Abbas Ibnu Firnas Manusia Pertama yang Berhasil Terbang!


Saat ia turun kembali ke bumi, ia tidak dapat mengontrol kecepatan. Karena turun dengan kecepatan yang sangat tinggi, Ibnu Firnas jatuh memukul keras tanah hingga dirinya terluka cukup serius.
BANYAK sejarah yang menceritakan tentang manusia yang mencoba terbang. Salah satu nama yang paling terkenal ialah Icarus, ia diceritakan telah melakukan penerbangan begitu dekat dengan matahari namun lilin membuat bulunya meleleh hingga ia terjatuh ke laut dan tenggelam.
Ada cerita juga dari dunia Timur, tepatnya di Negeri Cina. Konon, ada orang Cina yang berupaya melakukan penerbangan dengan layang-layang sekitar abad ke-5 SM, tapi ia gagal.
Keberhasilan upaya penerbangan pertama manusia dicapai oleh seorang Muslim. Dia adalah Abbas Ibnu Firnas. Ibnu Firnas berhasil melakukan penerbangan pada tahun 875 M di kota Qurtuba Al-Andalus (Cordoba, Spanyol).
Abbas Ibnu Firnas lahir di Izn-Rand Onda Al-Andalus (Spanyol) tapi tinggal di Cordoba yang merupakan salah satu pusat belajar utama di dunia Muslim kala itu. Ibnu Abbas adalah seorang polymath yakni penemu, insinyur, penerbang, dokter, dan penyair Arab.
Dilansir Ilmfeed, Ibnu Firnas terinspirasi oleh Armen Firman pada tahun 852 M. Armen Firman bukan ilmuwan tapi sering mengamati alam sekitarnya.Berdasarkan pemahaman dasar mekanika penerbangan, Armen Firman membangun sebuah baju sutra dengan kayu yang diperkuat batang. Dengan membuat mesin yang kasar, Armen Firman naik ke puncak menara dari masjid agung di Qurtuba kemudia ia melompat.
Walaupun sudah berusaha, namun Armen Firman tidak bisa terbang, dan jatuh. Untungnya alat terbangnya cukup meningkat sehingga memperlambat penurunan sehingga Armen Firman tidak jatuh dengan kecepatan penuh. Armen jatuh memukul tanah, walaupun sedikit terluka tapi Armen Firman tidak mati atau lumpuh. Hal ini menjadi parasut pertama di dunia penerbangan.
Saat Armen jatuh ke tanah, Ibnu Firnas berada di kerumunan menonton dan terkesan dengan hasilnya. Meskipun upaya Arman itu mentah dan sangat tidak ilmiah, namun Ibnu Firnas mendapatkan sebuah sebuah ide yang perlu dikaji lebih lanjut. Hal tersebut membuat Ibnu Firnas belajar ke ranah aeronautika.
Sekitar 23 tahun setelah Armen Firman, di tahun 875 saat Ibnu Firnas berusia 70 tahun, ia membuat mesin terbang setelah bertahun-tahun mempelajari sifat penerbangan dalam studinya. Ibnu Abbas membangun sepasang sayap dari sutra dan kayu dan telah menjahit bulu yang sebenarnya.

Dari bukit Jabal Al-‘Arus, Ibnu Firnas melompat dari tebing. Dia meluncur dalam jangka waktu yang cukup lama. Banyak saksi mengatakan penerbangannya tersebut sekitar 10 menit di udara.
Saat ia turun pada turunan terakhirnya, ia menyadari ada masalah dengan desain. Dia telah memusatkan seluruh energinya dalam mempelajari mekanisme untuk terbang tetapi mengabaikan mekanisme pendaratan. Saat ia turun kembali ke bumi, ia tidak dapat mengontrol kecepatan. Karena turun dengan kecepatan yang sangat tinggi, Ibnu Firnas jatuh memukul keras tanah hingga dirinya terluka cukup serius.
Ibnu Firnas hidup selama 12 tahun setelah kejadian itu. Dalam tahun-tahun terakhir hidupnya, ia terus melakukan percobaan merefleksikan apa yang salah pada percobaannya itu. Hingga pada akhirnya ia menyimpulkan bahwa desain bukan termasuk mekanisme untuk memperlambat penurunan penerbangan manusianya.
Ibnu Firnas menyadari kekurangan percobaannya itu, ia lupa untuk merancang ekor. Hal itu ia tahu setelah melihat seekor burung yang menggunakan ekor dan kedua sayap yang seimbang bisa memperlambat kecepatan dan bisa melakukan pendaratan di atas tanah.

Setelah itu, Abbas Ibnu Firnas tidak membuat percobaan lagi untuk terbang dalam hidupnya. Berabad-abad berlalu, barulah muncul tokoh muslim lainnya Ahmed Celebi, seorang Turk Ottoman. Pada tahun 1630-1632 M, Celebi berhasil melakukan penerbangan manusia di Bosporus.
Selain itu, pada tahun 1783 Montgolfiers meluncurkan balon udara panas yang ditambatkan dengan manusia di papan di Paris. Setelah sebelumnya pada tahun 1853 Sir George Cayley membuat glider modern pertama berdasarkan pemahaman dasar teori aerodinamis. Cayley berhasil meluncur terbang di kota Yorkshire Inggris, sekitar 1000 tahun setelah upaya pertama Abbas Ibnu Firnas di 875 M.
Abbas Ibnu Firnas terkenal karena usahanya di penerbangan manusia. Namun, ternyata ia juga memiliki banyak prestasi lain yang mengharumkan namanya. Dia adalah seorang astronom yang membangun planetarium mekanik dengan planet bergulir. Ia juga belajar perangkat mekanik dan timepieces. Minatnya dalam kristal, kuarsa dan pasir akan membimbingnya untuk mencairkan pasir ke dalam gelas yang memungkinkan dia untuk membuat gelas minum Andalusia. Selain itu, Ibnu Farnas melakukan eksperimen dengan lensa dan kualitas pembesar yang terbuat dari kaca.
Pada tahun 1976, prestasi Abbas ibn Firnas duakui pada acara pengakuan atas Kelompok Kerja untuk Planetary Sistem Nomenklatur (IAU / WGPSN) bernama kawah bulan ‘Ibnu Firnas’ untuk menghormati jasa-jasa Abbas Ibnu Firnas.
Wah, ternyata orang yang menemukan konsep penerbangan manusia yang berhasil itu berasal dari umat islam ya. Bagaimana dengan sekarang? [iwm/islampos]

No comments: