Asy-Syifa binti Abdullah: Guru Perempuan Pertama

ilustrasi Membaca
ilustrasi Membaca
 Di masa jahiliah, sangat sedikit orang mampu membaca dan menulis, apalagi mempelajari dunia kedokteran.  Asy-Syifa binti Abdullah bin Abdusy Syams bin Khalaf bin Syadad al-Qarsyiyah al ‘Adwiyah adalah salah satu dari orang langka tersebut.

Namanya Laila. Ia dikenal dengan sebutan asy-Syifa, sebab Allah memberi jalan kesembuhan bagi beberapa orang melalui dirinya. Ia juga dijuluki sebagai Ummu Sulaiman.

Asy-Syifa menikah dengan Abu Khatsmah bin Hudzaifah bin Amir al-Qursyi al-‘Udwi. Ia pemeluk Islam dari kaum Muhajirin, sejak awal masa penyebaran. Ia berbai’at langsung kepada Rasulullah SAW.

Penyebaran Islam berawal dari Gua Hira’. Islam menyebar menyinari kota Makkah dan sekitarnya. Ia membuka hati orang-orang beriman untuk mengikuti jalan yang yang ditunjukkan oleh Allah SWT melalui Rasul-Nya.

Kedatangan Islam mengangkat derajat banyak orang. Mereka yang dulunya tidak begitu dikenal menjadi agung kedudukannya. Namanya bergaung, baik dari kalangan laki-laki maupun perempuan. 

Asy-Syifa tercatat sebagai salah seorang ulama wanita generasi pertama. Ia bersama orang-orang Muslim generasi pertama bersabar menanggung siksaan kaum Quraisy. Ia lalu ikut hijrah dari Makkah ke Yatsrib.

Allah SWT memberikan karunia-Nya kepada asy-Syifa dengan akal yang kuat dan ilmu yang bermanfaat. Ia merupakan salah satu dari sedikit sahabat Rasulullah SAW yang bisa membaca dan menulis. Ia juga diberi kemampuan dapat meruqyah di masa jahiliah.

Suatu hari Rasulullah SAW datang ketika ia sedang bersama Hafshah. Beliau bersabda, “Tidakkah engkau mengajarinya cara meruqyah penyakit namlah sebagaimana engkau mengajarinya tulis-menulis?”

Sejak masuk Islam, ia tidak mau meruqyah kecuali dengan izin dari Rasulullah SAW. Oleh karena itu, ia berkata, “Wahai Rasulullah SAW, sesungguhnya aku telah meruqyah dengan cara meruqyah orang jahiliah dan aku ingin menunjukkannya kepadamu.”  “Tunjukkanlah,” jawab Rasulullah SAW. Seorang guru sedang mengajarkan membaca huruf arab
Seorang guru sedang mengajarkan membaca huruf arab
 Asy-Syifa meruqyah dengan menggunakan namilah, yaitu sejenis potongan kulit. Rasulullah SAW bersabda, “Meruqyahlah kamu dengan itu dan ajarkanlah kepada Hafshah. Dengan nama Allah, singkirkanlah siksaan, wahai Tuhan manusia. Dan, meruqyahlah dengan menggunakan kayu kunyit dan oleskan pada semut.

Setelah mendapat izin dari Rasulullah SAW, asy-Syifa kembali meruqyah orang-orang dari kalangan kaum Muslimin, baik laki-laki maupun perempuan. Dia juga mengajarkan cara meruqyah kepada Ummul Mukminin Hafshah. Ia juga mengajarkan baca tulis kepada para Muslimah di masa itu.

Ibnu Hajar dalam kitabnya, al-Ishabah, asy-Syifa termasuk cendekia dari kalangan wanita. Rasulullah SAW sangat menghormatinya. Beliau SAW disebut memfasilitasinya dengan menyediakan rumah di Madinah sebagai tempat tinggal. Ia tinggal di tempat itu bersama putranya, Sulaiman bin Abu Khatsmah. 

Rasulullah SAW dan para istrinya kerap datang ke rumah asy-Syifa. Karena rasa cintanya kepada Sang Rasul, ia pun menyediakan tempat tidur bagi Beliau. Ia juga dicintai para istri Nabi Muhammad SAW.

Asy-Syifa binti Abdullah meriwayatkan hadis dari Rasulullah SAW dan dari Umar bin Khattab RA. Anak cucunya juga meriwayatkan hadis darinya, seperti Sulaiman bin Abi Khutsmah dan cucu-cucu lainnya. Haditsnya diriwayatkan pula oleh Bukhari, Abu Dawud, dan Nasa’i.

Karena kepandaiannya, ia mendapatkan kepercayaan dari Umar bin Khattab RA. Umar mendahulukan dan mengutamakan pendapatnya. Ia juga seringkali dipercaya untuk mengelola urusan pasar.

Sebaliknya, asy-Syifa sangat menghormati Umar bin Khattab RA. Suatu hari ia bertemua dengan serombongan pemuda. Ia bertanya, “Apa ini?”  “Ini adalah ahli ibadah,” jawab mereka.

Ia pun membalas, “Demi Allah, Umar adalah orang yang apabila berbicara suaranya terdengar jelas, bila berjalan melangkah dengan cepat, dan bila memukul mematikan.
Sepeninggal Rasulullah SAW, ia menjalani hidupnya dan mengabdi pada pemerintahan Islam. Asy-Syifa meninggal di tahun 20 Hijriah.

No comments: