Angin Dashyat Hancurkan Kaum Ad

Angin dasyhat (ilustrasi)
Angin dasyhat (ilustrasi)
Kaum Nabi Hud adalah orang-orang penyembah berhala atau patung-patung. Nabi Hud diutus untuk mengembalikan ajaran Nabi sebelumnya yaitu Nabi Nuh AS yang memerintahkan kaumnya untuk menyembah Allah SWT.
Sepeninggal Nabi Nuh, tahun berganti tahun, musim dan zaman pun berganti. Mereka lupa tentang bagaimana leluhur mereka menyembah Allah SWT. Mereka lupa, bagaimana azab yang diturunkan Allah begitu dahsyat menimpa leluhurnya yang tidak mengikuti ajaran Nabi Nuh untuk meyembah Allah.
Hud diutus, untuk mengembalikan mereka pada jalan kebenaran. Nabi Hud AS berasal dari kabilah yang bernama ‘Ad.  Kabilah ini tinggal di suatu tempat bernama al-Ahqaf. Berada di sebuah padang pasir yang dipenuhi dengan gunung-gunung pasir, adapun tempat tinggal mereka adlah tenda-tenda besar dan memiliki tiang-tiang yang kuat  dan tinggi.
Kaum Nabi Hud terkenal dengan kekuatan fisiknya, dengan tubuh yang amat tinggi, tegap, dan kuat. Sayangnya, meskipun mereka memliki tubuh yang tegap dan tinggi, namun akal mereka dipenuhi degan kegelapan. Mereka menyembah berhala dan siap mati demi tuhan mereka.
Nabi Hud datang dengan membawakan ajakan untuk menyembah Allah. Justru yang didapat hanyalah ejekan, hinaan, bahkan Nabi Hud dikatakan gila oleh kaumnya sendiri. Mereka menganggap, kekuatan adalah  hal yang patut dibanggakan.
Nabi Hud mengatakan, bahwa kekuatan yang mereka banggakan itu berasal dari Allah yang telah menciptakan mereka. Tentu saja, Allah SWT lebih kuat dari mereka. Sayangnya mereka tidak mau mendengar ucapan Nabi Hud.
Nabi Hud kembali mengajak kaumnya untuk menyembah Allah dengan berkata yang terdapat daam firman Allah. “Wahai kaumku, sembahlah Allah yang tiada tuhan lain bagi kalian selain-Nya.” (QS. Hud: 50)
Itu adalah perkataan yang sama yang diucapkan oleh seluruh Nabi dan Rasul dalam menyampaikan dakwahnya. Perkataan tersebut tidak pernah berubah, tidak pernah berkurang, dan tidak pernah dicabut kembali.  Kaum Nabi Hud bertanya, “Apakah engkau ingin menjadi pemimpin bagi kami melalui dakwahmu ini? Imbalan apa yang engkau inginkan?”
Nabi Hud memberitahukan mereka, bahwa hanya Allah yang akan memberikan imbalan itu. Nabi Hud tidak mengharapkan imbalan apa-apa dari sesama makhluk-Nya. Nabi Hud mengataka, beliau hanya menginginkan kaumnya untuk memerangi akal mereka yang gelap dan meneranginya dengan cahaya kebenaran.
angin hudhud
angin hudhud
 
Nabi Hud mengingatkan kaumnya untuk bersyukur atas nikmat yang telah Allah SWT berikan. Memberikan mereka kesehatan dan kekuatan fisik, menempatkan mereka bumi yang berlimpah kebaikan, mengirimkan hujan lalu menghidupkan bumi dengan kehidupan yang makmur.
Kaum Nabi Hud justru menampakkan kesombongan dari apa-apa yang telah didapatnya dan semakin menentang kebenaran. Kemudian mereka berkata pada Nabi Hud, “Bagaimana engkau bisa menuduh tuhan-tuhan kami sedangkan ayah-ayah kami menyembahnya?”
Nabi Hud menjawab, “Sungguh, orang tua kalian telah berbuat kesalahan.”
Kaum Nabi Hud berkata, “Apakah engkau akan mengatakan, bahwa setelah kami mati dan menjadi tanah yang beterbangan di udara, kita akan hidup kembali?”
Nabi Hud kembali menjawab dengan sabar, “Kalian akan kembali pada hari kiamat dan Allah SWT akan bertanya kepada masing-masing dari kalian tentang apa yang kalian lakukan.”
Setelah mendengar jawaban itu, mereka tertawa terbahak-bahak. Beberapa dari mereka saling berbisik, alangkah anehnya jawaban Nabi Hud itu. Lantas, seseorang kembali bertanya, “Kemudian apa itu hari kiamat? Mengapa orang-orang mati akan bangkit dari kematiannya?”
Meski telah ditertawakan, Nabi Hud kembali menjawab dengan penuh kesabaran. kemudian Nabi Hud menjelaskan kepada kaumnya tentang kepercayaan mereka terhadap adanya hari kiamat itu penting. Hari kiamat merupakan hari perhitungan, hari yang berhubungan dengan keadilan Allah SWT.
Manusia semasa hidupnya tidak hanya melakukan satu tindakan. Ada yang berbuat kebajikan, ada yang berbuat kelaliman, ada yang membunuh, dan ada yang melampaui batas. Seringkali, melihat orang-orang yang lalim, pergi dengan bebas tanpa menjalani hukuman.
Mereka yang jahat, juga mendapatkan fasilitas yang mewah, mendapat kehormatan juga kekuasaan. Sedangkan, orang –orang teraniaya semakin mengadu dan orang-orang tersiksa semakin mengeluh.
Logika itu yang menuntut adanya hari kiamat. Maka pada hari kiamat, janji keadilan Allah SWT tidak akan terbantahkan. Sebab pada hari kiamat, semua persoalan akan disingkap kembali di depan sang pencipta. Di mama pada saat itu, mulut-mulut yang biasa penuh dengan pembelaan diri akan dikunci. Hanya anggota tubuh yang telah melakukan kejatahan, akan mengungkapkannya sendiri.
Penjelasan tersebut telah didustakan oleh kaum Nabi Hud. Mereka mengatakan, “Tidak mungkin tidak mungkin.” Mereka tidak mempercayai adanya hari kiamat, dan mereka meragukan manusia yang telah mati dapat dihidupkan kembali.

Redaktur : Agung Sasongko

No comments: