Kisah Amr bin Jamuh dan Berhala Manat

Berhala kayu yang diperkirakan berusia 11 ribu tahun.
Berhala kayu yang diperkirakan berusia 11 ribu tahun.
Amr bin Jamuh merupakan salah satu pemimpin Madinah pada zaman jahiliah. Dia merupakan kepala suku Bani Salamah yang dihormati dan pemurah. Dia gemar menolong orang-orang yang membutuhkan. 
Amr bin Jamuh punya sebuah patung bernama Manat yang setiap hari disembah. Patung itu terbuat dari kayu. Bentuknya indah dan mahal harganya. Untuk perawatannya, Amr bin Jamuh harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Hampir setiap hari patungnya dibersihkan dan diberi wewangian yang mahal harganya.
Tiga orang anak Amr sebenarnya sudah memeluk Islam. Mereka adalah Mu'awadz, Mu'ads dan Khalad. Mereka masuk Islam atas ajakan Mus'ab bin Umair, sang duta Islam.
Pada satu waktu, Amr bin Jamuh memanggil anak-anaknya. Dia bertanya apa yang didengar dari Mus'ab bin Umair. Mu'adz pun menjawabnya dengan membaca Surah Al Fatihah. Mendengar untaian kalam Ilahi, sesungguhnya Amr terkesima. Namun dia belum berkenan mengikuti jejak putra-putranya. "Saya belum mau mengikuti ajaran kalian sebelum musyawarah dengan Manat,"kata Amr bin Jamuh seperti dikutip dalam buku  101 Sahabat Nabi yang ditulis Hepi Andi Bustoni.
Meski ayahnya belum mau mengucap syahadat, putra-putra Amr mengetahui keyakinan ayahnya terhadap Manat sudah goyah. Mereka pun bersiasat agar ayahnya meninggalkan berhala dan memeluk Islam.
Pada satu malam, mereka menyusup ke dalam rumah bersama salah satu sahabat yang sudah masuk Islam terlebih dahulu, Mu'adz bin Jabal. Mereka pun mengambil berhala itu dan membuangnya ke lubang kotoran manusia.
Berhala kayu yang diperkirakan berusia 11 ribu tahun.
Berbuat ikhlas agar umat Islam tidak menjadi umat penyembah berhala. (ilustrasi)

Ketika pagi, Amr terkejut karena tidak melihat Manat di tempatnya. Ia pun bergegas mencari berhala itu. Akhirnya Manat mencari berhala dan menemukannya di tempat pembuangan kotoran. Amr pun naik pitam. Dia kemudian membersihkan berhala itu an memberinya wangi-wangian. Kemudian diletakkan di tempat semula.
Malam berikutnya, berhala itu kembali dicuri tanpa sepengetahuan Amr. Manat kembali lagi harus berkubang di lubang kotoran manusia. Keesokan paginya berhala itu kembali dibersihkan Amr yang hanya bisa marah tanpa tahu siapa pelakunya. Di malam-malam selanjutnya, berhala itu selalu hilang dan ditemukan di tempat kotoran.
Untuk mencegahnya kembali dicuri, Amr kemudian mengalungkan pedang di leher berhala itu. "Wahai Manat, jika kamu memang hebat, tentu bisa menjaga dirimu dari aniaya orang lain,"kata Amr.
Keesokan harinya, Amr bin Jamuh kembali tidak mendapatkan Manat di tempatnya semula. Benda itu kembali ditemukan di tempat pembuangan hajat. Sang berhala pun terikat di bangkai seekor anjing. Dia pun heran, marah dan kecewa karena berhala itu tidak juga bisa membela diri.
Kemudian, datanglah beberapa pemuka Madinah yang sudah memeluk Islam. Mereka pun berusaha mengetuk akal budi Amr bin Jamuh untuk meraih hidayah Allah. Betapa berhala bukanlah Tuhan yang patut disembah. Akhiranya, ia membersihkan pakaiannya dan memakai wangi-wangian. Dia pun bertemu dengan Rasulullah untuk mengucap kalimat syahadat. 

No comments: