Jejak Perjuangan Muslim Tionghoa, dalam Negeri Palembang Darussalam ?

Pada sekitar tahun 1644 M, di daratan Cina terjadi pergolakan Politik. Dinasti Ming yang telah berkuasa selama hampir 300 tahun mengalami kehancuran, dan digantikan penguasa baru Dinasti Qing (Dinasti Manchu).
Peralihan kekuasaan di tanah Tiongkok, berakibat terjadinya pengungsian besar-besaran dari kaum kerabat Bangsawan Dinasti Ming. Diantara mereka yang hijrah ke Palembang adalah 3 orang Pangeran yang dikenal dengan nama : Kapitan Asing, Kapitan Belo dan Kapitan Hong Su (Bong Su)
Dan saat mereka memasuki perairan Musi, Kapitan Hong Su tewas dalam pertempuran melawan bajak laut. Berdasarkan catatan keluarga Datuk Nang Lenggok, peristiwa tersebut terjadi di dekat Pulau Kemaro
masjid-chenghopalembang1
Zuriat Keluarga Bangsawan Tiongkok

Dinasti Ming dikenal sebagai keluarga kerajaan yang menganut keyakinan Islam (Sumber : Dinasti Ming Kekaisaran Muslim), dan diperkirakan kedatangan 3 Pangeran Tiongkok ini terjadi dimasa Sultan Abdurrahman (1659-1706).
Menurut beberapa hikayat, ke-3 Pangeran Tiongkok ini adalah putera Pangeran Chu Yu-Chien (lihat : Zhu Yujian), seorang Pejabat Dinasti Ming keturunan dari Kaisar Hung Wu (Sumber : Tionghoa Muslim Palembang).
Setelah beberapa lama tinggal, Kapitan Asing dan Kapitan Belo, kemudian menikah dengan kerabat Kesultanan Palembang.
Kapitan Asing diangkat menjadi Demang di Palembang, berkedudukan di Kampung Gedong Batu, kawasan 3-4 Ulu.
Sementara Kapiten Belo (Bela) diangkat menjadi Tiku (Pembantu) Susuhunan Palembang, di wilayah Bangka.
Ia berkedudukan di daerah Belo Muntok Bangka. Komunitas Cina Bangka mengenalnya dengan nama A Siong (sumber : Sejarah Hakka Bangka Belitung).
Dari zuriat Kapitan Belo melahirkan banyak tokoh terkemuka di Kesultanan Palembang, diantaranya :
1. Pangeran Saudagar Ku Ching (Babah Yaw Jian/Kiyai Mas Husin), beliau putera Kapitan Belo, dan menjabat selaku bendahara kerajaan (syahbandar), serta perancang pembangun kota kerajaan.
2. Demang Jayo Sepuh Wiraguno (putera Saudagar Ku Ching/Yhu Cing), yang berjasa dalam Pembangunan Masjid Agung Palembang, dimasa Sultan Mahmud Badaruddin (I) Jaya Wikrama
3. Baba Muhammad Najib (Demang Jaya Laksana) bin Baba Abdulkholik (Demang Wirolaksano) bin Demang Jayo Sepuh Wiraguno, dikenal sebagai pelopor Percetakan Al Qur’an Pertama di Nusantara bersama dengan Syeikh Muhammad Azhari
4. Baba Mas’ud bin Baba Muhammad Najib, adalah tokoh pejuang yang terlibat dalam menenggelamkan kapal pesiar Belanda di Muara Sungai Ogan Palembang.
5. Baba Haji Muhammad Amin Azhari (Kiai Cek Ming) bin Baba Azhari bin Baba Haji Balkiah bin Baba Muhammad Najib, merupakan ulama Palembang yang ahli dalam bidang ilmu falaq.
WaLlahu a’lamu bishshawab
Catatan Penambahan :
1. Nasab Pangeran (Prince) Chu Yu-Chien :
Prince Chu Yu-Chien (Zhu Yujian) <– Prince Zhu Qisheng <– Prince Zhu Shuohuang <– Prince Zhu Zhouyong <– Prince Zhu Yuwen <– Prince Zhu Miqian <– Prince Zhu Zhizhi <– Prince Zhu Qiongda <– Prince Zhu Jing <– Hongwu Emperor (Zhu Yuanzhang) see wikipedia.org

No comments: