Ciri Khas Arsitektur Masjid Setelah Masa Rasulullah

Masjid Umayyah
Masjid Umayyah
 Ketika penyebaran Islam menuju Asia Barat dan Afrika Utara dimulai, bangunan yang memiliki seni arsitektur yang tinggi mulai dikuasai orangorang Muslim. Penguasaan tersebut diikuti dengan penguasaan terhadap pengetahuan dan keterampilan teknis bangsa yang ditaklukkan.
Beberapa masjid utama di Aleppo (Turki), Homs (Suriah), dan Beirut (Lebanon) pada mulanya adalah bangunan gereja yang diubah menjadi masjid. Di Madain (Irak), sahabat Sa’ad ibn Abi Waqqash menggunakan iwan atau eyvan milik raja Persia, yaitu sebuah ruangan dengan pilar yang membentuk busur sebagai tempat shalat.
Di Damaskus, Katedral Santo Yahya (St John) peninggalan Romawi Timur (Bizantium) dialihfungsikan oleh Sultan al-Walid I dari Dinasti Umayyah menjadi sebuah masjid yang diberi nama Masjid Umayyah pada 705 M. Begitu pula di Homs, bangunan serupa juga dijadikan sebagai masjid. Tentang berapa banyak jumlah bangunan Kristen yang dijadikan masjid oleh al-Walid tidak ada data yang pasti.

Di Suriah, arsitektur masjid dipengaruhi oleh gaya Suriah-Bizantium Kristen yang telah ada sebelumnya. Di Mesopotamia (Irak) dan Per sia (Iran), arsitektur masjid dipengaruhi oleh gaya Kristen Nestorian dan Dinasti Sasaniyah yang merupakan akar tradisi atau hasil karya peradaban sebelumnya. Sedangkan di Mesir, arsi tek tur masjid diwarnai oleh gaya bagunan orang-orang Kristen Koptik.

Dapat disimpulkan, terdapat empat mazhab seni arsitektur masjid. Di antaranya Mazhab Suriah-Mesir yang mengikuti gaya Yunani Romawi, Mazhab Irak-Persia yang berakar pada Sasaniyah, Kaldea, dan Suriah kuno, Mazhab Spanyol dan Afrika Utara yang memperlihatkan pengaruh Gotik Barat dan Kristen setempat yang sering disebut mazhab Moor atau Maghribi (Maroko), dan mazhab India-Cina yang memperlihatkan gaya Hindu dan Buddha seperti beberapa masjid di Cina yang mirip dengan kuil. 

Reporter : c38 Redaktur : Agung Sasongko

No comments: