Kondisi Kaum Sunni di Iran ( Lanjutan )

sunni iran
DERITA lain yang dialami kaum Sunni di Iran selanjutnya adalah:
6. Melarang penerbitan buku-buku Ahlu-Sunnah dalam bahasa persia, terutama yang berkaitan dengan akidah.
7. Sekolah-sekolah agama Sunni yang telah berdiri sejak sebelum masa revolusi begitu banyak. Namun, pemerintah Syiah samasekali tidak mau mengakuinya. Anak-anak yang tengah dalam masa studinya dipaksa ikut wajib militer, padahal anak-anak di sekolah Syiah tidak wajib ikut wajib militer.
8. Ulama-ulama Sunni yang berani menjelaskan kemurnian akidah Islam dan penyimpangan akidah Syiah diperketat ancamannya, diperberat hukumannya bahkan diusir.
9. Para pelajar dari kalangan Sunni amat dipersulit untuk memasuki universitas-universitas yang ada di Iran. Sedikit sekali mereka yang bisa masuk dengan berbagai hambatan dan kesulitan begitu besar, padahal jumlah kaum pelajar di Sunni di Iran berjumlah 10 persen dari seluruh penduduk Iran.
10. Di bidang ekonomi dan pembangunan terjadi diskriminasi yang mencolok di wilayah-wilayah yang berpenduduk Sunni dan Syiah. Dana pembangunan dilimpahkan secara tak terbatas ke wilayah-wilayah Syiah. Sebaliknya, wilayah-wilayah Sunni justru dihancurkan, warga negaranya banyak yang dibunuh dan dituduh dengan berbagai macam tuduhan yang keji.
Selain itu, dalam urusan politik dan diplomatik Iran dengan negara-negara Islam lainnya yang cenderung ‘pilih-pilih.’ Jika negara-negara tersebut dekat hubungannya dengan kaum Sunni, Iran segera menjauhkan diri. Bukti kuatnya adalah hubungan Iran dan Arab Saudi, Pakistan dan beberapa negara teluk lainnya. Hubungan tingkat diplomatik Iran dan Saudi sebatas pada taraf kuasa usaha (konsul), sehingga kedua negara tersebut tidak ada duta besar masing-masing negara.
Demikian pula dengan Pakistan, Iran memiliki hubungan yang tidak baik dengan negara ini. Iran menyebut Pakistan adalah pengikut AS. Karena dianggap dekat dengan AS itulah Iran menjauhkan diri dari Pakistan maupun negara teluk lainnya.
Selesai
[sumber: Syiah,menguak tabir kesesatan dan penghinaannya terhadap Islam/karya Drs. Muhammad Thalib/penerbit: el-qassam]

No comments: