Palestina, 100 Tahun Berjihad

Palestina adalah termasuk negeri Syam, seperti disebutkan Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassallam Palestina, 100 Tahun Berjihad
Palestina dan Bumi Syam
DUNIA terus berubah. Ada negeri yang dulu jaya, lalu redup seperti yang dialami umat Islam sekarang. Bisa pula sekarang jaya, kelak bakal redup. Segala kemungkinan bisa terjadi. Insya Allah, Hidayatullah.com akan menurunkan tulisan berseri menyangkut nasib kedepan negara-negara Muslim seperti Palestina, Suriah, Yaman, Mesir dsb-nya, berdasarkan Nubuwat Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam. Tulisan ini dikutip dari buku Negeri Negeri Akhir Zaman
Sejak Inggris menyerahkan Palestina kepada kaum Yahudi pada 1917, bangsa Palestina tak pernah berhenti berjuang hingga kini. Itu artinya, sudah hampir 100 tahun Palestina berjihad. Tak ada bangsa yang mampu berjuang melebehi bangsa Palestina. Tak terhitung lagi korban benda dan nyawa.
Meski hingga sekarang terus digempur Israel dari berbagai penjuru, Palestina mampu bertahan. Pertanyaannya, apakah yang membuat Palestina mampu berjuang sekian lama?
Inilah jawaban berdasarkan nubuwat Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam.
Menjadi Bumi Ribath
Ribath dalam kontek ini artinya berjaga-jaga di garis depan. Menurut Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, senantiasa ada sekelompok umat yang berada di garis kebenaran, serta mengalahkan musuh-musuhnya. Dan, orang-orang yang memusuhi mereka tidak akan mampu menimpakan bahaya terhadap mereka, kecuali sedikit musibah. Demikianlah keadaannya sampai akhir datang utusan Allah.
Ada Sahabat bertanya, “Di manakah kelompok itu, ya Rasulullah?” Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam menjawab, “Mereka berada di Baitul Maqdis dan serambi Baitul Maqdis.”
Sabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam tersebut dikabarkan oleh Abdullah bin Ahmad, Ath-Thahawi dan Ath-Thabrani. Baitul Maqdis adalah nama lain dari Masjidil Aqsha.
Sebuah Hadits lain menegaskan, tempat ribath terbaik ada di Askelon, Palestina. “Sesungguhnya,” kata Ath-Thabarani mengutip sabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, “Jihad yang paling utama adalah ribath dan sebaik-baik ribath kalian adalah Askelon.”
Menjadi Bumi Hijrah
Abu Dawud dan Ahmad meriwayatkan, “Akan terjadi hijrah sesudah hijrah. Maka sebaik-baik penduduk bumi adalah orang-orang yang mendiami tempat hijrah Ibrahim…”
Jika riwayat tersebut dikorelasikaan dengan Hadits lain yang berbicara soal perjalanan Imam Mahdi dan kaum Muslimin dalam memerangi musuh-musuhnya, boleh jadi nubuwat di atas terjadi pada zaman Al-Mahdi. Hal itu seperti disebutkan dalam sebuah riwayat, “Allah memberitahu kepada Isa, ‘Tiada seorang pun yang mampu melawannya, karena itu bawalah hamba-hamba-Ku (yang baik-baik) ke Gunung Thur…”
Gunung Thur bagian dari negeri Syam, meskipun tidak berada tepat di dalam Palestina. Tetapi wilayah tersebut masih masuk dalam bagian negeri hijrahnya Nabi Ibrahim (Syam).
Semua keterangan di atas barangkali yang menyebabkan Palestina mampu bertahan sekian lama. Maknanya, sehebat apapun gempuran musuh yang ditimpakan kepada umat Islam di Palestina, itu tidak bakal membuat mereka musnah. Juga musibah apapun yang ditimpakan oleh musuh-musuh mereka, itu tak akan memberi mudharat kecuali sedikit saja.
Disamping itu, Palestina memang mempunyai beberapa keutamaan. Salah satunya, ia termasuk negeri yang didoakan mendapat berkah. “Ya Allah, berkahilah untuk kami negeri Syam,” panjat Rasulullah SAW, seperti diriwayatkan Imam Muslim.
Suatu kali Ibnu Hawalah meminta kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, “Ya Rasulullah, pilihkan salah satu (negeri) untukku, apabila aku masih menemui zaman tersebut.” Beliau lalu bersabda, “Hendaklah engkau memilih Syam, karena negeri itu pilihan Allah. Allah memilihkan untuk negeri itu hamba-hamba pilihan-Nya…” (Riwayat Abu Dawud).*

No comments: