Pintu Gerbang Dakwah Islam Pertama ke Eropa

Maroko punya peran penting dalam penyebaran agama Islam di wilayah Afrika Utara. Bahkan ia menjadi pintu gerbang masuknya Islam ke Spanyol, dan Eropa Pintu Gerbang Dakwah Islam Pertama ke Eropa
Universitas al-Qarawiyin merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam tertua di dunia yang didirikan pada 857
Islam masuk pada 680 M ketika Uqbah bin Nafi’ dari kekhalifahan Umayyah menjangkau utara Afrika. Kemudian dilanjutkan ketika Musa bin Nushair pada masa Al-Walid I bin Abdul Malik, khalifah keenam Dinasti Umayyah, menaklukan benteng-benteng di dekat Samudera Atlantik. Pada saat itu, pasukan Islam menyebut wilayah Maroko dengan nama Maghreb Al-Aqsa atau Far West.
Dari negeri yang berjuluk ‘Tanah Tuhan’ inilah panglima tentara Muslim, Tariq bin Ziyad menaklukan Andalusia dan mengibarkan bendera Islam di daratan Eropa tahun 710 M.
Setelah itu, Maroko menjadi bagian wilayah Islam yang penting sampai masa kekhalifahan Abbasiyah.
Namun pada abad ke-8, Maroko memisahkan diri dari Abbasiyah, dan mendirikan pemerintahan Islam Syiah di bawah pimpinan Bani Midrar (757) dan Bani Idrisiyah (788). Kemudian antara tahun 909-1171, Maroko dikuasai pemerintahan Fatimiyah yang juga Syiah, yang berpusat di Mesir.
Namun pada abad ke-11, bersamaan dengan melemahnya kekuasaan Fatimiyah di Maroko, muncullah kabilah Murabithun yang Sunni yang dikenal memiliki semangat jihad yang hebat.
Murabithun berasal dari kata ‘Rabath’ yaitu suatu kota dimana para keluarga Bani Murabithun belajar kepada Abdullah bin Yasin. Pemerintahan dinasti ini berhasil meraih puncak keemasannya pada masa pemerintahan Yusuf bin Tasyfin. Di masa ini dibangun ibukota Murabithun di Marrakesh. Dinasti ini juga berhasil menaklukkan Spanyol.
Setelah wafatnya Yusuf bin Tasyfin, Murabithun mengalami kemunduran dan akhirnya dikuasai al-Muwahhidun pada 1147, yang didirikan oleh Muhammad bin Tumart. Bani ini sangat menjunjung amar ma’ruf nahi munkar dan zuhud dalam kehidupan duniawi. Mereka meraih masa keemasannya ketika Yaqub bin Yusuf memerintah negeri ini antara tahun 1184-1198.
Memasuki awal abad ke-12, al-Muwahhidun mengalami kemunduran hingga akhirnya dikuasai Bani Mariniyah pada 1275. Bani ini mencapai masa kebesarannya ketika Yaqub bin Abdul Haq berkuasa.
Antara tahun 1470-1553, Maroko dikuasai Bani Watthas, yang berpusat di Fez sampai akhirnya dikuasai al-Asyraf al-Sa’diyah pada awal abad ke-16. Al-Asyraf adalah sebutan bagi keturunan Nabi SAW, melalui Hasan bin Ali dan merupakan salah satu kelompok yang berkuasa di Maroko.
Pemerintahan al-Asyraf al-Sa’diyah didirikan oleh Abu Abdullah Muhammad al-Qaim yang berjasa melawan orang-orang Nasrani. Pemimpin al-Asyraf al-Sa’diyah yang amat terkenal adalah Abu al-Abbas Ahmad al-Manshur (1578-1603), yang berjasa memperluas pemerintahan al-Asyraf al-Sa’diyah hingga Senegal.
Ketika pemerintahan al-Asyraf al-Sa’diyah runtuh, digantikan al-Asyraf al-Alawiyin yang didirikan oleh Muhammad bin Ali bin Yusuf al-Hasani al-Alawi yang menguasai Maghrib Jauh (Maghribil Aqsha’). Bani ini merupakan penguasa Maroko sejak 1631 hingga kini. Pemerintahan al-Asyraf al-Alawiyin mencapai puncak kejayaannya pada masa berkuasanya Isma’il bin Muhammad dengan kekuasaannya mencakup Maroko hingga Sudan dan Sungai Nil.
Kota Ilmu
Maroko dalam dunia Islam dikenal sebagai Madinatul Irfan (kota ilmu). Di negeri ini tradisi keilmuan Islam berkembang pesat dari dulu hingga kini. Di antara ulama yang lahir dari Maroko adalah Syaikh Muhammad al-Shonhaji (wafat 723 H/1323 M), penulis kitab Matn al-Ajurumiyah yang mengulas ilmu tata bahasa Arab yang digunakan oleh pesantren di negeri Islam.
Selain itu, juga terdapat penjelajah ulung dalam sejarah Islam, Ibnu Batutah, yang berhasil menjelajahi berbagai belahan dunia. Sedang dalam bidang tafsir muncul seorang ulama ahli tafsir yang masyhur dalam mazhab Maliki yakni Imam al-Qadhi Abu Bakar bin al-‘Arabi yang kondang disapa Ibnul ‘Arabi. Ulama satu ini merupakan ahli tafsir papan atas dengan karyanya yang berjudul Ahkam al-Qur’an yang menjadi rujukan penting dalam kajian Ulum al-Qur’an dan Fiqh. Selain sebagai ahli tafsir, Imam Ibnul ‘Arabi juga merupakan ahli Hadits, fiqh (hukum), tarikh (sejarah), nahwu (tata bahasa Arab), dan sebagainya.
Ada juga Imam al-Shalih Abu Zaid al-Makudy yang mengarang kitab al-Makudy, syarah (penjelasan) Khasiyah Ibnu Hamdan. Ia merupakan ulama pertama yang menuliskan syarah kitab Alfiyah Ibnu Malik.
Tradisi keilmuan di Maroko juga diakui dunia Islam. Banyak lembaga-lembaga keilmuan yang berdiri di wilayah ini. Di antaranya Universitas Malik Sa’di, Universitas al-Qarawiyin, Universitas Muhammad V, Dar al-Hadits al-Hassaniyah, dan Universitas Maulay Ismail Meknes.
Universitas Malik Sa’di terletak di Tetouan, tempat kelahiran penjelajah Muslim Ibnu Batutah, -sekitar 294 kilo meter dari Rabat, ibukota Maroko.
Universitas al-Qarawiyin merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam tertua di dunia yang didirikan pada 857. Universitas al-Qarawiyin memiliki empat kampus dan yang terbesar terletak di Fez, kota ilmiah Maroko.
Universitas Muhammad V juga termasuk universitas terkemuka di Maroko yang mencetak pemikir-pemikir Islam modern yang terletak di Rabat. Sementara, Dar al-Hadits al-Hassaniyah merupakan salah satu perguruan unggulan di Maroko yang terletak di Rabat dan berada di bawah kendali Kementerian Wakaf dan Urusan Islam Maroko.
Peninggalan lain yang tak kalah menariknya adalah Perpustakaan Nasional Kerajaan Maroko (Bibliotheque Nationale du Royal du Maroc) di Rabat dan Perpustakaan al-Qarawiyin di Fez.
Selain itu, juga banyak masjid dengan ornamen menawan yang dibangun dengan arsitektur yang indah. Masjid-masjid di Maroko umumnya lekat dengan ornamen tradisional khas Maroko.
Keindahan arsitektur Maroko juga menular hingga Spanyol sehingga kebesaran Islam yang ada di Spanyol sejatinya berasal dari Maroko.
Salah satu masjid yang terkenal yaitu Masjid Hassan II di Casablanca sebagai masjid terbesar di dunia yang terapung di atas Samudera Atlantik. Masjid ini menempati lahan seluas sembilan hektar yang menampung total 105.000 jamaah dengan 85.000 jamaah di bagian dalam dan 20.000 jamaah di bagian luar.
Selain itu, Maroko juga dijuluki dengan Negeri Seribu Benteng karena banyaknya benteng di negara ini dan biasanya terdapat ornamen khas Maroko dalam arsitektur benteng.
Itulah Maroko yang sampai sekarang masih diakui sebagai salah satu wilayah peninggalan Islam yang masih terpelihara.*/Bahrul Ulum

No comments: