Ada Konspirasi Yahudi di Balik Revolusi Prancis

170785_revolusi-perancis-1789_663_382
SEMENTARA itu terdengar pula cemoohan dari para hadirin yang menyaksikan pertunjukan yang mengerikan itu. Ini merupakan cemoohan ulang seperti pernah terjadi pada kematian Antoniette dan raja Louis XVI. Adapun Mirabeau, setelah merasa dirinya terancam oleh bahaya, dan menyadari dijadikan alat permainan oleh kelompok Konspirasi dari balik layar, segera menyadari adanya kebejatan moral yang digerakkan oleh para penggerak revolusi.
Sebenarnya Mirabeau menentang perlakuan sadis terhadap raja Louis XVI. Dia tahu pula, bahwa mendiang raja sebenarnya orang yang lugu, baik hati dan berkemauan lemah, sehingga kurang waspada menanggapi kejadian di sekitarnya. Mirabeau hanya menghendaki untuk menyingkirkan kekuasaan mutlak yang ada pada raja, untuk digantikan dengan raja yangmemerintah berdasarkan konstitusi. Kemudian Mirabeau sendiri akan tampil sebagai penasihat raja.
Oleh karena itu, ketika ia menyaksikan kekuatan Konspirasi bermaksud membunuh raja Louis XVI, Mirabeau berusaha untukmelarikan raja dari penjara Paris, dan memindahkan ke markas pasukan yang masih setia kepada raja. Usaha Mirabeau ini gagal dan bahkan akan dibunuh oleh kekuatan Konspirasi. Berbagai fitnah dilancarkan untuk mencari alasan bisa menuntut Mirabeau ke pengadilan. Akhirnya pihak Konspirasi memakai cara dengan meracun Mirabeau, dengan kesan seolah-olah Mirabeau mati bunuh diri.
Setelah peristiwa demi peristiwa mengantar meletusnya revolusi Prancis, tibalah saatnya sebuah periode dikenal dalam sejarah Prancis dengan sebutan “Pemerintahan Teror”. Pada masa itu, para mangsa pergolakan digiring ke tempat pembantaian dalam jumlah ribuan setiap hari seperti ternak. Sebagai algojo telah ditunjuk Robespierre (1758-1794) dan Danton (1759-1794). Setelah kedua algojo ini menyelesaikan tugasnya, mereka berdua juga dibantai dalam usia yang relatif muda.
Seorang sejarawan Inggris Walter Scott mengetahui dengan pasti peran yang dimainkan oleh kekuatan terselubung, yang mendalangi peristiwa yang terjadi di Prancis. Dalam karya tulisnya berjudul ‘Kehidupan Napoleon’ kita bisa menemukan data-data yang cukup tentang keterlibatan Konspirasi Yahudi dalam revolusi Prancis itu, dan peristiwa besar lainnya di Eropa. Walter Scott memaparkan bukti-bukti yang bisa menimbulkan tanda tanya dengan mengungkapkan, bahwa kebanyakan wajah yang tampil dalam revolusi Prancis tampak asing bagi alam Prancis.
Lebih lanjut ia mengungkapkan secara khas, bagaimana seorang majhul bernama Manuelle muncul seketika di permukaan umum, dan seketika itu pula bisa menempati posisi sebagai jaksa Agung di Paris. Padahal Manuelle adalah orang yang bertanggung jawab atas penangkapan besar-besaran terhadap orang-orang yang dikirim ke tempattempat hukuman mati di seluruh Prancis pada bulan September 1792. Dalam penjara Paris saja ditemukan 7.000 orang menemui ajalnya.
Manuelle didampingi oleh seorang Yahudi lainnya bernama David, seorang eksekutif Komite Keamanan Nasional di Paris, yang dikenal sebagai penjagal maut selama perjalanan revolusi berlangsung. David pula yang memasukkan faham Naturalisme ke dalam pemerintahan pada masa pasca revolusi, untuk menggantikan agama Kristen.[]
KARYA besar Sir Walter Scott The Life of Napoleon sebanyak 9 jilid sudah lama tidak beredar. Diduga kuat karena pihak Konspirasi telah mengupayakan, agar buku itu lenyap dari peredaran umum. Perlu juga kita simak sebuah karya lain yang ditulis oleh Renoult dengan judul ‘Kehidupan Robespierre’ (The Life of Robespierre).
Buku ini menampilkan fakta-fakta penting, antara lain ucapanucapan Robespierre, ketika revolusi sedang panas-panasnya. Pemerintahan Teror mencapai puncaknya antara tanggal 27 April-27 Juli 1794. Pada saat itu
Robespierre berbicara panjang lebar di depan Majelis Nasional. Ia menyerang sengit apa yang dinamakan dengan kelompok teroris ekstrimis. Dia menuduh adanya suatu pihak yang berada di belakang tindakan teror itu. Namun dia tidak menyebutkan siapa pihak yang dimaksud.
Kata-kata asli yang diucapkan Robespierre adalah : “Aku tidak berani menyebut nama mereka di tempat ini dan di saat ini pula. Aku juga tidak bisa membuka tirai yang menutupi kelompok ini sejak awal peristiwa revolusi. Akan tetapi, aku bisa meyakinkan Anda sekalian, dan aku percaya sepenuhnya, bahwa di antara penggerak revolusi ini terdapat kaki tangan yang diperalat dan melakukan kegiatan amoral dan penyuapan besar-besaran. Kedua sarana itu merupakan taktik yang paling efektif untuk memporak-porandakan negeri ini”.

Renoult memberikan komentar, seandainya Robespierre tidak mengucapkan kata-katanya di atas, nasib yang dialami akan lain. Ia telah mengucapkan katakata melewati batas yang dibolehkan. Kata-kata pedas meluncur dari mulutnya, sehingga hari berikutnya ia digiring ke tempat hukuman mati. Demikianlah nasib seorang Free Mason yang telah diberi kesempatan untuk mengetahui gerakan Free Masonry lebih dari apa yang seharusnya.
Hanya sedikit orang yang tahu, bahwa Robespierre, Danton dan tokoh-tokoh revolusi Prancis lainnya yang muncul pada periode pemerintahan teror merupakan alat yang digenggam oleh komplotan 13 Sesepuh Yahudi. Setelah boneka-boneka yang diperalat oleh Konspirasi satu per satu lenyap dari bumi, mereka mulai dengan tahap baru lagi dalam persekongkolan internasional selanjutnya.
Esleim Mayer Rothschild mengirimkan putranya Nathan Mayer ke Inggris untuk membuka cabang perusahaan raksasa milik mereka di kota London. Tujuannya untuk mempermudah hubungan antar-sesepuh Yahudi Internasional di seluruh kota Eropa, dan untuk menancapkan kuku mereka dalam bidang politik dan ekonomi lebih dalam lagi.
Tujuannya yang lebih khusus lagi ialah, agar mereka bisa mengadakan hubungan lebih mudah antar konglomerat yang menguasai bank Inggris, Belanda, Prancis dan Jerman.
Untuk itu, Rothschild telah mempersiapkan Nathan selama 26 tahun, yang sekaligus ini menunjukkan kehebatan Rothschild dalam pembinaan kader Konspirasi, sejak Nathan masih belia.[]
Sumber: Yahudi Menggenggam Dunia/ William G. Car/Pustaka Al-Kautsar

No comments: