Alexander , Hellenisme dan Benteng Zulkarnain

Kita sekarang berbicara tentang film.

Anda pernah menonton film Alexander The Great yang dibintangi oleh Collin Farrel?.Bagus kalau sudah.Bagi yang belum mungkin anda perlu pergi ke persewaan DVD.Jangan coba untuk menunggunya di Twenty One karena film sudah termasuk uzur.Film ini saya tonton dulu di kosan tahun 2004 saat saya masih kuliah.Itupun dalam bentuk bajakan.Ha..ha.. (“Namanya juga anak kos.”Penghematan pengeluaran” itu adalah aqidah yang harus dipegang teguh jika mau tetap hidup dalam dunia perkos-kosan”)

Dalam film ini dikisahkan tentang penaklukan yang dilakukan Raja asal Macedonia ini.Dalam usianya yang sangat muda , Alexander menguasai hampir dua pertiga dunia di zaman itu.Bayangkan , dalam usia tiga puluhan dia memiliki daerah kekuasaan mulai Yunani , Mesir , Persia hingga India.Betul-betul kesuksesan yang tidak pernah dicapai oleh orang-orang seusianya.(“Bandingkan dengan usia kita.Jauh bro.Sekedar menguasai tanah abang terus ada “oknum” yang merasa menjadi Dewa.Wah nggak salah tuh…”)

Hanya saja dalam film besutan Oliver Stone ini kritik tajam muncul dari ahli sejarah utamanya berkenaan dengan plot yang tidak sesuai dengan aslinya sekaligus cerita ngawur tentang penyimpangan sex yang dilakukan oleh Alexander.Beberapa plot diceritakan acak dan tidak pada alur sebenarnya.Bahkan dalam film ini digambarkan sosok Alexander yang homosexual.Padahal , dalam kenyataannya Alexander mempunyai istri lebih dari satu.(Poligami.Untung Alexander bukan PNS ya!).Well , kayaknya trend pernikahan sejenis sudah melanda tidak hanya dalam upayanya untuk memperoleh pengakuan oleh negara tetapi juga sudah mulai memaksakan diri untuk merubah sejarah demi kepentingannya sendiri.(“Ngomongin dunia perhomoan.Maka perlu diluruskan bahwa Jomblo itu tidak identik dengan homo.Ini perlu DITEGASKAN.Jomblo secara harfiah tidak memiliki hubungan denga kata Homo walaupun secara pengucapan ada kemiripan.Sama-sama memiliki huruf “O”.Kata Jomblo sebenarnya menurut ahli perbahasaan berasal dari kata “Jablai”.Yang artinya ya begitulah.Beberapa orang menjalani hidup perjombloan dikarenakan oleh dua hal.Sebuah pilihan dan yang kedua adalah takdir Tuhan.Jadi tolong hentikan membully orang jomblo dengan menyamakan mereka dengan kaum Homo.Karena mereka juga manusia.#PleaseSaveUs”).

Salah satu hal yang terpenting dalam kisah hidup Alexander adalah upaya kerasnya untuk meluaskan budaya Hellenism ke penjuru dunia.Beberapa pihak menganggap budaya Hellenisme sebagai upaya “me Yunanikan” seluruh budaya yang ada di dunia.Ini dilontarkan oleh pihak-pihak yang merasa di jajah oleh orang Yunani.Dalam kenyataannya , budaya Hellenisme lebih kearah penyatuan budaya antara Timur dan Barat.Di zaman itu , dua budaya yang ingin dipersatukan oleh Alexander adalah budaya Yunani dengan Persia.Tentu hal ini memiliki alasan strategis.Dua kebudayaan Yunani dan Persia mewakili dua kebudayaan besar yaitu dunia Barat dan Timur.Dengan adanya penyatuan ini , maka perselisihan yang terjadi beratus-ratus tahun antara Yunani dan Persia dapat terhenti dan terjadi kerjasama yang saling menguatkan.Ini yang seringkali disalah artikan baik oleh orang-orang Yunani maupun orang-orang Persia.

Dalam tradisi Islam , sosok Alexander sering disamakan dengan tokoh Zulkarnain dalam Al-Quran.Tentu banyak terjadi banyak silang pendapat tentang kesamaan kedua tokoh ini.Hal ini sangat beralasan.Alexander bagaimanapun juga tidak mengerjakan sholat seperti apa yang dikerjakan oleh umat Islam pada umumnya.Pun demikian , Alexander juga tidak bertuhankan Allah tetapi Zeus.Namun jika kita mencoba mengesampingkan apakah Alexander itu seorang muslim atau tidak maka kita dapat menarik sebuah benang merah (“Entah kenapa harus merah”) antara dia dengan tokoh Zulkarnain dalam Al-Quran.

Dikisahkan bagaimana Zulkarnain membangun sebuah tembok besar yang mengurung makluk bernama Ya’juj dan Ma’juj.Ya’juj dan Ma’juj ini kelak akan bangkit menjelang terjadinya Kiamat.Masalahnya sekarang adalah siapakah (Atau lebih amannya kata siapa kita ganti apa.Boleh kan!.Maklum takutnya ada yang merasa Ya’juj dan Ma’juj terus tersinggung kemudian mengajukan perkara di pengadilan dengan tuduhan pelanggaran UU KITE.Kan bisa berabe) Ya’juj dan Ma’juj itu?.Dan dimanakah tembok Zulkarnain itu dibuat?.

Dikisahkan setelah sampai ditempat terbitnya matahari , Zulkarnain kemudian berjalan ke arah lain dan menemui sebuah kaum yang memintanya membuat tembok yang menghalangi mereka dengan “gerombolan” Ya’juj dan Ma’juj yang suka berbuat kerusakan.Sebenarnya bukan masalah dimana Zulkarnain membangun tembok penghalang tetapi cara yang dipakai.Cara yang dipakai Zulkarnain adalah dengan mencampur bahan besi dan tembaga.(Ini yang terkadang membuat saya bingung.Kenapa besi dan tembaga.Kenapa bukannya besi dan krom yang menghasilkan baja.Maklum sebagai lulusan Teknik Mesin kasus metalurgis seperti ini jarang saya temukan.fiuhh..gayanya)

Tetapi demikianlah Allah memang Maha Segalanya.Dan untuk kasus metalurgi ini saya lebih percaya kepada Allah ketimbang dosen metalurgi saya.Dan pada akhirnya kita pun akan menemukan sebuah kebenaran Al-Quran dari kisah Zulkarnain ini.

“Trus hubungannya dengan Alexander itu apa?.Ini pertanyaan bagus.Dan saya yakin orang-orang yang bertanya adalah para penonton film Alexander versi tahun 2004 yang seperti apa yang saya bilang tidak sesuai alur.Jika anda mencoba browsing di Youtube maka anda akan menemukan versi lama film Alexander yaitu tahun 1956 yang rada bener dan boleh dibilang sopan untuk ukuran film barat.Memang rada jadul tetapi lebih akurat plotnya dan tidak ada kisah perhomoan.”

Di versi jadulnya dikisahkan , setelah penaklukan India Alexander bersama tentaranya kembali ke Babilonia (sekarang Iraq).Dan di sebuah tempat bernama Susa , Alexander membuat kejutan terbesarnya yaitu membuat acara menikah masal antara perwira-perwira Yunani dengan wanita-wanita Persia.(Sampai disini jika masih ada mempercayai jika Alexander itu adalah Homo maka saya curiga jika yang homo itu bukanlah Alexander tetapi orang-orang yang menuduhnya).Alexander sendiri menikahi putri dari Raja Darius , penguasa Persia yang dikalahkannya.

Trus dimana temboknya?.

Pertanyaan ini yang terkadang membuat kita bodoh didalam memahami Al-Quran.Kita membacanya setiap hari tetapi tidak sekalipun memahami hikmahnya.Andaikan bercocok tanam , kita seperti menanam pohon , menyiraminya memeliharanya namun tatkala pohon itu berbuah kita tidak sesekalipun memetiknya.Mengambil manfaat dari pohon yang kita tanam.(Busyeet..habis makan apa saya kok tambah bijaksana ya..)

Jika kita mau menyamakan Alexander dengan Zulkarnain maka tembok penghalang itu boleh jadi sebenarnya adalah budaya Hellenisme itu sendiri yaitu budaya campuran antara Yunani dan Persia.Prakteknya adalah dengan mengawinkan orang-orang Yunani dengan orang-orang Persia.Budaya ini tidak hanya sebagai alat perekat namun juga sebagai penghalang bagi munculnya bibit-bibit perselisihan diantara keduanya.Dengan Hellenisme inilah tercipta persatuan dan kesatuan diantara dua kerajaan besar yaitu Yunani dan Persia yang membentang antara daratan Eropa , Afrika , Asia Tengah hingga India.

Persatuan dan Kesatuan ini sangat penting karena menyangkut kehidupan umat manusia.Manusia bagaimanapun jahatnya pasti menginginkan kehidupan yang damai , aman , nyaman dan tentram.Dan itu semua bisa tercapai dengan jalan menghentikan semua perselisihan-perselisihan.Dan sampai pada titik ini , apa yang dilakukan Alexander dengan membuat acara pernikahan masal di Susa adalah salah satunya demi mewujudkan cita-cita persatuan dan kesatuan itu sendiri.Dan upayanya didalam mengadakan acara pernikahan masal ini sama seperti upayanya Zulkarnain didalam membangun tembok.Keduanya sama-sama berjuang menghentikan perselisihan.

Dan suatu hal yang tidak bisa dipungkiri dari Alexander adalah bahwa daerah kekuasaannya dimasa lampau ,saat ini lebih dikenal dengan sebutan Timur-Tengah.Dan jika melihat situasi Timur-Tengah utamanya Iraq maka boleh jadi hari yang dinantikan itu segera tiba.Hanya Allah Yang Maha Tahu.

Teruntuk Para Jomblo:Alexander bukan Homo

#SaveAlexander.
Adyan L

No comments: