Rasulullah
Surat menjadi media dakwah yang efektif di zaman Rasulullah SAW. Surat pertama yang dianggap berhasil pada masa itu adalah surat Rasulullah SAW yang dikirim kepada Raja Ashhamah bin Abjar, penguasa negara Habsyah- kini Etiopia.
Surat buat sang raja dari Nabi SAW itu menjadi bukti seni berdakwah Rasulullah. Tak heran bila Ibnu Thulun menempatkan surat itu dalam posisi teratas untuk mengawali daftar surat-surat Rasulullah dalam karyanya tersebut.
Berikut redaksi surat yang dikirimkan ke Raja Habsyah, sebagaimana dinukil oleh az-Zaila'i dan sebagian ulama sirah seperti al-Waqidi:
"Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Dari Muhammad Rasul Allah untuk Najasyi al-Ashham, raja Habsyah. Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepadamu. Sesungguhnya aku menyampaikan pujian kepada-Mu, Ya Allah, yang tidak ada Tuhan selain Dia, yang mempunyai kerajaan, Yang Mahasuci, pemberi kesejahteraan, kesentosaan, dan perlindungan. Dan aku bersaksi bahwa sesungguhnya Isa Putra Maryam adalah Ruh Allah dan Firman-Nya yang disampaikan kepada Perawan Maryam yang baik, suci dan disucikan, lagi memelihara dirinya.
Kemudian ia hamil mengandung Isa, dan Allah telah menciptakannya dari Ruh-Nya dan meniupkannya, sebagaimana Allah menciptakan Adam dan meniupkannya. Sesungguhnya aku menyerumu kepada Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan agar selalu bersikap taat kepada-Nya, lalu ikutlah aku dan berimanlah kepada yang aku bawa karena sesungguhnya aku Rasul Allah. Aku telah mengutus kepadamu anak laki-laki pamanku, yakni Ja'far, dan serombongan kaum Muslim yang menyertainya. Semoga keselamatan untuk orang yang mengikuti petunjuk."
Betapa tidak, surat tersebut
mendapat respons positif dari Sang Raja. Negara Kristen yang wilayahnya
pada waktu itu secara yurisdiksi gerejani berada di bawah gereja
Orthodoks Koptik di Mesir itu telah mengulurkan tangan persahabatan
untuk membantu umat Islam.
Bahkan, menurut sejumlah riwayat, surat itu disusul dengan
pernyataan Raja Habsyah untuk memeluk agama Islam-sekalipun
diperdebatkan di kalangan ahli sejarah-tanpa paksaan apa pun. Surat yang
dituliskan itu memiliki banyak versi.
Menurut Sa'd bin al-Musayyib, redaksi surat yang dibuat
Rasulullah SAW untuk raja Habsyah itu cukup sederhana. Surat tersebut
berisi ajakan untuk kembali ke kalimat yang sama, yaitu tidak menyembah
zat selain Allah, tidak menjadikan selain-Nya sebagai pelindung. Dalam
riwayat itu pula disebutkan bahwa Sang Raja menyatakan masuk Islam.
Az-Zai'lai dalam Nashb
ar-Riwayah lil Ahadits al-Hidayah meriwayatkan bahwa surat tersebut
menyajikan fakta mengenai konsep teologi Kristen yang dipandang dari
sudut Islam menyangkut status Isa dan Maryam. Isa al-Masih sebagai
firman Allah (Arab: al-Kalimah) dan kelahiran perawaniah (the virgin of
birth) Isa dari Sayidatina Maryam melalui Ruh Allah.
Konsep tersebut pada dasarnya tidak bertentangan dengan
subtansi Injil yang dibawa oleh Nabi Isa. Pencantuman pandangan tersebut
dinilai tepat untuk memberikan persepsi sama. Rasulullah mengawalinya
dengan mencari persamaan dan bukan perbedaan.
Sumber : Pusat Data Republika
Nashih Nashrullah
No comments:
Post a Comment