Saad, sang Penyebar Islam ke Tiongkok

Saad, sang Penyebar Islam ke Tiongkok
ilustrasi 
SULAIMAN BIN ABDULKARIM, M.Lit, Master Literatur of Nanchang University, Provinsi Jiangxi, China, melaporkan dari Tiongkok
ZIARAH makam disunahkan oleh Nabi Muhammad saw. Tujuannya, selain untuk mendoakan orang yang sudah tiada, sekaligus untuk mengingatkan kita akan kematian yang pasti ‘kan datang.
Kali ini saya ajak pembaca berbagi kisah tentang ziarah ke makam sahabat Rasulullah, Sa’ad bin Abi Waqqash di Kota Guangzhou, Guangdong, Tiongkok. Di Guangzhou terdapat Masjid Huaisheng yang dibangun tahun 627 Masehi oleh Saad bin Abi Waqqash. Setelah wafat, ia dimakamkan di pekarangan masjid itu.
Saad bin Abi Waqqash dikenal sebagai penyebar Islam di Cina. Lahir dan besar di Mekkah, ia dikenal sebagai pemuda yang serius dan cerdas. Postur tubuhnya digambarkan tidak terlalu tinggi, namun tegap dengan potongan rambut pendek.
Ia berasal dari keluarga bangsawan kaya raya dan sangat disayangi kedua orang tua, terutama ibunya. Meski berasal dari Mekkah, ia sangat benci pada agamanya dan cara hidup yang dianut masyarakatnya (jahiliyah). Ia membenci upacara penyembahan berhala yang menjadi budaya di Mekkah saat itu.
Saad sendiri secara tak langsung memiliki hubungan kekerabatan dengan Rasulullah Saw. Ibunda Rasul, Aminah binti Wahhab, berasal dari suku yang sama dengan Saad, yaitu Bani Zuhrah. Karena itu, Saad juga sering disebut sebagai Saad dari Zuhrah untuk membedakannya dengan Saad-Saad yang lain.
Keislaman Saad mendapat tentangan keras dari keluarga dan anggota sukunya. Ibunya bahkan mengancam akan bunuh diri. Selama beberapa hari, ibunya mogok makan dan minum, sehingga kurus dan lemah. Meski dibujuk dan dibawakan makanan, namun ibunya tetap menolak dan hanya bersedia makan jika Saad kembali ke agama asalnya. Namun, Saad berkata, meski ia luar biasa cinta kepada sang ibunda, tapi kecintaannya pada Allah Swt dan Rasulullah Saw jauh lebih besar lagi.

Kelak, Islam masuk ke Cina/Tiongkok melalui utusan yang dikirim oleh Khalifah Usman bin Affan (23-35 H/644-656 M) yang dibawa ke Tiongkok oleh rombongan pimpinan Saad bin Abi Waqqash melalui Abyssinia atau yang sekarang dikenal dengan nama Etiopia.
Para pelancong ke Tiongkok mungkin tak banyak yang tahu bahwa makam sahabat Rasul sekaligus paman Rasul, yakni Saad bin Abi Waqqash, justru terletak di Kota Guangzhou. Ini kota terbesar ketiga di Tiongkok yang menjadi pusat perdagangan.
Di tengah kota modern yang berpenduduk sekitar 14 juta dan ribuan gedung pencakar langit inilah terdapat makam sahabat Rasul tersebut. Letaknya di Jalan Lanpu Lu seberang Yuexiu Gong Yuan atau Yuexiu Park pusat Distrik Yuexiu. Kompleks masjid dan makam Saad bin Abi Waqqash cukup luas, sekitar 5 hektare, dikelilingi oleh makam para pengikutnya dan rimbunnya pepohonan di taman.
Selain makam sahabat Saad bin Abi Waqqash, di area makam tersebut juga terdapat makam-makam muslim lainnya yang merupakan pengikut beliau. Makam para pengikutnya tersebar di sekitar pintu masuk yang mengelilingi makam utama, yaitu Makam Sahabat Saad. Kondisinya seperti kebanyakan kompleks makam para raja di Aceh yang makamnya dikelililngi oleh makam para pengikutnya.
Di kompleks ini juga terdapat masjid yang diberi nama Masjid Shahabi Saad bin Abi Waqqash. Dalam bahasa Mandarin dinamakan Xian Xian Qingzhensi, masjid kehormatan utama. Masjid ini merupakan salah satu dari empat masjid yang ada di Kota Guangzhou. Arsitektur bangunan makam Saad bin Abi Waqqash hampir sama dengan makam-makam waliyullah di tanah Aceh, yakni batu nisan yang berada di tengah bangunan tersebut terbuat dari granit dan ditutupi kain hijau yang terletak di dalam ruangan khusus berukuran 10 meter persegi, bercat hijau dan tinggi atapnya empat meter. Makam ini dikelilingi tempat khusus bagi peziarah yang ingin berdoa.
Alquran dan beberapa buku doa terdapat di sudut makam ini yang disiapkan khusus bagi peziarah. Beberapa di antaranya Alquran dengan terjemahan bahasa Mandarin.
Jika Anda berkunjung ke Guangzhou, sempatkanlah ke makam Saad bin Abi Waqqash ini. Kompleksnya juga dekat dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Guangzhou yang berkantor di Hotel Dongfang atau sekitar sepuluh menit berjalan kaki dari masjid.


Dari Bandara Internasional Baiyun Guangzhou ke makam ini cukup naik MRT Guangzhou Metro atau kereta bawah tanah. Harga tiketnya sekitar 8 RMB dengan waktu tempuh kurang lebih sekitar 30 menit. Hampir setiap hari ada saja rombangan yang berziarah ke makam Saad bin Abi Waqqash, baik itu muslim Tiongkok maupun muslim dari negara lainnya yang datang ke Tiongkok. Memang sih tidak seramai tempat-tempat ziarah seperti makam-makam yang ada di Aceh, tapi paling tidak kita bisa merasakan suatu hal yang unik. Bahwa di tengah-tengah jutaan pengikut paham komunis, terdapat makam tokoh muslim penting penyebar Islam ke Tiongkok.

No comments: