Mapesa Temukan Makam Perdana Menteri Abad 16 di Ulee Tuy

Meuseuraya Mapesa di Kompleks Makam Jirat Jameun di Ulee Tuy, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar. @Dok Mapesa
Meuseuraya Mapesa di Kompleks Makam Jirat Jameun di Ulee Tuy, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar. @Dok Mapesa

Masyarakat setempat awalnya tidak mengetahui makam kuno yang ada di desa mereka adalah makam para pembesar Kerajaan Aceh Darussalam.

MASYARAKAT Peduli Sejarah Aceh kembali menemukan makam tokoh besar di zaman Kerajaan Aceh Darussalam abad 16 Masehi di kawasan Ulee Tuy, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar, Minggu, 16 Februari 2015.

"Ini merupakan (makam) Perdana Menteri yang ketiga kita temukan," ujar Sekjen Mapesa, Mizuar Mahdi kepada ATJEHPOST.co, Senin, 16 Februari 2015.

Sebelumnya, kata dia, Mapesa juga menemukan makam Perdana Menteri Tun Hasan yang mangkat pada 1000 H atau 1592 M di Gampong Punge Blang Cut. Mapesa juga menemukan makam Perdana Menteri Seri Udahna yang mangkat pada 968 H atau 1560 M di Gampong Ilie Ulee Kareng.

"Kemarin kita temukan lagi makam perdana menteri yang hidup abad 16 Masehi. Ini diketahui setelah epigraf, peneliti sejarah dan kebudayaan Islam, Tengku Taqiyuddin Muhammad berhasil menerjemahkan kaligrafi pada salah satu nisan di kompleks makam Gampong Ulee Tuy dalam meuseuraya kemarin," ujarnya.

Menurut Mizuar, inskripsi pada nisan tersebut belum sepenuhnya bisa dipecahkan oleh Tengku Taqiyuddin Muhammad. Ia mengatakan untuk sementara tulisan yang terpahat di nisan tersebut yang sudah berhasil dibaca adalah: "inilah kubur perdana menteri yang berbahagia yang dinamai penghulu........, Maharaja........, Wafat 996 H/1588 M."

"Kompleks makam ini kita temukan sekitar tahun 2012 lalu. Namun baru Minggu (15 Februari 2015) kemarin kita lakukan meuseuraya serta lagsung diteliti inskripsinya pada nisan tersebut oleh Tengku Taqiyuddin," katanya.

Mizuar mengatakan kondisi makam di Ulee Tuy ini dalam kondisi memprihatinkan. Seluruh nisan sudah terjatuh dan terbenam dalam tanah, bahkan ada beberapa yang sudah patah. "Alhamdulillah sebagian besar nisannya sudah berhasil kita tata kembali kemarin," ujarnya.

Arkeolog independen lulusan Universitas Gajah Mada, Deddy Satria, mengatakan di kompleks makam Ulee Tuy juga banyak ditemukan pecahan tembikar dari abad 16 Masehi.  "Salah satunya beberapa pecahan tembikar berasal dari era Dinasti Ming era Wanli antara 1570-an sampai dengan 1622 M," kata Deddy.

Selain itu, di lokasi ini juga ditemukan pecahan pot sejenis tempayan berdiameter badan 20 centimeter.

"Ini menunjukkan sejak abad 16 Masehi, bahkan lebih awal lagi telah ada hunian manusia di sini dan diperkuat oleh temuan nisan-nisan yang berasal dari abad ke 16 M milik pejabat kerajaan," ujar Deddy.

Masyarakat setempat awalnya tidak mengetahui makam kuno yang ada di desa mereka adalah makam para pembesar Kerajaan Aceh Darussalam.

"Kami baru mengetahui bahwa di kompleks ini dimakamkan seorang Perdana Menteri. Sebelumnya kami hanya menyebutnya Jirat Jameun. Kami miminta agar Pemkab Aceh Besar dan dinas-dinas terkait segera memugar kompleks bersejarah ini dan mendaftarkan sebagai situs cagar budaya karena mengandung nilai sejarah yang sangat tinggi," ujar Syahada, Ketua Karang Taruna Gampong Ulee Tuy.[]
Editor: Boy Nashruddin Agus

No comments: