Mengapa Rasulullah Ingin Menaklukkan Dumatul Jandal?

Masjid Umar bin Khattab
Masjid Umar bin Khattab
M Suyanto ( Ketua STMIK AMIKOM Yogyakarta, Direktur IMKI, Primagama Group )
Dumatul Jandal dahulu bernama Adumatu yang menurut catatan bangsa Syiria sejak 845 sebelum masehi (SM) dikenal sebagai ibu kota kerajaan Arab. Menurut teks tersebut Sennacherib menduduki Adumatu pada 688 SM.
Pada masa Rasulullah SAW, negeri tersebut secara administratif dan teritorial masih berada di bawah kekuasaan pemerintah Syam serta di bawah kekuasaan Imperium Romawi dan penduduknya berafiliasi kepada kabilah-kabilah Arab al-Ghassaasinah yang besar jumlahnya.
Secara geografis, Dumatul Jandal merupakan suatu daerah yang terletak di kawasan padang pasir Syam di dekat Damaskus dan di ujung utara Hijaz. Jaraknya dengan Damaskus sekitar lima hari perjalanan, sementara dengan Madinah al-Munawwarah sekitar lima belas atau enam belas hari perjalanan.
Penduduk negeri ini adalah suku Kalb bin Wabrah dari rumpun kabilah Qahthan yang beragama Nasrani. Mereka dikenal sering melakukan kejahatan kepada orang-orang Dhafithah yang melewati daerah mereka. Dhafithah sendiri berarti para penggembala unta yang selalu berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain, atau menurut pendapat lain para pedagang yang banyak membawa bekal makanan.
Dumatul Jandal atau Dumat Al-Jandal merupakan pasar yang terkenal di kalangan bangsa Arab jahiliah. Sebuah pekan dagang dilangsungkan setiap Rabi'u al-Awwal antara tanggal 1-30. Saat seperti ini para pedagang dari jauh dan dekat berdatangan ke pasar tersebut.
Di negeri Dumatul Jandal juga terdapat sebuah benteng yang terkenal. Negeri ini terkenal subur dengan kebun-kebun kurma dan berbagai jenis tanaman lainnya. Kesuburan ini antara lain dikarenakan banyaknya mata air yang terdapat di sekitarnya. Negeri ini juga dikelilingi pagar pembatas.
Dumatul Jandal mendapat perhatian serius dari Nabi Muhammad SAW , dikarenakan ia merupakan salah satu pintu terpenting dari Syam ke Jazirah Arab. Nabi saw mendatangi kota ini pada tahun kelima Hijriah untuk mengajak penduduk Dumadul Jandal memeluk Islam. Hanya saja, hasil yang dicapai ini ternyata masih belum memuaskan Nabi SAW.
Beliau selanjutnya mengutus Khalid Ibnul Walid pada tahun ke dua belas Hijriah untuk lebih memantapkan keislaman di hati penduduknya. Khalid mendatangkan Ikyadir untuk kedua kalinya. Ia kemudian bersedia membayar jizyah. Setelah kunjungan Khalid itu barulah Nabi SAW mengirimkan surat yang berisi jaminan keamanan bagi penduduk negeri tersebut.
Posisi Dumantul Jandal pada saat sekarang telah berada dalam wilayah Kerajaan Arab Saudi. Dumantul Jandal merupakan bagian dari provinsi Jaufas-Sarhan, wilayah sebelah utara Saudi. Dari arah barat laut, ia berada dekat kota Sikaka. Negeri ini membentang sejauh tiga ratus kilometer di perbatasan antara Saudi dengan Yordania.
Pada saat sekarang, luas Dumatul Jandal mencapai lima belas kilometer persegi dengan jumlah penduduk sekitar seratus tiga puluh lima ribu jiwa. Daerah ini terkenal dengan industri pedang senjata, pahatan batu, dan permadani. Ia juga dikenal sebagai kawasan pertanian terpenting di Saudi.
Peninggalan sejarah terbesar yang terdapat di daerah ini adalah masjid Umar Ibnul Khathab yang dibangun sendiri oleh sang Khalifah pada tahun 17 Hijriah, pada saat ia sedang dalam perjalanan mengunjungi Baitul Maqdis. Masjid yang seluruh bangunannya terbuat dari batu ini telah beberapa kali direnovasi pemerintah Saudi. Lokasinya persis di tengah kota Dumatul Jandal lama yang pernah dikunjungi Nabi SAW. 
Sumber : Pusat Data Republika

No comments: