Dome of Rock, Masjid Pertama Berkubah

Dome of The Rock (Masjid Kubah Batu) di Yerusalem, Palestina.
Dome of The Rock (Masjid Kubah Batu) di Yerusalem, Palestina.
Profesor KAC Cresswell, pakar arsitektur terkemuka, mengungkapkan dalam Ear ly Muslim Architecture bahwa bentuk pertama dari masjid yang dibangun Rasulullah pun tidak menggunakan kubah. ‘’Desain masjid pertama umat Islam sangatlah sederhana, hanya berbentuk segi empat dengan dinding pembatas di sekelilingnya,” katanya.

Islam mulai mengadopsi penggunaan kubah untuk arsitektur mas jid ketika Kekhalifahan Ummayyah berkuasa pada 685-688 Masehi. Phillip K Hitti dalam bukunya History Of The Arabs mengatakan, pembangunan kubah itu dimaksudkan untuk mengungguli atap Gereja Sepulchre Suci yang indah. Mereka ingin membuktikan bahwa orang Islam pun mampu membuat bangunan dengan arsitektur rumit dan megah semacam itu. Mereka tidak mau kalah hebat dari orang-orang Kristen Romawi.

Karena itu, dibangunlah Kubah Batu (Dome of the Rock) atau Qubbah as-Shakrah. Bangunan yang berada di kota lama Yerusalem ini dikenal juga sebagai Masjid Umar. Inilah masjid pertama yang menggunakan kubah dalam sejarah arsitektur Islam. Sejarawan al-Maqdisi menuturkan bahwa biaya pembangunan masjid itu mencapai 100 ribu koin dinar emas.

Selanjutnya, banyak masjid di dunia yang menggunakan kubah selain Kubah Batu dan Masjidil Haram. Pada awal abad ke-16 dibangun masjid berkubah yang cukup terkenal, Masjid Lotfollah atau Masjid Syekh LotfAllah di Isfahan, Iran. Masjid ini adalah salah satu karya para arsitek Persia.

Ada pula Masjid Shah atau Masjid Imam di Isfahan, Iran. Masjid ini juga merupakan salah satu karya para arsitek Persia. Mulai dibangun pada 1611, masjid ini tampak megah berkat keindahan mozaik ubin tujuh warna dan prasasti kaligrafi. Dinasti Safawiyah memulai kebangkitan dalam pembangunan kubah di Persia, dan kubah Masjid Shah yang menjulang setinggi 53 meter menjadi kubah tertinggi di Isfahan. Fitur yang berbeda dari kubah Persia lainnya adalah ubin warna-warni yang menutupi bagian luar kubah, menjadikan kubah itu seakan-akan bagian dari interior masjid.

Gaya dan bentuk kubah semakin bervariasi ketika Islam menyebar dan berinteraksi dengan budaya dan peradaban lain. Tak heran bila bentuk kubah masjid sering kali beradaptasi dengan budaya dan tempat di mana masyarakat Muslim tinggal.

Sumber: Pusat Data Republika
Redaktur : Agung Sasongko

No comments: