Teman Lebih Didekati Sedangkan Ayah Sendiri dijauhi

ayah anak
TERKADANG kita sebagai manusia melupakan kebaikan seseorang, tetapi kesalahan seseorang sangat berkesan dihati. Bahkan sampai ada yang mendendam atau pecahnya hubungan kekeluargaan hanya karena hal sepele. Sungguh ironi zaman sekarang, setelah berkembangnya teknologi secara signifikan kini kita sebagai umat muslim dihadapkan pada suatu permasalah baru yang sulit untuk dicegah, yakni “globalisasi”.
Banyak kita temui di berbagai media, tentang perlawanan yang dilakukan oleh anak kepada ayahnya, atau anak kepada ibunya, dan sebaliknya. Inikah Akhir Zaman? Mungkinkah zaman yang sekarang kita hidupi ini berada di ambang batas keniscayaan? Jawaban nya Iya.
Ini adalah salah satu tanda Hari Kiamat dan termasuk perbuatan durhaka kepada orang tua. Perwujudan dari tanda ini adalah apabila seseorang lebih suka duduk-duduk, berbincang-bincang, bercengkrama dan bersenang-senang bersama teman-temannya, dan pada saat yang sama ia menelantarkan ayahnya.
Bisa juga seseorang lebih menikmati kedekatannya dengan teman-temannya, daripada dengan ayahnya sendiri. Apalagi jika sang ayah sudah berusia lanjut, suka menegur, sering menasihati dan menyalahkan. Padahal, walaupun demikian, seorang anak harus mengetahui betapa besar hak seorang ayah yang harus dipenuhi anak. Allah SWT berfirman, “Dan berbuat kebaikanlah terhadap ibu bapak.” [yherdiansyah/islampos]
Sumber : Kiamat Sudah Dekat/Dr. Muhammad al-‘Areifi/Penerbit Qithi Press

No comments: