Praktik Intelijen Pasukan Muslim di Zaman Nabi?

Makam Syuhada perang Uhud di luar kota Madinah
Makam Syuhada perang Uhud di luar kota Madinah
Dalam peperangan, salah satu upaya yang selalu ditekankan Rasulullah Muhammad SAW adalah meminimalisasi jumlah korban dari kedua belah pihak. Salah satu perang yang cukup besar kala itu adalah Perang Badar. Dalam buku Ensiklopedi Muhammad: Muhammad Sebagai Pemimpin Militer disebutkan, jumlah korban dari pasukan Muslim dalam Perang Badar adalah 22 personel. Pasukan yang diturunkan sendiri sebanyak 313 orang. Sedangkan pihak dengan kekuatan 1.000 orang, korban yang tewas disebutkan 70 orang  dan 70 lagi luka-luka.
Sebelum Perang Badar meletus, disebutkan Nabi mengirim Thalhah ibn Ubaidillah dan Sa'id ibn Zaid. Mereka diutus untuk mengumpulkan informasi tentang kafilah Abu Sufyan.
Berdasarkan informasi pendahuluan tentang pasukan Abu Sufyan itu, Nabi lalu mengutus Ali ibn Abi Thalib, Zubair ibn Awwam dan Sa'id ibn Abi Waqqash dengan beberapa personel tentara ke Badar. Mereka menghitung kekuatan militer musuh secara akurat.
Setelah tim pengintai ini menceritakan posisi musuh, Nabi bertanya: "Berapa banyak hewan yang mereka sebelih setiap harinya?"
Dijawab: "Sembilan ekor pada suatu hari dan sepuluh ekor pada hari lainnya."
Dari hitung-hitungan itu, Nabi pun menyatakan bahwa mereka berjumlah 900 hingga 1.000 orang.
Lalu Nabi menanyakan siapa saja pemimpin Makkah yang ada di antara mereka. Mereka pun menyebutkan nama para pemimpin itu.
Nabi pun berujar: "Makkah telah mengeluarkan seluruh isi perutnya!" Maksudnya, musuh yang turun dengan kekuatan penuh.
Karenanya, beliau pun harus memobilisasi seluruh kekuatan dan berjuang hingga titik darah penghabisan. 
Makam Syuhada perang Uhud di luar kota Madinah
Sebelum hari 'H' Perang Uhud, Muhammad menerima informasi dari prajuritnya di Makkah, Abbas, tentang persiapan kaum Quraisy yang hendak menggempur Madinah. Beliau pun mengutus Anas dan Mu'nis untuk mengawasi pergerakan musuh.
Begitu pula saat Perang Ahzab, sebelumnya Muhammad menerima informasi melalui sumber intelijennya. Beliau kemudian menyetujui penggalian parit demi melindungi Madinah.
Selama pengepungan, beliau menggunakan kecerdasannya dalam memaksimalkan perlindungan. Beliau pun berhasil memecah belah pasukan musuh selama pertempuran. Sehingga membuat salah satu anggota sekutu musuh mau berdamai dengan kaum Muslim.
Beberapa waktu sebelum wafat, beliau menunjuk Usamah ibn Zaid sebagai panglima yang membawahi 30 ribu bala tentara untuk menyerang Byzantium.
Beliau menginstruksikan khusus kepada para panglima agar terlebih dulu mengutus mata-mata sebelum bergerak menghadapi musuh. 

No comments: