Fatimah Binti Asad, Penolong Agama Allah

Fatimah binti Asad membantu Rasulullah lalu Tahun Kesedihan (Ilustrasi)
Fatimah binti Asad membantu Rasulullah lalu Tahun Kesedihan (Ilustrasi)

 Fatimah binti Asad bin Hasyim bin Abdu Manaf adalah salah satu wanita mulia di mata Rasulullah SAW. Kematian Fatimah binti Asad RA mengguncang hatinya. Ketika istri Abu Thalib bin Abdul Muthalib, paman Nabi Muhammad SAW, meninggal dunia, Rasulullah SAW mengafaninya dengan kemeja Beliau. Ia menyalatinya dan membaca tasbih sebanyak 70 kali.

Rasulullah SAW bahkan turun ke liang lahatnya dan memberi isyarat di kedua sisi, seakan hendak meluaskannya. Keluar dari liang lahat itu, tampak kedua mata Rasulullah SAW yang berlinang air mata.

Perlakuan ini begitu istimewa. Umar bin Khaththab RA tak pernah melihat perlakuan yang sama diperoleh wanita manapun sebelumnya. Ia pun bertanya kepada Rasulullah SAW.

"Wahai Umar, kedudukan perempuan ini seperti ibuku yang melahirkanku. Abu Thalib bekerja sehingga dia memiliki sesuatu hidangan untuk dimakan dan dia mengumpulkan kami untuk makan. Perempuan ini melebihkan bagian kami sehingga aku mengembalikannya," kata Rasulullah SAW.

Dalam sebuah riwayat, Rasulullah juga mengatakan, "Sepeninggal Abu Thalib, hanya dia yang paling berbuat baik kepadaku. Aku kenakan bajuku sebagai kafannya supaya dia dipakaikan dengan pakaian surga. Aku berbaring di kuburnya supaya meringankan azab kuburnya."

Ibnu Said menceritakan, Fatimah adalah sosok wanita mulia yang telah mendukung dan membantu perjuangan Rasulullah dalam menyebarkan Islam. Semasa hidupnya, Nabi SAW sering mengunjungi Fatimah dan beristirahat di rumahnya. Ketika Rasulullah SAW dalam pengasuhan pamannya, Fatimahlah yang mendidik Beliau.

Fatimah menjadi sosok pengganti orang tua bagi Rasulullah SAW. Dia membela Beliau ketika ditekan oleh kaum Quraisy hingga akhirnya hijrah ke Madinah.

Ketika putranya, Khulafaur Rasyidin keempat, Ali bin Abu Thalib, menikah dengan putri Rasulullah SAW, ia sangat gembira. Ia tinggal bersama Ali dan Fatimah az-Zahra. Suatu ketika, Ali pernah berkata kepadanya, "Tugas Fatimah, putri Rasulullah SAW adalah mengambil air dan pergi membeli kebutuhan sedangkan engkau menumbuk dan membuat adonan." Baik ibu maupun istrinya menerima keputusan tersebut dengan kerelaan.

Muhammad Ibrahim Salim dalam buku Perempuan-perempuan Mulia di Sekitar Rasulullah SAW mengungkapkan, Fatimah memiliki ide-ide cemerlang, penuh kelembutan, dan pandai. Kehormatan dan kedudukannya di mata Rasulullah SAW melebihi wanita lain.

Pada tahun ke-10 kenabian, Rasulullah SAW mengalami amul huzn atau tahun kesedihan disebabkan dua orang yang dicintainya meninggal dunia. Mereka adalah Abu Thalib dan Khadijah RA. Namun, kehadiran Fatimah binti Asad mampu menggantikan peran mereka berdua.

Ia turut berhijrah ke Madinah bersama Rasulullah SAW. Bagi dia, Madinah adalah kota penuh kebahagiaan dan kemuliaan. Kota tersebut suci seperti halnya Makkah.

Rasulullah SAW tak pernah melupakan sosok perempuan ini. Fatimah dikenang sebagai penolong agama Allah. Ia mendampingi perjuangan Rasulullah SAW dengan setia. Ia dikenal sebagai wanita yang mempunyai pengetahuan berlimpah tentang agama.

Kehidupannya sehari-hari dipenuhi dengan aktivitas dakwah. Ia termasuk salah satu wanita yang turut meriwayatkan hadis. Ada 46 hadis telah ia riwayatkan. Dalam kitab Shahihain, menurut Ibrahim Saliim, Fatimah binti Asad meriwayatkan satu hadis Muttafaq 'alaih.

Para ulama berbeda pendapat mengenai waktu wafatnya Fatimah binti Asad. Ibnu Hajar berpendapat, ia wafat sebelum hijrah Nabi SAW. Namun, sebagian ulama meyakini ia tutup usia setelah turut hijrah menyusul Rasulullah SAW. Ia wafat dan dimakamkan di Madinah.

Pendapat ini dibenarkan oleh asy-Sya'bi yang mengatakan bahwa Fatimah masuk Islam di Makkah, lalu turut menyusul Rasulullah SAW ke Madinah dan meninggal dunia di kota itu. Fatimah binti Asad adalah wanita yang layak dicontoh para Muslimah sepanjang masa. Ia merupakan sosok perempuan yang istiqamah, tak mengenal lelah, membantu memperjuangkan agama Allah SWT.

No comments: