Kiamat Datang, Amanah Hilang

pemimpin
ADALAH sifat amanah pada diri Rasulullah SAW yang menjadikan ia mendapat julukan al-amin dari penduduk kota mekah pada masa itu. Rasulullah SAW merupakan sebaik-baiknya teladan bagi kita semua karena segala sifat dan kelakuannya selalu baik untuk dicontoh. Maka sifat amanah yang ada padanya patutlah kita contoh pula.
Apalagi jika kita termasuk golongan orang-orang yang memikul tanggung jawab atas banyak orang. Jika kita menjadi pemimpin, atau orang yang dipercaya oleh pemimpin untuk menangani suatu perkara, atau menjaga sesuatu yang menjadi hak orang banyak, haruslah kita emban amanah itu dengan baik.
Karena sesungguhnya apabila tak demikian, maka kita termasuk orang-orang yang Rasulullah SAW wartakan akan ada di akhir zaman. Yaitu, mereka yang sifat amanahnya telah hilang dari hatinya, na’udzubillah.
Penempatan orang yang tepat pada kedudukan yang tepat sangat menentukan eksistensi umat, kemajuan negara dan masyarakat, serta kebangkitan peradaban. Apabila sifat amanah sudah lenyap, maka keadaan pun akan berbalik, moral akan rusak, dan orang-orang yang tidak kompeten pun akan menjadi pemegang kendali masyarakat. Akibatnya, kekacauan akan terjadi. Inilah yang akan terjadi menjelang hari kiamat, sebagaimana telah diwartakan oleh Nabi Muhammad SAW.
Hudzaifah RA meriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sifat amanah turun di dasar hati manusia, setelah itu turunlah al-Quran. Manusia pun mengetahui sifat amanah ini dari Al-Quran maupun Sunnah.” Lalu, beliau berbicara tentang diangkatnya sifat amanah ini dengan bersabda, “Ketika seseorang sedang tidur, sifat amanah ini diangkat dari dalam hatinya, dan pengaruhnya masih membekas seperti satu titik dalam hati. Kemudian pada tidur berikutnya, sifat amanah ini diangkat lagi dari dalam hatinya, sehingga bekasnya seperti kulit melepuh, bekas yang tertinggal dari diangkatnya amanah ini seperti bekas bara api yang mengenai kakimu sehingga melepuh. Lalu, kalian akan temukan pada hati orang ini satu benjolan, padahal di dalamnya tidak mengandung apa-apa. (Beliau lantas mengambil sebuah kerikil kecil dan menggelindingkannya di atas kaki beliau). Kemudian, masyarakat akan melakukan melakukan jual-beli, namun hampir tidak ada orang yang memegang amanah, sampai ada yang mengatakan, ‘Sesungguhnya di tengah-tengah Bani Fulan ada seseorang yang jujur.’ Sehingga orang-orang pun berkata tentang ini, ‘Betapa kuatnya ia! Betapa baiknya ia! Betapa pintarnya ia!’ Padahal, dalam hatinya tidak ada iman sedikit pun.”
Hudzaifah RA menuturkan, “Aku sudah melalui satu zaman, yang ketika itu aku tak peduli dengan siapa aku aja berjual-beli. Jika ia muslim maka aku serahkan jual-belinya kepada agamanya, jika ia seorang Yahudi atau Nasrani, maka aku serahkan jual-belinya kepada wakilnya (yang amanah). Sedangkan hari ini, aku tidak melakukan jual-beli kecuali dengan si fulan dan si fulan saja,” (HR. Bukhari dan Muslim).
Apabila moral kebanyakan orang sudah rusak, dan urusan mereka dipegang oleh yang bukan ahlinya, amanah pun akan hilang. Hilangnya sifat amanah adalah tanda kian dekatnya hari kiamat.
Abu Hurairah RA meriwayatkan, ketika Nabi Muhammad SAW sedang berbicara di suatu majlis, tiba-tiba datanglah seorang Arab-Badui dan bertanya kepada beliau, “Kapan hari kiamat akan terjadi?” Namun, Rasulullah SAW terus melanjutkan pembicaraan. Sebagian sahabat pun berguman, “Nabi mendengar perkataan orang Arab-Badui itu, namun beliau tidak suka dengan pertanyaanya.” Ada pula sahabat yang berkata, “Beliau bahkan tidak mendengarnya.” Setelah menyelesaikan pembicaraan beliau, Nabi SAW lalu bertanya, “Siapa tadi yang bertanya tentang hari kiamat?” Orang Arab-Badui itu lalu menjawab, “Aku, wahai Rasulullah.”
Nabi SAW pun bersabda, “Apabila sifat amanah sudah hilang, tunggulah kedatangan hari kiamat.” Orang Arab-Badui itu bertanya lagi, “Bagaimanakah hilangnya sifat amanah itu?” Beliau menjawab, “Apabila satu urusan sudah diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah datangnya hari kiamat,”(HR. Bukhari).
Tanda ini benar-benar sesuai dengan realitas kehidupan kita saat ini. Di zaman ini, betapa banyak pegawai negeri, karyawan di perguruan-perguran tinggi, mau pun pejabat pemerintah, yang bertugas melayani kepentingan publik, yang tidak diangkat dari kalangan yang memiliki kemampuan dan kecakapan, serta yang paling amanah dalam mengemban tugas dan tanggung jawab. Yang diangkat malah mereka yang punya koneksi dengan seorang penguasa, atau mereka yang bisa menjaga kepentingan seorang pejabat, dan lain sebagainya.
Benar, “Apabila satu urusan sudah diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah datangnya hari kiamat.” [mila/islampos]
Sumber: Kimat Sudah Dekat?/Dr. Muhammad al-‘Areifi/Penerbit: Qisthi Press/2011

No comments: