Hikmah Penciptaan Iblis dan Setan

 Kelugasan Ibrahim dan keluarganya menolak pengaruh setan itulah spirit yang semestinya dihayati jamaah haji saat melontar jumrah.
Kelugasan Ibrahim dan keluarganya menolak pengaruh setan itulah spirit yang semestinya dihayati jamaah haji saat melontar jumrah.
 Pakar hukum Islam bermadzhab Hanbali, Ibnu Qayim dalam bukunya syifa’ al-Ghali, menyampaikan hikmah yang dapat dipetik dari penciptaan iblis dan setan sangat beraneka ragam. Namun, hikmah tersebut tidak dapat diuraikan seluruhnya.
Menurut Ibn Qayim, sebagian dari hikmah tersebut, antara lain ialah, dengan adanya setan dan iblis, manusia berjuang menghadapi musuh Allah dan musuh manusia itu. Dengan demikian ia dapat meraih kedudukan yang tinggi di sisi Allah. Dengan adanya iblis dan setan, manusia memanjatkan permohonan perlindungan kepada Allah sehingga sekian keburukan dapat ditampik dan banyak kemaslahatan dapat dipetik.

Dengan adanya Iblis dan setan serta sanksi yang diperolehnya, bertambah rasa takut dan pengabdian malaikat dan orang-orang beriman kepada Allah. Mereka takut jangan sampai mendapat murka, sebagaimana Iblis. Di samping itu, peristiwa yang dialami iblis dan setan merupakan pelajaran berharga bagi setiap hamba Allah. Iblis dan setan merupakan salah satu bukti kekuasaan dan kodrat Ilahi, dan bahan ujian bagi manusia.

Adapun kehadiran iblis dan setan sebagai ujian, berikut penjelasanya. Seperti dimaklumi makhluk hidup jelas lebih mulia daripada makhluk tak bernyawa. Yang bertanggung jawab dari makhluk hidup, seperti jin dan manusia, lebih utama daripada yang tidak bertanggung jawab seperti binatang dan tumbuh-tumbuhan.

Yang mampu mempertanggungjawabkan tindakanya, lebih tinggi kedudukanya dan lebih mulia di sisi Allah daripada makhluk hidup yang gagal mempertanggungjawabkan tindakanya.

Untuk dapat mengetahui yang gagal dan yang berhasil, tentulah melalui ujian dan cobaan! Oleh sebab itu kehidupan manusia dan jin sebagai makhluk tidak luput dari ujian dan cobaan. Hal ini merupakan suatu keniscayaan: (Allah) yang menjadikan mati dan hidup supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia maha perkasa lagi Maha Pengampun (QS. Al-Mulk {67}: 2), serta ayat: “apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang berjihad   di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar”(QS. Ali ‘Imran {3}: 142).

Salah satu cara Allah melakukan ujian adalah dengan menciptakan penggoda, dalam hal ini ialah setan dan iblis. Di sisi lain, manusia mendambagakan kebajiakan dan keahagiaan. Menurut Prof Quraish dalam bukunya “Setan dalam Alquran” menjelaskan bagaimana mungkin kita merasakan nikmatnya kejujuran dan ketulusan.
Menurutnya, kalau tidak pernah mengalami pengkhianatan dan keculasan? Jika demikian, harus ada yang tampil, bukan saja dalam bentuk buruk, melainkan juga mengantar orang lain menjadi buruk dan itulah setan.
Memohon perlindungan Allah dari gudaan setan yang terkutuk
Memohon perlindungan Allah dari gudaan setan yang terkutuk
 Pakar Alquran Prof Quraish Shihab menjelaskam, sungguh tepat ungkapan manusia mengenal kebaikan sejati ia mengenal setan. Bagi manusia atau jin kebaikan bukan sekedar ketiadaan keburukan, bukan juga sekedar menjauhi keburukan atau ketidakmampuan melakukannya.

Kebaikan dalam konteks ujian Allah ialah kemampuan melakukan yang baik dan yang buruk, kemudian memilih untuk melakukan yang baik di tengah rayuan. “Di sanalah terletak keunggulan manusia atas malaikat sehingga mereka diperintahkan sujud kepad Adam.” Tulis Prof Quraish dalam karyanya Setan dalam Alquran.

Jika demikian adanya setan sebagai penggoda merupakan keniscayaan yang diakibatkan oleh kehendak Allah menguji manusia. Karena itu pula, manusia tidak dapat melihat setan atau jin, paling tidak dalam bentuk aslinya. Bagaimana mungkin ia diperlihatkan kalau tujuan penciptaanya adalah ujian?

Apakah anda menduga ada yang akan mengikuti atau memperkenankan ajakannya, jika diketahui bahwa yang diikuti dan mengajak adalah musuh yang akan menjerumuskan? Pasti tidak aka ada.

Selanjutnya dijelaskan, keberadaan setan perayu dan penggoda ialah kehendak Allah jua. Bacalah firman Allah: “ Demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengajarkannya. Maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan” (QS. Al-An’am {6}: 112). 
Iblis diciptakan Allah dari nyala api.
Iblis diciptakan Allah dari nyala api.
 Pakar Alquran Prof Quraish Shihab  mengagumi karya Taufiq al-Hakim yang berjudul asy-Syahid.  Sastrawan mesir kontemporer ini menggambarkan peranan iblis di pentas kehidupan.
Menurut Prof Quraish, Al hakim menggambarkan iblis berkunjung kepada pemuka-pemuka agama yang melaknat dan mengutuknya supaya mereka memberi saran agar tobatnya dapat diterima Allah.  Semua pemuka agama tidak mengetahui bagaimana menghadapi permintaannya dan apa yang harus mereka lakukan.

"Pasalnya, jika tobat iblis diterima, apa jadinya dan bagaimana kesudahan kepercayaan tentang dosa warisan dan jalan keselamatan yang merupakan dampak dari dosa iblis," begitu pikir pendeta Nasrani dalam karya al-Hakim. Rabi Yahudi pun tidak berdaya."Bila tobat iblis diterima, di mana lagi tempat orang-orang Yahudi yang merupakan bangsa pilihan Tuhan. Di antara bangsa-bangsa lain yang di sesatkan iblis," tulis Quraish.
Imam besar Islam pun tidak berdaya karena kalau tobat iblis diterima bagaimana jadinya perintah ber-ta’awudz (memohon perlindungan Allah dari setan terkutuk). "Mendengar semua itu iblis berteriak. Eksistensinya  diperlukan untuk wujudnya kebaikan. Jiwa saya yang penuh kegelapan harus terus demikian agar dapat merefleksikan cahaya Ilahi,” tulisnya.

Selanjutnya, Iblis menangis maka berjatuhanlah meteor-meteor menimpa kepala hamba-hama Tuhan. Malaikat jibril melarang Iblis menangis. Iblis dengan putus asa turun ke bumi dan ketika itu keluarlah dari dadanya embusan napas yang selama ini tertahan, diikuti gemanya secara serentak oleh bintang-bintang dan benda-benda langit memperdengarkan ucapan, “Sayalah yang syahid...Sayalah yang syahid.”

Menurut Prof Quraish, kalau Taufiq al-Hakim dalam ilustrasinya menunjukkan keniscayaan wujud iblis paling tidak dalam rangka keberagamaan.

Pakar Prof Qurais menyampaikan bahwa pakat Mesir kenamaan Abbas Al-‘Aqqad menunjukkan keniscayaan setan dalam kedurhakaan. Iustrasi Al-‘Aqqad membuktikan bahwa keinginan Iblis untuk bertobat seperti dilukiskan Taufiq al-Hakim, walaupun seandaninya dikabulkan Tuhan, tidak akan dapat berhasil.

Seorang setan pemula jenuh dengan kehidupan ala setan yang penuh dengan kedurhakaan. Ia tidak lagi berminat merayu dan menggoda manusia, setelah melihat sikap dan keadaan manusia yang taat dan yang durhaka hampir-hampir sama saja. Allah menerima tobatnya dan setan pemula itu dimasukkan ke surga.

Tetapi dasar sifat setan, kata Quraish, ia kembali jemu dengana aneka kenikmatan surgawi, tasbih, dan tahmid, serta ibadah yang dilakukannya di sana. Ia mengharap dapat menuju ke hadirat Tuhan karena tidak dapat melihat kesempurnaan Tuhan tanpa menuntut-Nya.
"Dengan demikian, di surga pun ia durhaka dan membangkang. Akibat kedurhakaannya, Allah mengubah tubuhnya menjadi batu. Di sini sekali lagi dasar setan ia menggoda manusia dengan keindahan yang terpancar melalui patung-patung aneka seni,” tulis Prof Quraish mengutip karya al-‘Aqqad.
“Itulah ilustrasi dua sastrawi Mesir kontemporer.” tulis Quraish.

Reporter : c28 Redaktur : Agung Sasongko

No comments: