Gara-gara Tersandung, Arkeolog Temukan Dapur Shakespeare

Para arkeolog menemukan dapur Williams Shakespeare gara-gara tersandung di rumah sang penulis legendaris di Stratford-upon-Avon, Inggris.
Gara-gara Tersandung, Arkeolog Temukan Dapur Shakespeare (Thinkstock)
Pernah menemukan sesuatu yang berharga yang diawali dengan peristiwa tersandung? Mungkin begitulah yang terjadi dengan para arkeolog ini yang menemukan dapur Williams Shakespeare gara-gara tersandung di rumah sang penulis legendaris di Stratford-upon-Avon, Inggris.

Shakespeare dilaporkan membeli rumah ini pada 1597. Rumah yang kemudian disebut dengan New Place ini memiliki 20 kamar dan 10 perapian. Karena saking besarnya, rumah ini biasa disebut dengan “hunian tunggal terbesar di kota”. Dan di dalam rumah inilah, para arkeolog dari Staffordshire University’s Centre of Archeology telah menemukan temuan besar saat tersandung.
Dalam sebuah artikel di BBC, mereka menemukan piring, cangkir, dan barang-barang memasak lainnya, yang ia gunakan selama kurang lebih 19 tahun. Para arkeolog juga menemukan sebuah rumah buatan. Penemuan ini dianggap memberi kontribusi besar terhadap upaya mempelajari kehidupan sang penulis agung yang terwadahi dalam program amal The Shakespeare Birthplace Trust (SBT).
Proyek senilai 5,25 juta poundsterling (Rp110 miliar) ini didanai oleh sumbangan masyarakat dan Heritage Lottery Fund, Historic England.
“Setelah kami menemukan dapur keluarga, kami mampu memahami bagaimana ruang-ruang rumah lainnya terletak,” ujar anggota SBT, Dr Paul Edmonson. “Penemuan dapur, rumah-rumahan, pantri, lubang pendingin, yang dikombinasikan dengan skala rumah, menunjukkan New Place sebagai rumah bekerja sekaligus simbol kelas sosial yang tinggi.”
Hal ini juga membantu para ahli untuk mempelajari bagaimana rumah ini ketika Shakespeare masih hidup.
New Place menjadi saksi sisa-sisa kehidupan Shakepeare ketika menulis drama dan sebagai seorang bangsawan. Untuk merayakan karya-karyanya, New Place akan dibuka untuk umum pada musim panas 2016 sekaligus memperingati 400 tahun kematian sang maestro.
 Kompas

No comments: