Nama Istri Iblis



KISAH ini bermula ketika Imam Asy-Sya’bi berjalan dengan istrinya. Kedua pasangan ini terlihat bersemangat sambil bercengkrama. Tidak lama kemudian, seseorang datang menghampiri kedua pasangan ini. Mereka sudah terbiasa mendapatkan pertanyaan dari kaum Muslimin karena sejak kecil sudah tinggal di Madinah dan menjadi seorang imam yang faqih dan alim.



Lelaki itu menyampaikan sebuah pertanyaan yang unik tanpa menyebutkan nama terlebih dahulu. Ia bertanya siapa nama istrinya iblis?

Jika beliau tidak memiliki pemahaman yang dalam, akal yang jernih, rohani yang bersih, dan akhlak yang mulia bisa saja ia menjawabnya dengan kemarahan. Lelaki itu menyampaikan pertanyaan yang aneh dan terkesan menguji kemampuan sang imam yang sempat berguru pada 50-an sahabat Nabi Muhammad SAW.

Meskipun pertanyaannya terkesan aneh dan membuat marah tetapi beliau menjawabnya dengan jenaka dengan tidak bisa disela. Beliau menjawab dengan menambahkan senyuman bahwa ia tidak diundang dalam walimah iblis.

Mungkin tidak hanya laki-laki itu, kita juga berharap jika sang imam menjawabnya dengan jawaban yang tidak pernah terpikirkan sama sekali tapi jawaban itu mematikan.

Jawaban yang jenaka ini tidak hanya sekali beliau lontarkan. Diketahui bahwa beliau sempat berguru langsung dan sangat mengidolakan ‘Abdullah bin Mas’ud yang terkenal dengan jenaka intelektualnya.

Kisahnya, terdapat seseorang yang melontarkan pertanyaan, apabila ia mandi di sungai maka kemana ia harus menghadap? Menghadap kiblat atau membelakanginya atau ke arah mana? Kemudian ia melanjutkan jika ia tidak mengetahui arah kiblat lalu sebaiknya ia harus menghadap kemana saat mandi di sungai?

Tanpa mencari apa maksud si pemuda itu, apakah ia sungguh ingin tahu atau hanya menguji kemampuan sang Imam. Lantas apa jawaban yang akan diberikan oleh sang Imam pada laki-laki itu?

Jawaban yang diberikan adalah lebih baik menghadap pada pakaian yang ditanggalkan saat mandi ke sungai. Hal ini bertujuan agar pakaian itu tidak diambil orang atau hanyut dengan arus sungai. Apabila pakaian itu hanyut atau hilang maka aurat tidak lagi bisa ditutupi.

Jawaban yang cerdas dan tidak terbantahkan. Inilah salah satu ciri orang shalih secara lisan maupun perbuatannya. Mereka mempunyai pemahaman yang dalam sehingga dapat berpikir secara cepat, menelaah secara jernih, dan mengaplikasikannya pada perbuatan sehari-hari pada sesama.

Kisah pertanyaan mengenai keluarga iblis ini mengajarkan kepada kita untuk menjadi seorang muslim yang berakal dan berilmu. Selain itu, tidak semua ilmu atau informasi dapat disampaikan dan dapat dipahami oleh setiap orang.

Jawaban akan lebih mudah diterima dengan menyisipkan humor tapi jawabannya juga masuk akal. Meskipun pertanyaan yang dilontarkan terkesan hanya menguji kemampuan atau menyudutkan, akan lebih baik jika kita menjawabnya dengan hati tenang. Apabila kemarahan tercampur saat itu, maka yang keluar bukanlah jawaban yang dapat diterima tapi memunculkan permusuhan.

No comments: