Penyebab Rasulullah Melaksanakan Shalat Gerhana

Umat Muslim melaksanakan Shalat Gerhana di Masjid Istiqlal Jakarta, Rabu (9/3).
Umat Muslim melaksanakan Shalat Gerhana di Masjid Istiqlal Jakarta, Rabu (9/3).
 Dalam khutbah shalat gerhana matahari di Masjid al-Ghifari Institut Pertanian Bogor (IPB) Bogor, Jawa Barat, Rabu (9/3), Ustaz Hepi Andi Bastoni menyampaikan latar belakang dilakukannya shalat gerhana pada masa Rasulullah SAW.
Dia menjelaskan,  shalat gerhana matahari pada masa Rasulullah terjadi pada tahun ke enam hijriyah. Ada pula yang menyebut pada tahun sembilan hijriyah dan ada pula yang mengatakan pada 10 hijriyah. Yang pasti, shalat gerhana matahari kala itu terjadi saat wafatnya anak lelaki Rasulullah wafat dari Maria al Qithbiyah, Ibrahim.
Setelah menikah dengan Rasulullah, Maria al Qithbiyah melahirkan Ibrahim pada tahun ke tujuh hijriyah. Dua tahun kemudian Ibarahim wafat, sehingga kemungkinan shalat gerhana matahari di zaman Rasulullah terjadi pada tahun ke sembilan atau ke sepuluh hijriyah.
''Rasulullah berduka. Pada usia dua tahun, anak memberi kesan mendalam bagi orangtuanya. Pada usia ini juga anak relatif tidak menjengkelkan orangtuanya,'' kata Ustaz Hepi.
Wafatnya Ibrahim dibarengi gerhana matahari total di Madinah. Warga Madinah gempar karena kejadian ini langka. Sebagian mereka menghubungkan kejadian ini dengan wafatnya putra Rasulullah. Saat warga Madinah mengaitkan dua kejadian ini, Rasulullah memberi khutbah. Dari versi Aisyah yang diriwayatkan Bukhari, Rasulullah bersabda yang intinya memeperingatkan matahari dan bulan adalah kekuasaan Allah SWT.
Gelapnya matahari atau bulan tidak ada hubungannya dengan kematian seseorang. Peringatan ini juga ditambah perintah untuk berdoa, bertakbir, melaksana shalatlah, dan bersedekah saat gerhana terjadi.
Ada beberapa poin dari hadis itu. Pertama, Rasulullah menyebutkan kekuasaan Allah SWT. ''Teknologi hari ini kian canggih tapi kita tidak bisa menciptakan matahari. Gerhana harus jadi sarana bertafakur atas ciptaan Allah SWT,'' kata pria yang dikenal juga sebagai penulis buku-buku sejarah Islam itu.
Gerhana juga tidak punya hubungan dengan kematian seseorang. Gerhana adalah ciptaan Allah Yang Maha Kuasa yang tidak bisa dibuat manusia.
Gerhana termasuk salah satu waktu terbaik berdoa. Umat Islam tidak boleh menyepelekan doa karena berdoa adalah bagian tauhid. Ustaz Hepi menekankan agar umat Islam membiasakan berdoa karena doa adalah penghubung langsung dengan Allah SWT. Jika anak-anak meminta sesuatu, ajarkan mereka berdoa. ketika terwujud, mereka akan ingat yang mewujudkan permintaannya adalah Allah SWT.
''Tidak ada nabi yang tidak berdoa meski mereka adalah pilihan Allah SWT. Mengapa kita tidak? kita butuh Allah SWT. Semua kegiatan kita selalu punyanya doa sendiri,'' kata Ustaz Hepi.
Bertakbir saat gerhana juga bermakna mengagungkan Allah SWT. Tidak hanya lisan, tapi mengagungkan Allah SWT dalam semua hal. Masih melakukan hal makruh jadi tanda belum mengagungkan Allah SWT. Juga perintah shalat yang menghubungkan manusia langsung dengan Allah SWT.
Sementara bersedekah jadi penyempurna setelah berdoa bertakbir, dan shalat yang sifatnya vertikal. ''Sedekah merekatkan sesama, membersihkan hati dan harta. Tidak bangkrut orang bersedekah,'' ungkap Ustaz Hepi.

No comments: