Pelajaran dari Isra Mi’raj Rasulullah SAW


Beberapa Peristiwa Besar yang diperlihatkan kepada Rasulullah SAW ketika Mi’raj :

Pertama, Rasulullah SAW melewati suatu kaum yang sedang bercocok tanam dan menuai pada hari itu juga. Setiap kali mereka menuai,  tapi tanaman tersebut tumbuh kembali seperti sebelum menuai.  Rasul bertanya kepada jibril, “siapa mereka itu Ya Jibril ? Jibril menjawab, “mereka adalah kaum mujahidin fisabilillah. Pahala yang diberikan pada mereka berlipat ganda hingga tujuh ratus kali lipat.

Peristiwa kedua, Rasulullah melihat seorang wanita tua, pada kedua lengannya berderet perhiasan yang mempesona. Rasul bertanya lagi kepada jibril. Jibril menjawab, “Ia adalah dunia dengan berbagai perhiasan yang ada padanya”. Tamsil seperti itu memperlihatkan kepada kita makna kehidupan di dunia ini. Wanita tersebut sudah tua bangka, namun masih menggoda orang dengan berbagai perhiasan yang dimilikinya untuk menghanyutkan mangsanya. Padahal, mereka tidak mendapatkan apa-apa. Artinya semua akan ditinggal pergi.

Peristiwa ketiga, Rasulullah SAW melihat orang yang sedang memukul kepalanya dengan batu hingga pecah. Dari pecahan kepala itu mengucur darah yang banyak sekali. Kemudian kepala ersebut utuh seperti sedia kala. Setelah itu mereka kembali memukul kepalanya dengan batu, begitu seterusnya. Ketika ditanyakan, Jibril menjawab, bahwa mereka adalah orang-orang yang bermalas malasan dalam menunaikan shalat wajib. Mereka malas sholat, sebagiannya lantaran akal pikirannya melukiskan, kegiatan hidup atau usahanya akan rugi jika meluangkan waktu untuk shalat.

Peristiwa Keempat, Rasulullah melihat suatu kaum yang bibirnya sendiri dengan menggunakan gunting dari besi. Setiap kali lidah dan bibirnya terpotong, maka setiap kali itu pula bibir dan lidahnya kembali seperti sedia kala. Melihat hal yang mengerikan itu Rasul bertanya, siapa mereka ?  Jibril menjawab, “Mereka adalah para penceramah dan ahli pidato yang kerjanya menyuruh orang mengerjakan sesuatu, tapi mereka sendiri tidak melakukannya, jelasnya mereka adalah orang orang yang suka beramal tapi memisahkan perkataannya dengan perbuatannya. Dalam ajaran Islam, orang alim haruslah menjadi suri teladan para pengikut dan binaannya. Perkataan dan perbuatan, harus sejajar, tidak boleh bertentangan.

Peristiwa kelima, Rasulullah SAW melihat seekor banteng besar keluar dari perut batu besar. Kemudian banteng itu ingin masuk kembali, tapi tidak bisa. Jibril kembali menjelaskan, ia adalah perumpamaan seorang yang berani dan banyak bersumpah, tapi kemudian tidak mampu untuk menunaikannya. Dan ia tidak mampu membatalkan janji dan sumpah yang telah diucapkannya tersebut. Karena itu, Allah melarang kita banyak bersumpah dan berjanji, kecuali kita bisa menepatinya.

Sumber : Isra Mi’raj, Mu’jizat Terbesar, Karangan Prof. Dr. M. Mutawalli As Syarawi, Penerbit Gema Insani Press, Kalibata Utara Jakarta, 1992

Alimuddin G

No comments: