Agamanya Jin

cahaya gelap

HIDUP di muka bumi ini bukan hanya dihuni oleh manusia saja. Makhluk-makhluk lain pun ikut menghiasi bumi ini. Dari mulai makhluk yang bisa terlihat oleh kasat mata sampai yang tidak bisa terlihat.
HIDUP di muka bumi ini bukan hanya dihuni oleh manusia saja. Makhluk-makhluk lain pun ikut menghiasi bumi ini. Dari mulai makhluk yang bisa terlihat oleh kasat mata sampai yang tidak bisa terlihat. Nah, salah satu dari makhluk yang tidak terlihat inilah yang memiliki pengaruh luar biasa kepada manusia. Siapakah dia?
Salah satu jenis makhluk yang tidak terlihat oleh kasat mata ialah jin. Dari kalangan jin terdapat sosok yang amat membenci manusia. Dialah yang ingkar kepada Allah SWT dan tidak mau bersujud terhadap Adam. Ya, dialah setan, musuh terbesar manusia.
Berbicara makhluk tak kasat mata ini, kita ketahui bahwa dari golongan mereka ada yang taat pada Allah dan ada pula yang tidak. Lalu, apakah mereka juga memiliki akidah dan agama masing-masing?
Dalam masalah ini, bangsa jin persis seperti umat manusia. Di antara mereka ada yang beragama Islam, Nasrani dan Yahudi. Bahkan, pemeluk Islam dari kalangan mereka sama seperti pemeluk Islam dari kalangan umat manusia. Ada yang beraliran Qadariyah, Syi’ah, Ahlussunnah, Ahli bid’ah, dan yang lainnya. Di samping itu, dari mereka ada yang patuh dan ada yang durhaka, ada yang bertakwa serta ada yang durjana.
Allah SWT memberitahukan perihal bangsa jin ketika mereka mengatakan, “Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang shaleh dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Kami menempuh jalan yang berbeda-beda,” (QS. Al-Jin: 11).
Abdullah bin Abbas RA berkata, maksud dari lafal, “Kami menempuh jalan yang berbeda-beda,” adalah di antara kami ada yang beriman dan ada pula yang kafir.
Ibnu Taimiyah berkata, “Maksud dari ‘kami menempuh jalan yang berbeda-beda’ adalah berbagai madzhab yang berbeda-beda. Ada yang muslim, ada yang kafir. Ada aliran ahlussunnah, ada juga ahli bid’ah.”
Referensi: Ruqyah Jin, Sihir dan Terapinya/Karya: Syaikh Wahid Abdussalam Bali/Penerbit: Ummul Qura

No comments: