Kisah Sahabat dan Makanan Berkah

padang pasir malam
BASYIR bin Sa’id atau Abu Athiyah adalah salah seorang sahabat Anshar. Suatu ketika ia sedang bekerja menggali parit beserta sahabat-sahabat lainnya, sebagai benteng pertahanan kotaMadinah, karena adanya rencana serangan besar-besaran dari pasukan Quraisy yang bersekutu dengan pasukan suku Ghathafan. Pekerjaan tersebut dilakukan oleh umat Islam dalam keprihatinan, karena secara umum sebenarnya mereka dalam keadaan kekurangan bahan makanan. Tetapi itu memang satu-satunya cara yang mungkin untuk mempertahankan Madinah dari serangan musuh yang jumlahnya sangat besar.
Saat istirahat di siang harinya, istri Basyir, Amrah binti Rawahah memanggil anak perempuannya untuk mengantarkan segenggam kurma pada bapaknya tersebut. Kurma itu dibungkusnya dengan ujung kain bajunya, dan ia mulai berjalan berkeliling mencari ayahnya. Ketika ia melewati Rasulullah SAW, beliau memanggilnya dan bertanya, “Kemarilah Nak, apa yang kaubawa itu?”
Anak perempuan itu menjawab, “Aku diutus oleh ibuku mengantarkan segenggam kurma ini untuk ayahku, Basyir bin Sa’id.”
Nabi SAW memanggilnya, dan meminta ia untuk meletakkan kurma itu pada telapak tangan Nabi SAW. Putri Basyir ini melaksanakan perintah beliau itu, dan ternyata tidak memenuhi tangan beliau. Kemudian Rasulullah SAW memerintahkan seorang sahabat untuk membentangkan kain, dan beliau meletakkan segenggam kurma di atasnya. Kemudian beliau berkata kepada sahabat tadi,
“Panggillah para pekerja khandaq untuk menyantap makan siang kiriman istri Basyir bin Sa’id.”
Putri Basyir yang masih berdiri tak jauh dari situ tampak tidak mengerti, tetapi sahabat tersebut kemudian berteriak keras, “Wahai pekerja khandaq, berkumpullah di sini untuk menyantap makan siang kiriman istri Basyir bin Sa’id!!” Berkumpullah para pekerja khandaq di sekeliling kain tersebut, termasuk Basyir sendiri, dan mulai menyantap kurma dengan lahap. Yang sungguh ajaib, kurma terus bertambah banyak ketika orang-orang mengambilnya. Ketika semua orang telah merasa kenyang, kurma itu masih tersisa cukup banyak di pinggir kain
Referensi: 101 Sahabat Nabi/Hepi Andi Bustomi/Pustaka Al-Kautsar

No comments: