Setelah Nabi Muhammad, Siapa Sahabat yang Pertama Membaca Alquran dengan Suara Nyaring?

Seorang umat muslim membaca Alquran di Masjid Raya Makassar, Sulsel, Senin (1/8).
Seorang umat muslim membaca Alquran di Masjid Raya Makassar, Sulsel, Senin (1/8).
Membaca Alquran dengan suara nyaring, tidak serta merta dilakukan. Bahkan Nabi Muhammad SAW di awal masa dakwahnya, ketika shalat, mengeraskan bacaannya mendapat teguran dari Allah SWT. Karena bacaan shalatnya yang keras membuat risih orang-orang musyrik.

Dalam Alquran Allah SWT berfirman, "Janganlah engkau mengeraskan suaramu dalam shalat dan janganlah pula merendahkannya dan usahakan jalan tengah di antara kedua itu," (QS Al Isra:110).
Nah, selain Nabi Muhammad, lalu siapakah orang yang kemudian ikut membaca Alquran dengan suara nyaring? Dalam buku Ensilopedia Muhammad SAW yang disusun Abdul Mun'im Al Hafni, ulama terkemuka Timur Tengah, disebutkan bahwa orang tersebut adalah sahabat beliau Abdullah bin Mas'ud. Ketika itu, ia sedang berada di samping Rasulullah dan para sahabat lainnya.
Para sahabat lalu bertanya kepada beliua, "Orang-orang Quraisy tidak akan mendengar sama sekali, wahai Rasulullah, jika Alquran ini dibaca dengan nyaring."
Para sahabat kemudian meminta izin kepada beliau agar salah satu di antara mereka membaca Alquran dengan nyaring. 
Seorang umat muslim membaca Alquran di Masjid Raya Makassar, Sulsel, Senin (1/8).
Jamaah membaca Alquran di Masjid Istiqlal, Jakarta. (Republika/Agung Supriyanto)
Lalu datanglah Abdullah bin Mas'ud mengajukan diri sebagai pembacanya. Tetapi Rasulullah mengkhawatirkannya. Maka Rasul pun mensyaratkan agar orang yang membaca dengan nyaring adalah orang yang berpengaruh di kelompoknya. Karena hal itu dapat mencegah musuh jika ingin berbuat sesuatu kepadanya.
Abdullah bin Mas'ud tetap memaksakan diri agar dialah orang yang membaca Alquran dengan suara nyaring. Dia mengatakan, "Allah akan menjagaku wahai Rasulullah."
Maka pada saat waktu dhuha, dia sudah berada di tengah perkampungan Bani Tamam. Ia mulai membaca surah Ar Rahman dengan suara yang tinggi. Mulailah orang-orang Quraisy mendengar bacaan Abdullah bin Mas'ud. Akan tetapi mereka tidak memahaminya dan saling bertanya, "Apa yang dibaca oleh Ibnu Mas'ud?"
Sebagian dari mereka juga berkata, "Ia membaca sebagian dari apa yang dibawa Muhammad." 
Seorang umat muslim membaca Alquran di Masjid Raya Makassar, Sulsel, Senin (1/8).
Seorang jamaah membaca Alquran. (Republika/ Wihdan)
Mendegar itu, serentak orang-orang kafir menuju Ibnu Mas'ud dan memukuli wajahnya. Tetapi Ibnu Mas'ud tidak peduli dan tetap saja membaca Alquran dengan nyaring hingga ayat yang dia suka.
Setelah kejadian tersebut, Ibnu Mas'ud kembali menemui Nabi SAW dan para sahabatnya. Bekas pukulan orang-orang Quraisy pada wajahnya masih terlihat nyata. Para sahabat lalu berkata, "Inilah yang ditakutkan Rasulullah atas dirimu."
Ibnu Mas'ud pun berkata sambil tersenyum, "Apa yang mereka lakukan padaku itu tak seberapa. Sekarang terasa lebih ringan. Jika engkau menghendaki wahai Rasulullah, aku akan ke sana lagi untuk melakukan hal yang sama esok hari."
Lalu Nabi SAW pun menjawab, "Jangan, cukup bagimu. Engkau telah memperdengarkan kepada mereka apa yang mereka tidak suka."

No comments: