Mengapa Yahudi Terusir dari Bumi Palestina?

yahudi kristen abad pertengahan
KAUM Yahudi selama ini mengklaim bahwa mereka memiliki hak untuk kembali ke bumi Palestina, karena mereka merasa dikeluarkan dari rumah (kampung halaman) mereka secara paksa dan diusir dari negeri mereka dengan kekuatan (militer). Akan tetapi Talmud mematahkan klaim mereka.
Secara umum ajaran Talmud tidak membenarkan adanya pengakuan bahwa kaum Yahudi berhak kembali ke Palestina, klaim kaum Zionis bahwa bangsa Israel berhak atas bumi Palestina adalah bohong besar. Penuturan (riwayat) Talmud menegaskan bahwa Rabb (Tuhan) mengeluarkan kaum Yahudi dari kampung halaman mereka atas kehendak-Nya. berikut ini cuplikan manuskrip yang menuturkan (kisah) tragedi tawanan Babilonia dan penghancuran Haikal (kuil Solomon) :
Ketika dosa-dosa bani Israel telah sampai pada puncaknya, dan kaum Yahudi benar-benar telah keluar batas hukum yang dititahkan Tuhan Yang Maha Agung, serta manakala mereka menolak menyimak (memperhatikan) ujaran-ujaran dan peringatan-peringatan yang disampaikan nabi Jeremiah. Maka nabi Jeremiah meninggalkan bumi Jerusalem, lalu pergi ke negeri Benyamin, ketika nabi (Jeremiah) berada di al Quds (Jerussalern) itu dan memohon kepada Rabb untuk merahmati bumi tersebut, Tuhan senantiasa mengabulkan doanya.
Namun manakala ketika nabi meninggalkan al Quds (Jerussalern) tersebut dan berhijrah ke negeri Benyamin, saat itulah raja Nebukadnezar membumihanguskan negara Israel, menghancurkan Haikal Suci, merampas semua harta benda (pundi-pundi kekayaan) didalamnya serta membiarkan Haikal dan gedung-gedung penting lainya dilalap api.
Nebuzardan yang saat itu menjabat gubenur di wilayah Riblah diperintah Nebukadnezar raja Babilonia itu untuk menghancurkan kota Yerussalem.
Dalam sebuah riwayat: Sebelum mengerahkan pasukan perangnya menggempur para musuh, Nebukadnezar berusaha mengetahui ramalan hasil yang akan digapainya, dengan mediasi isyarat (metafora], kebiasaan seperti itu jelas mengindikasikan bahwa Nebukadnezar sejatinya adalah manusia paronoid, dan miskin kepercayaan diri, atau bisa pula ia terlalu percaya dengan klenik.
Sebelum mengerahkan bala-tentaranya ke bumi Palestina, Nebukadnezar melempar busur panah ke arah barat, anak panah itu melesat ke arah Yerussalem, kemudian ia melempar busur panah lagi ke arah timur, ternyata anak panah itu melesat ke arah Jurussalem lagi, kemudian ia melempar lagi untuk memastikan arah (letak) kota yang (dalam klaim Nebukadnezar) penuh dosa, dan wajib dibersihkan dari muka bumi ini, untuk ketiga kalinya anak panah itu melesat ke arah Yerussalem. Barulah Nebukadnezar yakin telah tiba saatnya menghancurkan Yerussalem.
Pasca menaklukkan kota Yerussalem, Nebukadnezar mengumpulkan penguasa dan pimpinan tentara serta top elit kota tersebut di dalam Haikal, kepada mereka Nebukadnezar bersuara keras dengan nada penuh ejekan kepada Tuhan bani Israel: “Adakah Kau Tuhan Yang Maha Agung, yang tunduk dihadapanMu semua penghuni alam? Inilah kami telah datang di kota Mu dan tempat sesembahan Mu!”
Dalam peninjauan lokasi, tiba-tiba Nebukadnezar melihat lukisan kepala anak panah pada salah satu dinding kuil (Haikal), lukisan itu menggambarkan seseorang yang terbunuh karena hujaman anak panah, maka Nebukadnezar bertanya kepada rakyat Yerussalem ; “Siapa yang telah terbunuh di tempat ini?”
Rakyat Yerussalem menjawab; “Zakaria putra Yehuyadah petinggi pendeta, ia adalah guru besar kami yang senantiasa mengingatkan kami setiap saat untuk intropeksi diri (agar terlepas dari siksa). Ia selalu berwasiat kepada kami, agar tidak melakukan tindak aniaya, dan kedzaliman kepada sesama, kami bosan dengan ujaran-ujarannya yang selalu dikhutbahkan kepada kami, lalu kami sepakat untuk menghabisinya.”
talmud yahudi
APAKAH negara itu akan didirikan di Uganda, Argentina, Brazil, Afrika Selatan, ataukah disebagian Eropa yang ada di Turki, atau Irak, Sinai ataupun di Australia? Peta Uganda menjadi prioritas utama hingga tahun 1904 M, lebih dari itu ada pertentangan yang sanagt dahsyat dikalangan intren kaum Yahudi tentang aktualitas pendirian negara Yahudi ini.
Para Yahudi agamis tetap pada pendirian mereka bahwa prosesi kembali ke Palestina akan terwujud sejalan dengan kehadiran kembali al Masih ke bumi ini!
Hingga kurun waktu tersebut keterikatan orang-orang Yahudi dengan Palestina, hanya sebatas ikatan ruh (batin)(18) seperti halnya kaum muslimin yang memiliki ikatan emosional dengan Makkah al Mukarramah dan Madinah al Munawwarah, atau ikatan batin umat Nashrani dengan Bethlehem, ataupun ikatan emosional orang-orang Syi’ah dengan dengan kota Karbala, pun kota-kota lain yang memiliki ikatan ruh (batin) bagi para pemeluk agama dan bangsa-bangsa yang ada di atas muka bumi ini.
Dalam nuansa ikatan batin seperti itu sama sekali tidak terbersit di benak kaum Yahudi untuk menguasai dan menaklukkannya. Realita sejarah membuktikan pada awalnya gerakan Zionisme pun jerat-jerat politisnya tidak mampu menancapkan kakinya di bumi Palestina.
Namun dengan mendompleng di balik ketamakan imperialisme Inggris, yang ingin tetap berkuasa di bumi Palestina, pelan tapi pasti kaum Zionis dapat menancapkan pengaruh di Palestina bahkan negara- negara timur tengah lainya, yang membentang dari teluk Arabia hingga laut Tengah.
Kebencian dan dendam bangsa Inggris terhadap bangsa Arab dan kaum muslimin, berikut adanya gerakan protestan yang menentang hegemoni kekuasaan otorita gereja yang marak terjadi di bumi Eropa dan Amerika, merupakan dua elan vital yang memuluskan langka kaum Zionis untuk merealisir langkah politis mereka, kalau boleh kami tambahkan, ruh kebencian itu terlihat jelas dalam diri para pasukan perang yang menggempur negara-negara Arab pada perang dunia pertama.
Dapat kita lihat ketika pimpinan pasukan perang Perancis Jenderal Ghour mampu menaklukkan kota Damascus: Ia menginjakkan kakinya diatas makam Shalahuddin a1 Ayyubi, sambil berkata ; Lihatlah’ inilah kami telah datang wahai Shalahuddin! Kita juga bisa melihat Jenderal Linabe ketika memasuki kota al Quds, ia berkata dengan suara lantang di depan gereja kebangkitan : Hari ini telah berakhir perang Salib pemimpin Zionisme Israel yang bernama Jhan Zanguel bahkan menyebut perang dunia pertama tersebut sebagai Perang Salib ke delapan.

Sumber: TALMUD Kitab Rabi Yahudi Sejarah & Ajarannya/Karya: Zafarul Islamkhan/ Judul Asli: At-Talmud Tarikhuhu wa Ta’alimuhu /Penerbit: Dar An Nafaais – Beirut /Penerjemah: Misbah El Majidd. Lc. Penyunting: (Anotasi): / Pustaka Hikmah Perdana, Mihzab, Jakarta November 2006

No comments: