddy mengatakan kompleks makam ini memiliki pagar keliling dari struktur batu, dengan perekat kapur sebagai semen tinggi maksimal 80 centimeter dan panjang 50 meter serta lebar 15 meter. "Bangunan ini dikenal kemudian dalam tradisi pemakaman Aceh dengan Diway," katanya.

Seperti diketahui, Mapesa kerap menggelar meuseuraya atau kerja bakti setiap pekan untuk membersihkan makam-makam bernilai sejarah di kawasan Aceh Besar dan Banda Aceh. Kegiatan tersebut murni dilakukan aktivis pecinta sejarah Aceh ini dengan sukarela dan kerap dibantu oleh arkeolog dan epigraf Aceh, seperti Deddy Satria dan Taqiyuddin Muhammad. Teranyar, Meuseuraya Mapesa turut dibantu oleh anggota Rumah Anak Yatim Melaka-Tsunami Aceh pada Minggu, 22 Februari 2015 kemarin.

Hingga saat ini Mapesa berhasil melacak sedikit demi sedikit sejarah Aceh melalui makam-makam kuno yang berada di Aceh Besar dan Banda Aceh. Salah satu di antaranya adalah makam tiga perdana menteri yang ada di Gampong Ilie Ulee Kareng, Punge Blang Cut dan Gampong Ulee Tuy Darul Imarah.[]
Editor: Boy Nashruddin Agus

No comments: