Sosok Tuan Guru Datuk Nik Abdul Aziz Nik Mat

nik aziz

MURSYIDUL Am Partai Islam Semalaysia (PAS), Tuan Guru Datuk Nik Abdul Aziz Nik Mat meninggal dunia mala mini dalam usia 84 tahun di kediamannya di Pulau Melaka, Kota Bharu, Malaysia sekitar jam 21.45 waktu Semenanjung Malaysia. Beliau meninggalkan seorang istri dan 10 anak.
Sesungguhnya, kita semua milik Allah dan kita semua akan kembali kepada Allah. Semoga Allah ampunkan dosa-dosa beliau. Allah lipatgandakan semua amal ibadah Beliau. Allah lapangkan kubur Beliau dan Allah jadikan kubur beliau taman dari surga. Semoga Allah himpunkan beliau bersama orang-orang shaleh dan para Nabi di surga Al-Fidaus Al-A’la. Amin Yaa Rabb.
Berita tentang wafatnya beliau tentu meninggalkan kesedihan yang dalam bukan hanya dalam keluarga besar beliau, melainkan juga bagi kalangan pergerakan dakwah Islam kontemporer. Kenapa tidak? Sejak muda, semua apa yang beliau miliki, berupa harta, jiwa dan ilmu beliau curahkan semuanya di jalan dakwah ilallah.
Alllahu yarhamuh adalah tipe tokoh dakwah yang mendalam ilmunya, tawadhu dan memiliki strategi dakwah yang cukup cemerlang. Sehingga dalam 25 tahun belakangan tidak pernah terkalahkan oleh UMNO, partai yang berkuasa di Malaysia kendati dengan melakukan berbagai cara.
Di negeri Kelantan, salah satu negeri bagian di Malaysia yang berbatasan dengan Thailand tersebut nyaris semuanya atau paling tidak 80% mendukung beliau dalam setiap kali pemilihan raya rendah (pemilu tingkat wilayah), sehingga lebih dari 20 tahun beliau menjadi Menteri Besarnya, kendati di atas murka pemerintah pusat Malaysia.
Pengajian rutin beliau setiap Jum’at yang dilakukan di Pasar Bandar, di tengah ibu kota Kota Bharu dihadiri tak kurang dari 40 jamaah, yang pada awalnya sekitar tahun 65an hanya dihadiri 5-10 orang saja.
Saking murkanya, pemerintah Pusat Malaysia, jalan tol (highway) tidak dibangun sdari Kuala Lumpur atau kota lain yang terdekat sampai Kelantan, sehingga Kelantan tidak tersambung dengan kota-kota lain melalui jalan tol. Kondisi ini sangat kontras dengan wilayah-wilayah Malaysia lain yang tidak dipimpin PAS.
Demikian juga, bagi hasil minyak bumi dan gas alam lainnya tidak pernah dikucurkan Pemerintah Pusat Malaysia semenjak Tuan Guru Nik Abdul Aziz terpilih menjadi Menteri Besar Negeri Kelantan. Bahkan beberapa investor asing yang mamu menanamkan modal di sektor migas juga dijegal Kuala Lumpur.
Akibat boikot ekonomi dan politik puluhan tahun tersebut, Negeri Kelantan adalah wilayah yang sangat jauh tertinggal secara ekonomi dibanding dengan kawasan lainnya. Di Kota Bharu yang menjadi ibu Kota Negeri Kelantan banyak jalan yang bolong-bolong dan fly over yang terbengkalai dan tampilannya agak kumuh karena kekurangan dana, sama halnya dengan di berbagai wilayah Indonesia, namun dananya melimpah.
Kendati demikian, masyarakatnya tetap setia mendukung ideologi dan perjuangan Beliua untuk menegakkan Syari’at Islam sebagai tujuan utama PAS yang beliau pimpin dengan semboyan “Bersama Islam Kita Maju”.
Tentang berbagai keberhasilan beliau dalam berdakwah dan berpolitik Islam usngguh sangat banyak dan memerlukan uaraian yang sangat panjang. Hal terrsebut terbukti bahwa tegaknya berbagai nilai Islam di Negeri Kelantan selama beliau menjadi Pemimpin lebih dari 20 tahun berturut-turut. Satu-satunya syari’at Islam yang belum bisa diterapkan di Kelantan adalah Hukum Pidana Islam (Hudud), karena menurut konstitusi Malaysia yanng berhak menetukannya adalah Pemerintah Pusat.
Untuk sampai ke sana, PAS harus menduduki kursi mayoritas Parlemen Pusat Malaysia. Dalam poin ini, sangatlah sulit, karena mayoritas penduduk Malaysia bukanlah Muslim dan kaum Muslimin Malaysia terpecah belah pula ke dalam partai Islam dan partai nasionalis sekular lainnya.
Sebab itu, beliau adalah salah satu tokoh besar dakwah dan politik di kawasan Nusantara yang menarik untuk dikunjungi semasa Beliau hidup dan dipelajari sejarah perjuangannya bersama Islam untuk menegakkan Islam setelah Beliau wafat.
Perjuangan Tuan Guru NIk Abdul Aziz sungguh memiliki visi dan misi yang jelas dan dengan tujuan supaya bumi Melayu Nusantara yang berbasis Islam itu tidak hanya sebuah nama dan sejarah masa lalu, melainkan menjadi sebuah kenyataan yang berulang.
Seperti halnya saat wilayah tersebut dipimpin oleh raja atau pemimpin muslim sebelum dimasuki dan diduduki oleh kaum Kolonialiis Barat yang notabene beragama Kristen dan kemudian memecah belahnya menjadi beberapa negara kecil, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Selatan Thailand (Fatani) diserahkan ke Bangkok, Selatan Philipina (Bangsa Moro) diserahkan ke Manila.
Sedangkan sisanya sebagai wilayah terbesar diberi nama dengan Indonesia. Kemungkinan besar kaum Kolonialis Barat itu menyesal kenapa Indonesia ternyata sangat besar dan malah menjadi penduduk Muslim terbesar dibanding seluruh negeri Islam yang tebentang di seantero dunia masa kini.
Akhirnya, dari lubuk hari yang dalam, kami mengucapkan: Selamat jalan wahai hamba Allah yang alim, tawadhu’, zuhud (tak terpengaruh pernik kehidupan dunia kendati puluhan tahun berkuasa) dan sangat cerdas. Engkau adalah Mujahid Dakwah masa kini yang memiliki semangat juang yang tangguh dan tak kenal menyerah kendati di tengah usia yang sudah tua renta. Tuan Guru telah meninggalkan khazanah perjuangan yang sangat mahal dan kami akan jadikan pelajaran dalam meniti jalan dakwah yang penuh onak dan duri ini, terlebih lagi di zaman yang penuh fitnah ini.
Yaa Allah, sebagaimana Engkau telah wafatkan Tuan Guru Nik Abdul Aziz, dan pejuang-pejuang dakwah sebelumnya dalam keadaan husnul khatimah, maka matikan pula kami dalam keadaan yang sama dan meraih Syahadah di jalan-Mu. Aamina yaa rabbal a’alamiin.
Fathuddin Ja’far Lc, MA 

No comments: