Penderitaan Fatimah Az Zahra

Gurun pasir (ilustrasi)
Gurun pasir (ilustrasi)
Fatimah az-Zahra dikenal sebagai  anak kesayangan Rasulullah SAW. Namun, tidak ada kisah masyhur tentang dirinya yang tidak berkaitan dengan penderitaan. 
Sebelum Muhammad menjadi rasul, ia menyaksikan ayahnya dilempari kotoran unta. Ia menikah dan hidup dalam kemiskinan yang sangat. Setelah ayahnya meninggal, ia harus terlibat dalam sengketa hak atas tanah Fadaq yang kontroversial, sehingga tidak banyak orang Islam yang suka membicarakannya, kendati justru saat itulah tampaknya kali pertama tercatat seorang perempuan Arab tampil di muka umum untuk berdebat dan memperjuangkan haknya.
Fatimah dan Ali biasa berpuasa bersama berhari-hari untuk menyisakan makanan bagi dua anaknya. Cerita Fatimah menggiling gandum hingga tangannya berdarah, tentu juga sudah terkenal. Pada saat-saat kritis seperti itu, konon, ayahnya kerap datang.
Satu kali Sang Rasul membantu. Kali lain diberinya putrinya doa untuk diamalkan. Padahal, ketika itu Muhammad sudah menjadi nabi. Mudah baginya untuk menyuruh pengikutnya menjadi pembantu Fatimah. Banyak sahabat yang kaya raya. Mudah baginya untuk memengaruhi sahabatnya itu memberikan sedikit uang kepada putrinya.
Fatimah dididik untuk menemukan harga diri yang sebenarnya, untuk hidup bukan dengan banyaknya dayang-dayang dan uang yang didapat dari meminta-minta, apalagi penyalahgunaan kekuasaan atau kroniisme, tetapi dari amal tertinggi yang mampu diupayakan dalam keterbatasannya.
Tidak gampang bagi Fatimah menjadi istri seorang zahid seperti Ali, yang bersinar dalam peperangan membela agama dan bergetar merdu suaranya saban berdoa. Ali pun dikenal  meletakkan harta milik entah pada urutan terendah sebelah mana. Tidak ada kepastian finansial. Tidak ada juga kepastian sang suami akan pulang hidup-hidup atau tidak.
Hanya, Ali dan Fatimah tercatat sebagai pasangan terbaik yang pernah ada, yang dalam bertengkar pun, hikmah kepatuhan yang didapat. Banyak cara untuk meneladani Fatimah. Salah satunya adalah dengan menjadikan semua tugas domestik termasuk mencuci, menyeterika, belanja, dan memasak sebagai tugas eksklusif ibu rumah tangga. 

Miranda Risang Ayu
 Sumber : Pusat Data Republika

No comments: