Perempuan-Perempuan Hebat dalam Islam

siluet muslimah
siluet muslimah
Sejarah peradaban Islam tak pernah lepas dari kiprah dan peran kaum perempuan. Mereka berkontribusi besar dalam membangun dan mengukuhkan tatanan masyarakat Islam saat itu. Sepak terjang mereka tak terbatas di urusan rumah tangga, tetapi juga ilmu pengetahuan, hingga militer. Meski, tak banyak yang diabadikan oleh sejarah.
Ibnu Sa’ad misalnya, dalam magnum opus-nya di bidang biografi “ath- Thabaqat al-Kubra” hanya memasukkan 629 nama perempuan, dari total 4250 entri para tokoh yang ia catat. Persentasenya hanya sekira 15 persen. Meski demikian, hal itu tak pernah mengurangi besarnya jasa mereka dalam sejarah Islam. Berikut makam beberapa tokoh perempuan Islam berpengaruh yang masih bertahan, meski nyaris usang:
Aisyah
Putri dari Abu Bakar as-Shiddiq ini adalah istri Rasulullah SAW. Ia mendapat julukan sebagai umm al-mu’minin, ibu orang-orang mukmin. Sosok yang dijuluki pula dengan alhumaira’ ini, terkenal dengan kecerdasannya.
Ia banyak hafal dan meriwayatkan sabdasabda Rasul. Jumlahnya kurang lebih sekira 2.210 hadis. Aisyah wafat pada 57 H di usia 66 tahun dan dimakamkan di Kompleks Pemakaman Baqi’ di Madinah. Sejumlah sahabat turut menshalatkan jenazahnya, antara lain Abu Hurairah. n
Rabiah al-Adawiyah
Pemilik nama lengkap Rabi’ah binti Ismail al-Adawiyah al-Bashriyah ini merupakan tokoh sufi perempuan. Sosok yang dikenal dengan sebutan the mother of the grand master atau Ibu para sufi besar ini terkenal dengan sikap zuhudnya. Tokoh kelahiran Bashrah, Irak ini menjadi inspirasi dalam dunia tasawuf, baik di kalangan Islam atau Barat.
Nama Ibnu al-Faridh dan Dzunnun al-Mishri banyak merujuk pada corak tasawufnya yang beraliran Sunni. Ia dijadikan ikon sufi perempuan yang sukses oleh penulis Barat, seperti Masignon dan Nicholoson. Makam yang terletak di Bukit Tur, Yerussalem, ini diklaim sebagai makamnya, selain makam lain yang berada di Bashrah.
Siti Zubaidah 
Tokoh yang bernama asli Zubaidah binti Ja’far al-Akbar bin Abi Ja’far al-Manshur adalah permaisuri dari Khalifah Dinasti Abbasiyah, Harun al-Rasyid. Ia dikenal sebagai sosok yang dermawan. Salah satu inisiatif sosialnya yang terabadikan sejarah hingga kini adalah terusan air yang dikenal dengan Mata Air Zubaidah yang sangat bermanfaat bagi jamaah haji ketika itu.
“Jalur Zubaidah” ini meliputi Kufah, di Irak hingga Rafha, yang berbatasan dengan Saudi, lalu Rafha hingga Fida, dan berakhir di Makkah. Sisa peninggalan situs ini masih bisa ditelusuri jejaknya hingga kini. Ia wafat di Baghdad pada 212 H. Makamnya yang terletak di Kompleks Pemakaman al-Kazhimiyah, Baghdad. Sayangnya, makam ini tak terurus dan nyaris rusak.
Sumber: Pusat Data Republika/Nashih Nasrullah

No comments: