Konspirasi Yahudi Capai Palestina part 2

israel
INILAH program pokok yang sekarang sedang kita laksanakan untuk meniupkan rasa kebencian Timur terhadap Barat, dan di Barat terhadap Timur. Kita akan memerangi bangsa-bangsa yang bersikap netral untuk memaksa mereka bergabung dengan blok ini atau blok itu. Kita tidak akan membiarkan seseorang menghalangi jalan yang kita tempuh. Untuk mencapai tujuan awal dari program ini, kita akan menanamkan orientasi militerisme dan naluri perang di Amerika.
Akan tetapi, rancangan undangundang yang kita ajukan kepada kongres Amerika dengan dukungan dari jaksa agung mengenai wajib militer bagi setiap warga Amerika ternyata ditolak. Kita mengalami kegagalan sementara. Kita akan mulai usaha baru lagi dengan bekerja keras, untuk melemparkan tuduhan kepada pihak Uni Sovyet, bahwa negara itu melakukan kebijakan anti semitik, meskipun terdapat hubungan erat antara kita dan Komunisme.
Kita akan mendukung dengan dana dan pengaruh bagi organisasi yang membela unsur semitik, khususnya di Amerika. Tujuan terakhir program ini adalah menciptakan Perang Dunia III, yang akan mengakibatkan kehancuran total, dan pengaruh yang jauh lebih besar daripada seluruh peperangan yang pernah terjadi. Kita akan membuat Israel tetap netral dalam perang ini, sehingga terhindar dari kehancuran.
Setelah itu, Israel akan menjadi tempat sidang-sidang perundingan, pengawasan dan lain-lain, yang saat itu akan diserahi tugas untuk mengawasi bangsa-bangsa yang tersisa. Perang inilah yang akan merupakan pertikaian terakhir dalam sejarah melawan kaum gentiles. Kita kelak akan membuka kedok yang menutupi wajah identitas kita yang sebenarnya di hadapan mata dunia.
Ada sebuah pertanyaan diajukan oleh salah seorang pendeta Yahudi. Saya mohon yang mulia pendeta Robinovich menjawab pertanyaan berikut ini, ‘Bagaimanakah nasib agama-agama setelah Perang Dunia III berakhir?’
Robinovich menjawab, “Di sana tidak akan ada lagi agama setelah Perang Dunia III, dan tidak ada pula tokoh-tokoh agama. Keberadaan agama dan tokohnya merupakan ancaman bagi kita, karena agamalah yang mampu membuat ancaman bagi kita untuk menguasai dunia. Kekuatan jiwa yang ditimbulkan dari iman pemeluk agama akan melahirkan sikap berani untuk menghadapi kekuatan kita. Akan tetapi, kita akan tetap memelihara sebagian dari ajaran agama yang bersifat lahiriah saja. Sedang agama Yahudi akan tetap merupakan pegangan bagi setiap bangsa Yahudi, dengan satu tujuan untuk menjaga tali pengikat antar-bangsa kita, dan sekaligus sebagai tameng untuk menghalangi orang non-Yahudi tidak masuk ke dalam barisan kita melalui perkawinan atau lainnya.”
“Untuk mencapai tujuan akhir, bisa saja kita memerlukan cara yang menyedihkan, seperti pernah kita lakukan pada masa Hitler, yaitu kita sendiri yang mengatur terjadinya peristiwa penindasan terhadap sebagian bangsa kita sendiri. Dengan kata lain, kita akan menumbalkan sebagian putra bangsa kita sendiri pada suatu peristiwa yang akan kita atur dari belakang layar. Kita bisa mendapatkan alasan yang cukup untuk menarik simpati dan dukungan bangsa Eropa dan Amerika, serta dunia pada umumnya dari satu sisi. Sedang dari sisi lain, para tokoh militer yang terlibat perang, seperti pernah kita lakukan dalam pengadilan Nurenburg (Jerman) setelah Perang Dunia II. Tumbal itu mungkin mencapai ribuan nyawa bangsa kita, dan kita sendiri yang akan melakukan pembunuhan terhadap mereka, agar kita bisa melemparkan tuduhan terhadap pihak lain. Meskipun tumbal itu besar, namun kita tidak perlu mengukur besar-kecilnya tumbal demi tujuan kita yang terakhir, yaitu menguasai dunia. Anda sekalian sekarang melihat kemenangan terakhir dengan jelas, seperti melihat gajah di pelupuk mata. Kalian akan kembali ke negara masing-masing setelah konferensi ini untuk mengajak bangsa kita bekerja keras, sehingga akhirnya akan sampai pada suatu saat, di mana Israel akan membuka hakikat diri yang sebenarnya kepada dunia, sebagai tempat memancarnya cahaya yang akan menerangi seluruh jagad.”
Sampai di sini Robinovich mengakhiri pidatonya. Komentar tidak diperlukan lagi. Satu hal yang perlu kita singgung adalah, bahwa kongres itu menguatkan hasil analisa kita sebelumnya, sehubungan dengan masalah anti semitik dan Nazisme dan seterusnya, yang bisa meyakinkan kita, bahwa kekuatan di balik layar yang diatur oleh Zionisme pada hakikatnya adalah kekuatan yang mengeksploitasi gerakan anti semitik dengan memperalat Hitler dan Nazismenya



KEKUATAN itu pula yang sedang merancang dan mendalangi untuk menjerumuskan dunia ke dalam Perang Dunia III. Hitler dan Nazisme bagi orang awam belum banyak dikenal. Banyak yang tidak memperhatikan adanya tangan-tangan terselubung di balik peristiwa yang terjadi di Jerman, yaitu ketika para pemilik modal Yahudi internasional mempersenjatai Nazisme, dan membangun perindustrian Jerman setelah perjanjian Versailles.

Pada saat itu Hitler menggalakkan anti Yahudi. Di sini timbul pertanyaan, mengapa Stalin dan dunia Barat tutup mulut, ketika melihat Jerman bangkit dan membangun militernya kembali secara besar-besaran, yang bisa mengancam dunia Barat dan Rusia? Menurut pengamatan yang cermat, justru Stalin sendiri telah mengadakan perjanjian kerja-sama rahasia dengan penguasa militer di Jerman, bahkan sebelum militer berkuasa untuk melatih dan mempersenjatai angkatan perang Jerman.

Dan lagi, beberapa lembaga keuangan Barat menyalurkan dana-dananya untuk membiayai pembangunan industri persenjataan Jerman. Tokoh-tokoh Barat bukan tidak tahu apa yang terjadi di balik layar di Jerman pada waktu itu, dan kebangkitan kekuatan militernya. Kami (penulis) secara pribadi tahu akan hal itu dengan yakin, ketika kami menghadiri konferensi perlucutan senjata yang diadakan di London tahun 1930.

Hasil studi analitis mengenai periode 1920-1938 dalam sejarah modern yang kami lakukan menunjukkan, bahwa pemilik modal Yahudi internasional telah memusatkan kegiatannya dalam periode ini untuk meraih tujuan-tujuan sebagai berikut :

1) Menyalakan api Perang Dunia II, sesuai dengan program asli semenjak dulu. Mereka berhasil.

2) Memerangi pemerintahan dan pergerakan yang memusuhi mereka di Eropa dengan segala cara dan sarana. Dalam hal ini, mereka juga telah berhasil dengan gemilang, seperti penyingkiran pemerintahan Asquith di Inggris pada masa Perang Dunia I.

3) Memaksa Inggris, Perancis, kemudian Amerika Serikat untuk menyetujui berdirinya sebuah negara nasional bagi bangsa Yahudi di Palestina. Pada masa Perang Dunia I Inggris telah menjanjikan para pemilik modal Yahudi internasional untuk mendesak Amerika Serikat lewat organisasi Yahudi di Amerika, agar negara itu terlibat dalam perang bersama sekutu dengan imbalan, bahwa Inggris akan membela cita-cita Zionisme. Data-data inteligen angkatan laut menunjukkan, bahwa peristiwa penyerbuan Jerman terhadap kapal perang Amerika, Lusiana, kemudian tenggelam adalah sebuah peristiwa yang sengaja dirancang sebelumnya sebagai preteks agar Amerika Serikat melibatkan dirinya dalam Perang itu, persis penyerbuan Pearl Harbour oleh angkatan udara Jepang tahun 1941, sehingga Amerika-Serikat ketika itu bisa terjun dalam kancah Perang Dunia II.

Adapun naskah asli dalam perjanjian Versailles tentang nasib tanah Palestina di bawah kekuasaan pendudukan Inggris disebutkan dalam rumusan berikut … yaitu untuk mengubah tanah Palestina menjadi sebuah negara nasional bagi bangsa Yahudi. ‘mengubah” menjadi “mendirikan”, dengan maksud menutupi niat buruk bangsa Yahudi sebenarnya di seluruh wilayah itu. Maka rumusan menjadi sebagai berikut:

“His Majesty’s government view with favor the establishment in Palestine of a national home for the Jewish people, and will use their best endeavors to facilitate the achievement of this object, it being clearly understood that nothing shall be done which might prejudice the civil and religious rights of existing non-Jewish communities in Palestine, of the right and political status enjoyed by Jews in any other country.” (Pemerintah baginda raja melihat dengan tatapan belas kasih mengenai berdirinya sebuah negara nasional bagi bangsa Yahudi di Palestina, dan akan mengusahakan dengan segala kemampuan pemerintah kerajaan Baginda untuk mewujudkan cita-cita ini. Sebagaimana sama-sama dimaklumi, tidak ada langkah yang akan diambil yang kira-kira bisa menyinggung hak sipil atau agama bagi masyarakat non-Yahudi yang ada di Palestina, atau hak dan status politik yang dimiliki oleh Yahudi di negara lain manapun).

Dalam ulasan terdahulu telah kita bicarakan, bagaimana kekuatan Konspirasi bisa menaklukkan arah politik seluruh negara Eropa pada masa antara Perang Dunia I dan Perang Dunia II, yaitu politik yang ditandai dengan ketamakan imperialisme dunia Barat dan pemerasan kekayaan terhadap bangsa lainnya di Dunia. Begitu pula periode itu ditandai oleh adanya perpecahan blok militer yang saling berhadapan, hingga pecahnya Perang Dunia II. Oleh karena itu, kita tidak perlu heran, bahwa tujuan paling utama Konspirasi dari Perang Dunia itu adalah mendirikan negara yang akan menjadi pusat kegiatan konspirasi Yahudi terhadap bangsa lain di dunia.

“Kami telah berkali-kali mengatakan, bahwa yang menguasai wajah perjalanan dunia adalah para pemilik modal Yahudi Internasional. Dan yang menggerakan khususnya perundingan damai itu adalah Yacob Sheiff dan kelompok Warburg serta para pemilik modal Yahudi internasional lainnya. Satu-satunya tujuan yang hendak mereka capai adalah menguasai Eropa, khususnya Jerman”.

Sumber: Yahudi Menggenggam Dunia/ William G. Car/Pustaka Al-Kautsar

No comments: