Partai Rakyat Freemason sebagai Boneka Penjajah

Usaha ini mendapat dukungan koran Al Jaridah milik Lord Crowmer, wakil tertinggi penjajah Inggris di Mesir. Partai ini mengajak Rakyat Mesir kepada paham nasionalisme Mesir, dan koran Al Jaridah ini dipimpin oleh Luthfy As-Sayyid.

Usaha ini mendapat dukungan koran Al Jaridah milik Lord Crowmer, wakil tertinggi penjajah Inggris di Mesir. Partai ini mengajak Rakyat Mesir kepada paham nasionalisme Mesir, dan koran Al Jaridah ini dipimpin oleh Luthfy As-Sayyid.
la kemudian membentuk partai dengan dipimpin oleh Mahmud Basya Sulaiman, ayah Muhammad Mahmud Basya, si tangan besi dan ketua partai “Kebebasan Konstitusi”. la dibantu oleh agen Hasan Basya Abdur-raziq, kakak kandung Syeikh Musthafa Abdu-raziq dengan partainya yang bernama “Partai Rakyat”.
Usaha ini mendapat dukungan koran Al Jaridah milik Lord Crowmer, wakil tertinggi penjajah Inggris di Mesir. Partai ini mengajak Rakyat Mesir kepada paham nasionalisme Mesir, dan koran Al Jaridah ini dipimpin oleh Luthfy As-Sayyid.
Fathi Ridwan dalam sebuah artikelnya pads majalah Ats-Tsaqafah no. 24 Januari 1974 berjudul “Pemikir tanpa Pikiran” menulis sebagai berikut: “Untuk menghadapi sikap politik keras dari golongan yang oleh Inggris disebut ekstrem, maka pemerintah mulai menghadapi golongan yang dipandangnya moderat.”
Golongan moderat ini menurut pihak penjajah Inggris adalah mereka yang berada pada ‘Partai Rakyat’ Pada tahun yang sama, ketika beberapa tokoh Partai Rakyat mendirikan sebuah perusahaan; maka pihak penjajah pada tahun berikutnya membantunya dua puluh ribu Junaih (mata uang) untuk menghidupkan penerbitan koran Al-Jaridah, sebagai terompet mereka. Gubernur Jenderal Inggris di koloni Mesir tidak menyembunyikan rasa gembiranya seperti yang diungkapkannya dalam telegram panjang kepada Menteri Luar Negeri di London pada tanggal 21 Mei 1906. Telegram ini dikirim Crowmer kepada Gray.
Kata Crowmer: “Lihatlah sebuah partai yang menyenangkan penjajah.”
Crowmer membantu pembentukan partai ini. Setelah terbentuknya partai tersebut, wakil penjajah di Mesir mengirim kabar gembira Kepada Menteri Luar Negerinya di London. Ia katakan: “Demi Tuhan, partai ini akan mengajak (Mesir) ke arah modernisasi, kebebasan, keterbukaan dan hubungan yang erat dengan penjajah-untuk melawan musuh modernisasi dan kebebasan–begitu rupa, sehingga dapat diibaratkan hubungan ayah dengan anak jadahnya.
Lord Lowhite dalam bukunya “Mesir di Masa Crowmer” mengatakan bahwa partai tersebut sebagai partai keterbukaan, sedangkan Mesir disebut sebagai Al- Mishriyah, serta ia mencela pribadi Luthfy As-Sayyid, partai dan korannya Lowhite dengan menyatakan: Koran ini diterbitkan bukan untuk melawan kekuasaan penjajah atau memusuhi salah satunya. Bahkan tidak pula untuk memenangkan yang satu terhadap yang lainnya.”
Mengenai perkembangan Partai Rakyat yang buruk ini, Fathi Ridwan memberikan komentar sebagai berikut: “Demi Tuhan, bagaimana seseorang bisa mempunyai persangkaan baik, walaupun sedikit, terhadap sebuah partai yang secara terang-terangan tidak memusuhi penjajahan, sebagaimana ditulis dalam buku utamanya? Kalau begitu, lalu siapakah yang sebenarnya ia musuhi? Lau bagaimana ia akan membebaskan rakyat yang tengah diinjak-injak penjajah ini?”
Tapi, anehnya para pengikut Luthfy As-Sayyid, seorang Freemason tulen ini menganggap, bahwa dia adalah propagandis demokrasi. Guru Besar Idris Raghib menyampaikan seruan kepada club-club Palestina dan rakyat Palestina pada umumnya. Isi seruan itu jelas mengungkapkan hakikat gerakan Freemason yang bergerak untuk kepentingan Zionis dan mengajak orang menyerah kepada rencana-rencana Zionisme Internasional untuk menguasai Palestina. b>Sumber: Al-ahdaf al-mu’linah wal-asrar a-khafiyah liandiyati ar-rotary wal-masoniyah/RAHASIA GERAKAN FREEMASONRY DAN ROTARY CLUB/Pustaka Al Kautsar, 1993/September 1993

No comments: