Zuriat Kesultanan Palembang Darussalam, dalam catatan “Tarsilah Brunei”?

Ada hal menarik, dari catatan Tarsilah Brunei, yang tersimpan di Pusat Sejarah Brunei Darussalam.
Di dalam Tarsilah tersebut, terdapat nama Permaisuri Sultan Abdul Jalilul Akbar, yang berasal dari keluarga Dinasti Giri Kedaton, yaitu
Raden Mas Ayu Siti Aisyah binti Pangeran (Kyai) Tumenggung Manchu Negoro Gresik bin Pangeran Manchu Tando bin Sunan Dalam Ali Zainal Abidin Wirakusuma bin Sunan Giri, Muhammad Ainul Yaqin (sumber : Tarsilah Brunei).
Selanjutnya diceritakan juga, bahwa melalui anak keturunan dari Raden Mas Ayu Siti Aisyah inilah, Para Sultan Brunei Darussalam berasal sampai masa sekarang.
ziarah1

Jalur silsilah Raden Mas Ayu Siti Aisyah, memberikan kita beberapa infomasi sebagai berikut :
1. Sultan Haji Hassanal Bolkiah, yang merupakan Sultan Brunei sekarang, terhitung sebagai keturunan Sunan Giri, Maulana Ainul Yaqin.
2. Nama ayah dari Raden Mas Ayu Siti Aisyah, juga terdapat di dalam Silsilah Kesultanan Palembang Darussalam (sumber : Silsilah Kekerabatan Kesultanan Palembang Darussalam).
Dalam Silsilah Palembang, Tumenggung Mancanegara (Pangeran Manchu Negoro) adalah kakek dari Sultan Abdurrahman, pendiri kesultanan Palembang Darussalam.
Dengan mangacu kepada Tarsilah Brunei dan Silsilah Palembang, Nasab Sultan Abdul Rahman sampai kepada Sunan Giri, adalah sebagai berikut :
1. Sultan Abdul Rahman [bin]
2. Pangeran Seda ing Pasarean (merupakan saudara dari Mas Ayu Siti Aisyah, permaisuri Sultan Brunei, Sultan Abdul Jalilul Akbar) [bin]
3. Maulana Fadlallah Pangeran Manconegara (dalam Tarsilah Brunei bernama Pangiran Manchu Negoro) [bin]
4. Adipati Panca Tanda (dalam silsilah Palembang disebut juga Ki Paca Tanda, sementara dalam Tarsilah Brunei disebut Pangiran Manchu Tando) [bin]
5. Maulana Ali Mahmud Nuruddin Pangeran Wiro Kusumo (dalam silsilah Palembang disebut juga Pangeran Arya Kesuma Cerbon, sementara dalam Tarsilah Brunei disebut Sunan Dalam Ali Zainal Abidin Wirakusuma) [bin]
6. Sunan Giri, yang juga dikenal sebagai Maulana Muhammad Ainul Yaqin
WaLlahu a’lamu bishshawab

No comments: